Tinjauan tentang kebijakan TINJAUAN PUSTAKA

Perturan daerah dan keputusan kepala daerah yang bersifat mengatur, baru mempunyai kekuatan hukum atau mengikat setelah diundangkan dengan menetapkan dalam lembaran daerah. Didalam pembuatan produk hukum daerah merupakan rangkaian kegiatan dalam penyusunan produk hukum daerah yang dikeluarkan oleh kepala daerah dalam rangka pengaturan penyelengaraan pemerintah daerah melalui program legislasi daerah prolegda yang dibentuk dengan instrument perencanaan yang disusun secara terencana, terpadu dan sistematis. Kegiatan dalam Proses Penyususnan Prosuk Hukjum Daerah yang dilakukan beberapa tahapan proses dalam penyusunan prosedur produk hukum peraturan kepala daerah mengenai hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah yang terdiri dari pasal 1 sampai pasal 25 adalah sebagai berikut : Pada proses penyusunan produk hukum daerah disusun melalui 2 tahapan prosedur yang dilakukan berdasarkan program legislasi daerah prolegda yaitu :

c. Produk Hukum Daerah yang Bersifat Pengaturan

a. Rancangan produk hukum disusun oleh pimpinan satuan kerja perangkat daerah serta dalam penyusunannya dapat didelegasikan dengan biro hukum atau bagian hukum, dalam penyusunanya dibentuk tim antar satuan kerja perangkat daerah yang diketuai oleh pimpinan satuan kerja perangkat daerah pemkarsa atau pejabat yang ditunjuk oleh kepala daerah dan kepala biro hukum atau kepala bagian hukum yang berkedudukan sebagai sekretaris. b. Rancangan produk hukum daerah dilakukan pembahasan atau pengkajian secara mendalam dengan biro hukum atau bagian hukum dan satuan kerja perangkat daerah yang terkait, didalam pemabahasan ini membahas tentang permasalahan yang bersifat prinsip mengenai objek, yang diatur, jangkauan, dan arah pengaturan. c. Perkembangan rancangan produk hukum di laporkan oleh ketua tim antar satuan kerja perangkat daerah kepada sekretaris daerah untuk memperoleh arahan. d. Rancangan produk hukum yang telah dibahas tersebut harus mendapatkan paraf koordinasi kepala biro hukum dan kepala bagian hukum dan pimpinan satuan kerja perangkat daerah yang terkait. e. Pimpinan satuan kerja perangkat daearah mengajukan rancangan produk hukum yang telah mendapatkan paraf koordinasi dan nota dinas ke Bupati melalui sekeratris daerah. f. Sebelum Rancangan produk hukum diajukan ke kapala daerah yang dimaksud dengan point e, sekretaris daerah dapat melakukan perubahan atau penyempurnaan terhadap rancangan produk hukum daerah, jika terdapat perubahan rancangan tersebut dikembalikan kepada pimpinan satuan kerja perangkat daerah untuk diparaf koordinasi.