g. Produk hukum daerah yang berupa racangan peraturan Bupati yang diprakarsai oleh Bupati disampaikan kepada DPRD untuk dilakukan
pembahasan h. Dalam rangka pembahasan peraturan Bupati dibentuk tim asistensi yang
diketuai oleh sekretaris daerah atau yang ditunjuk oleh Bupati. i. Pembahasan
rancangan peraturan
bupati atas
inisiatif DPRD
dikoordinasikan oleh sekretaris Daerah atau Pimpinan Satuan Kerja Perangkat daearh sesuai dengan tugas dan Fungsinya.
j. Pembahasan rancangan
peraturan Bupati,
baik atas
inisiatif pemerintah maupun atas inisiatif DPRD, dibentuk asistensi dengan
sekretariat berada pada biro hukum atau bagian hukum.
d. Produk Hukum Bersifat Penetapan
a. Pimpinan kerja perangkat daerah penyusunan produk hukum daerah yang bersifat penetapan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,
kemudian produk hukum daerah diajukan kepada sekertaris daerah setelah mendapat paraf koordinasi dari kepala Biro Hukum atau Kepala Bagian
Hukum. b. Produk hukum daerah tersebut diajukan kepada kepala daerah untuk
ditanda tangani Bupati.dan penandatanganan produk hukum daerah yang bersifat penetapan dapat didelegasikan kepada sekretaris daerah.
Berdasarkan Produk Hukum diatas proses pembuatan Peraturan Bupati Lampung Barat tentang Bantuan Dana Penyelenggaraan Pendidikan yaitu
menggunakan prosedur penyusunan produk hukum yang bersifat penetapan karena produk hukum tesrsebut dikeluarkan oleh Bupatti Lampung BArat
2.
Model Implementasi Kebijakan
a.
Model Implementasi Kebijakan Menurut Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn.
Dua Ahli yang bernama Brian W. Hoogwood dan Lewis A Gunn 1978:136 ini oleh para ahli ilmu politik di kelompokkan sxebagai pencetus toeri yang
menggunakan pendekatan The top Down Approach. Menurut kedua ahli ini, untuk mendapatkan implementasi suatu kebijakan secara sempurna perfect
implemtation, maka dibutuhkan banyak syarat. Syarat-syarat tersebut adalah :
1. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi pelaksana tidak
akan menimbulkan gangguankendala yang serius. 2.
Untuk pelaksanaan suatu program, harus tersedia waktu dan sumber- sumber yang cukup memadai.
3. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan harus benar-benar ada atau
tersedia. 4.
Kebijakan yang akan dimplementasikan didasari oleh sutu hubungna kausalitas yang handal.
5. Hubungan Kausalitas tersebut hendaknya bersifat langsung dan hanya
sedikit mata rantai penghubungnya. 6.
Hubungan saling ketergantungan harus kecil.