Perumusan Alternatif Kebijakan Deskripsi Informan
2. Penilaian terhadap usulan kebijakan Departemen Agama kepada eksekutif
yaitu : Keunggulan dari usulan DPRD tersebut adalah dengan cara melihat
keberadaan dan kondisi siswa, sekolah di lampung barat, mekanisme serta alokasi dana kegiatan untuk sekolah Tingkat SMA Swasta dan Madrasah
Aliyah yang disesuaikan anggaran daerah dan harus dimasukkan anggaran Belanja Hibah Penyelenggaraan Pendidikan di BDPP, sedangkan
Kelemahan adalah dari usulan alternatif tersebut merupakan pendidikan swasta yang mana dinaungi oleh Departemen Agama. Bukan Departemen
Pendidikan Nasional.
Berdasarkan uraian diatas bahwa dapat interperestasikan bahwa penilaian
alternatif rancangan kebijakan tersebut melihat dari segi APBD terhadap dan dari situasi dan kondisi pendidikan yang ada di Lampung Barat, Berdasarkan
yang dikemukan oleh Irfan Islamy 2001:1 yang menyatakan b ahwa “menilai
altenatif merupakan kegiatan pemberian bobot pada setiap alternatif sehingga nampak jelas bahwa setiap alternatif mempunyai nilai bobot kebaikan dan
kekurangan masing- masing.” Mengingat kedua alternatif yang diajukan oleh
Departemen Agama dan DPRD yang ditawarkan kepada Eksekutif maka pada tahap proses pemberian penilaian telah dilakukan.
4. Memilih Alternatif Kebijakan
Kegiatan memilih alternatif kebijakan yang memuaskan bukanlah semata-
mata bersifat rasional tetapi Juga bersifat emoasional. Ini mempunyai arti
bahwa para pembuat kebijakan menilai alternatif-alternatif kebijaksanaan sebatas kemampuan rasionya dengan mengantisipasikan dampak negatif dan
positifnya dan ia membuat pilihan alternatif tersebut bukan hanya untuk kepentingan dirinya saja tetapi untuk kepentingan pihak-pihak yang akan
memperoleh pengaruh, akibat konsekuensi dari pilihannya itu. Dengan kata lain proses pemilhan alternatif itu bersifat objektif dan subjektif.
Berdasarkan Wawancara dengan Kabag Sosbud Bappeda bapak Ir kholiq
menyebutkan bahwa : ”Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang berasal dari usulan eksekutif,
karena pada waktu merumuskan dari DPRD dan Departemen Agama hanya memberikan saran dan usulan saja, pada waktu itu juga eksekutif juga
melakukan shering power dengan sekda, asisten 1, dan satuan kerja dari dinas pendidikan, Dinas PPKAD, dan Dinas BAPPEDA Kabupaten
Lampung Barat”. Berdasarkan Rapat pembahasan tentang Bantuan Dana Penyelenggaraan
Pendidikan tahun 2009 Pada Tanggal 11 Februari 2009 di Ruang Bappeda yang dihadiri oleh Satuan Kerja Bappeda dan Dinas Pendidikan Kabupaten
Lampung Barat.
Adapun hasil kesimpulan Alternatif yang dipilih ádalah sebagai Berikut : 1.
Perumusanformulasi untuk BDPP tahun 2009 mengalami perubahan dari tahun sebelumnya karena tahun 2009 ini akan dilaksanakan Rintisan
sekolah Gratis untuk SMA dan SMK Negeri di Kabupaten Lampung Barat.
a. Alokasi BDPP bagi satuan penddidkan TKRA Negeri swasta, SDMI
NegeriSwasta, dan SMPMTs NegeriSwasta dengan menggunakan varibel sebagai berikut :
Tabel 6. Tentang
Alokasi BDPP
TKRA Negeri
Swasta, SDMI
NegeriSwasta, dan SMPMTs NegeriSwasta.
Persentase Variabel Biaya Tidak Tatap
No Jenjang Pendidikan
Bia ya
Te tap
Jml Siswa
Jml Ruang
Kelas Jml
KLS Jml
Guru TU
RSSN ,SSN,
SBI Seko
lah Dae
arh Ter
pencil Total
1. TKRA N S
30 30
10 10
17,5 -
2,5 100
2. SD MI NS
20 30
10 10
25 2,5
2,5 100
3. SMPMTs Negeri
25 30
7,5 10,5
25 10
2.5 100
4. SMPMTs Swasta
25 30
7,5 12,5
25 -
2 100
5. SMP TerbukaSatu Atap
40 49
- -
11 -
- 100
Sumber : Hasil dokumentasi dari BAPPEDA Kabupaten Lampung barat b.
Alokasi BDPP bagi satuan Pendidikan SMA SMK Swasta dan MA NegeriSwasta dengan menggunakan variabel berikut
Tabel 7. Tentang Alokasi BDPP SMA SMK Swasta dan MA NegeriSwasta.
Persentase Variabel Biaya Tidak Tatap
No Jenjang
Pendidikan Biaya
Tetap JML
siswa Jml
Ruang KLS
Jml KLS
Jml Tena
ga Pen didik
Seko lah
Dae rah Te
pencil Juru
san Kom
Peten si
To tal
1. SMA
Swasta dan MA NS
30 30
10 10
17,5 2.5
- -
100 2.
SMK Swasta 30
25 10
10 5
- 10
10 100
Sumber : Hasil dokumentasi dari BAPPEDA Kabupaten Lampung barat