3. Proses Akomodasi
Pada proses yang ketiga ini, tidak semua tuntutan bisa diakomodasi. Hanya beberapa aspirasi dan tuntutan dari kelompok tertentu yang bisa
terakomodasi didalamnya. Berdasarkan dari beberapa teori perumusan kebijakan diatas penelti hanya
memfokuskan pada teori proses perumusan kebijakan menurut Irfan Islamy karena teori proses kebijakan tersebut cukup relevan serta dapat disesuaikan
dengan kondisi dilapangan serta prosedur-prosedur didalam Proses Pembuatan Peraturan Bupati di Lampung Barat
Sedangkan teori-teori yang lain yang telah disebutkan diatas kurang relevan sehingga peneliti cukup sulit untuk bisa menyesuaikan dengan prosedur dan
kondisi dilapangan dalam Proses Pembuatan Peraturan Bupati. Proses Kebijakan Bupati Bupati Lampung Barat tentang Bantuan Dana
Penyelenggaraan Pendidikan yang dimasksud Teori Proses Perumusan Kebijakan menurut Irfan Islamy diatas yaitu :
1. Perumusan Masalah Kebijakan
Banyak orang menduga bahwa masalah-masalah kebijakan itu selalu ada dihadapan pembuat kebijakan atau sebagai sesuatu yang siap diberikan dari
sanalah seolah-olah proses analisa dan perumusan kebijakan itu dapat dimulai, tetapi sebenarnya kebanyakan para pembuat kebijakan harus mencari dan
menentukan identitas masalah kebijakan itu dengan susah payah, barulah kemudian ia dapat merumuskan masalah kebijakan dengan benar. Usaha untuk
mengerti dengan benar sifat dari masalah kebijakan itu sangat membantu didalam menentukan sifat proses perumusan kebijakan dengan susah payah,
barulah kemudian ia dapat merumuskan masalah kebijakan dengan benar. Usaha untuk mengerti dengan benar sifat dari masalah kebijakan itu sangat
membantu didalam menentukan sifat proses perumusan kebijakan. Kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh si pembuat kebijakan publik
dalam proses perumusan masalah kebijakan bupati yaitu merumuskan masalah-masalah yang akan diusulkan. menurut Islamy 1988:78 dengan
merumuskan masalah-masalah kebijakan publik berarti memberi arti atau menterjemahkan problema kebijakan secara benar.
Menurut Jone dalam Islamy 2001:78 mengartikan masalah sebagai kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan-ketidakpuasan manusia yang harus
dipecahkan walaupun didalam kehidupan manusia yang harus dipecahkan walaupun didalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam masalah,
tetapi setiap masalah tidak selalu dianggap problem umum atau problema publik.
Pengertian problema umum adalah kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan- ketidakpuasan yang tidak dapat dipenuhi atau diatasi secara pribadi atau
masalah-masalah yang mempunyai akibat yang luas, termasuk mengenai orang-orang yang tidak langsung terlibat.
Untuk itu perlu juga dilihat sejauh mana tingkat kesadaran, tingkat kepekaan masyarakat melihat problemanya sendiri dan sejauh mana tingkat kesadaran,
tingkat kepekaan dan tingkat kemampuan si pembuat kebijaksanaan dalam