Mengidentifikasikan Alternatif Kebijakan Perumusan Usulan Kebijakan

4. Proses Pengesahan Kebijakan

Proses pembuatan kebijaksanaan dapat dipandang atau dianalisa baik dari sudut proses perseorangan individual proses yaitu bila yang membuat sekaligus mengesahkan keputusan itu adalah diri orang itu sendiri , ataupun proses bersama collective process yang melibatkan berbagai macam pihak dari berbagai macam institusi dalam proses pembuatan keputusan dan pengesahannya. Proses pembuatan kebijakan peraturan bupati tidak dapat dipisahkan dengan proses pengesahan kebijaksanaan. Sebagaimana proses kolektif, pembuat kebijakan akan berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan mayoritas dalam forum pengesahan usulan kebijaksanaan peraturan bupati, sehingga pejabat atau badan pemberi pengesahan setuju bentuk mengadopsi usulan kebijakan tersebut menjadi suatu kebijakan yang sah. Proses pengsahan itu mungkin sekali akan terjadi dimana susulan kebijaksanaan itu ditolak, perlu direvisi atau dimodifikasi dan sebagainya, sehingga proses perumusan kembali terpaksa harus dilakukan. Dengan demikian proses pengesahan lancar atau tidaknya sangat ditentukan oleh proses-proses kebijaksanaan sebelumnya dan sekaligus tergantung pada kualitas pihak-pihak yang terlibat didalam proses kebijaksanaan tersebut. Proses pengesahan kebijakan tersebut itu adalah proses penyesuaian dan penerimaan secara bersama terhadap prinsip-prinsip yang diakui dan ukuran- ukuran yang diterima Irfan Islamy, 2001:100. Proses pengesahan kebijaksanaan merupakan tahapan bagian dari perumusan kebijaksanaan yang telah mendapatkan pengakuan dan penerimaan bersama atas dasar berbagai perimbangan dari para pembuat kebijaksanaan.

2. Model-Model Perumusan kebijakan

Menurut Thomas R Dye 1972:37-48 dalam Irfan Islamy Ada 4 Model Perumusan Kebijakan yang ditinjau dari sudut proses lebih bersifat deskriftif yaitu Sebagai Berikut : a. Model Institusional Model ini adalah merupakan model yang tradisional dalam proses pembuatan kebijaksanaan Negara. Fokus atau pusat perhatian model ini terletak pada struktur organisasi pemerintah. Hal ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan politik berpusat pada lembaga-lembaga pemerintah seperti misalnya lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif, pada pemerintahan pusat nasional, regional dan lokal. Sehubungan dengan itu maka kebijaksanaan Negara secara otoratif dirumuskan dan pada lembaga-lembaga pemerintah tersebut. Terdapat hubungan yang kuat sekali antara kebijaksanaan negara dan lembaga-lembaga pemerintah, hal ini disebabkan karena sesuatu kebijaksanaan negara kalau ia tidak dirumuskan, disyahkan dan dilaksanakan oleh pemerintahan. Menurut Thomas R. Dye, lembaga-lembaga pemerintah itu memberikan kebijaksanaan negara tiga ciri utama, yaitu : 1. Lembaga pemerintah itu memberikian pengesahan legitimasi terhadap kebijaksananaan negara tersebut dipandang sebagai kewajiban-kewajiban hukum yang harus ditaatidilaksanakan oleh semua warga negara.