1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dan penjelasan di atas yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap
prestasi kerja perawat RSU Bunda Thamrin? 2.
Apakah penghargaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja perawat RSU Bunda Thamrin?
3. Apakah aktualisasi diri dan penghargaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi kerja perawat RSU Bunda Thamrin Medan?
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan terhadap prestasi kerja perawat RSU
Bunda Thamrin Medan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan tentang pengaruh kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan terhadap prestasi kerja perawat.
2. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pembanding antara teori yang di dapat di bangku kuliah dan fakta di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Penulis Selanjutnya
Sebagai bahan informasi tentang pengaruh kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan terhadap prestasi kerja perawat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Aktualisasi Diri 2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri
Menurut Goldstein dalam Suryabrata 2006:326. Aktualisasi diri adalah motif pokok yang mendorong tingkah laku individu organisme. Adanya dorongan-
dorongan yang berbeda misalkan dorongan untuk makan, seksual, ingin tahu, ingin memiliki, sebenarnya hanyalah manifestasi satu tujuan hidup pokok. Yaitu aktualisasi
diri. Apabila seseorang lapar, dia akan mengaktualisasikan dirinya dengan makan, apabila dia ingin pintar, dia mengaktualisasi dengan belajar, dan sebagainya.
Pemuasan kebutuhan-kebutuhan khusus tertentu itu memang merupakan syarat bagi realisasi diri seluruh organisme. Jadi, aktualisasi diri adalah kecenderungan kreatif
manusia. Menurut Sunyoto 2012:13 aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling
tinggi dari Maslow. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Menurut Sutrisno 2011:125 kebutuhan
aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhinya biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain melainkan karena
kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi seseorang ingin memperlihatkan kemampuannya secara optimal di tempat masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Maslow dalam Mangkunegara 2006:77 melukiskan kebutuhan ini sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sendiri sepenuh kemampuannya sendiri,
menjadi apa saja menurut kemampuannya”. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat, potensi, serta
penggunaan semua kualitas dan kapasitas secara penuh. Karena aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling tinggi, maka ia menjadi kebutuhan yang paling rendah
prioritasnya. Orang harus memenuhi keempat kebutuhan dibawahnya untuk merasa butuh akan aktualisasi diri.
Aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila ingin mencapai kesuksesan. Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia
terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai atau
ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan
akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya. Arianto, 2009:66.
Jadi aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk mengungkapkan diri yaitu merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini
akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan dengan baik. Kebutuhan aktualisasi ditandai sebagai hasrat individu untuk menjadi
Universitas Sumatera Utara
orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi
yang dimilikinya. Menurut Hasibuan 2007:156 pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan
pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan latihan. Pendidikan aktualisasi diri berbeda dengan pendidikan lainnya, karena dua hal yakni:
1. Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar namun pemenuhannya
berdasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri. 2.
Aktualisasi diri berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung terus terutama sejalan dengan meningkatkan
jenjang karier seorang individu.
2.1.2 Karakteristik Orang Yang Mengaktualisasikan dirinya
Menurut Maslow dalam Jess dan Gregory 2010:345, ada beberapa karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri. Karakteristik
tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Mampu melihat realitas secara lebuh efisien 2.
Penerimaan akan diri, oran lain dan hal almiah 3.
Spontanitas, kesederhanaan dan kealamian 4.
Berpusat pada masalah 5.
Kebutuhan akan privasi 6.
Kemandirian 7.
Penghargaan yang selalu baru
Universitas Sumatera Utara
8. Pengalaman puncak
9. Ketertarikan sosial
10. Hubungan interpersonal yang kuat
11. Struktur karakter yang demokratis
12. Diskriminasi antara cara dan tujuan
13. Rasa jenaka atau humor yang filosofis
14. Kreatifitas
15. Tidak mengikuti apa yang tidak diharuskan oleh kultur
2.1.3 Kebutuhan Akan Beraktualisasi Diri
Aktualisasi diri tokoh utama dalam psikologi terlihat di bagian aktualisasi diri pada tingkat dalam hirarki Abraham Maslow Poduska, 2008:177. Tingkat yang
paling rendah adalah mengenai kebutuhan-kebutuhan jasmani; tingkat kedua, kebutuhan rasa aman; tingkat ketiga, kebutuhan cinta dan rasa memiliki; tingkat
keempat, kebutuhan harga diri; tingkat kelima dengan beraktualisasi diri.: 1.
Kebutuhan Jasmani atau Fisiologis Untuk mencapai tingkat kebutuhan jasmani secara memadai, tingkat-tingkat
daerah biologis dan psikologis harus terpuaskan. Pemuasan segi-segi biologis dari tingkat ini saja tidaklah cukup. Beberapa daerah kebutuhan jasmani manusia
adalah: lapar, haus, latihan atau gerak jasmani, seks, dan ransangan sensoris Poduska, 2008:178.
Universitas Sumatera Utara
2. Kebutuhan Rasa Aman
Hal objektif yang utama untuk pencukupan kebutuhan rasa aman adalah dengan mengetahui rasa takut. Apakah ketakutan itu berdasarkan realitas atau imajinasi
saja Poduska:2008:182. Kebutuhan keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam bentuk menangis dan berteriak ketakutan karena perlakuan yang kasar atau karena
perlakuan yang dirasa sebagai sumber bahaya. Manusia akan merasa lebih aman berada dalm suasana semacam itu mengurangi kemungkinan adanya perubahan,
dadakan, kekacauan yang tiak terbayangkan sebelumnya Alwisol, 2004:258. 3.
Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki Ada dua jenis cinta dewasa yakni deficiency atau D–love; orang yang mencintai
sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya hubungan pacaran, hidup
bersama atau perkawinan yang membuat seseorang terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, lebih
memperoleh adari pada memberi. B-love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu.
Cinta yang berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan tertuma bertujuan memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka
kesempatan orang itu untuk berkembang Alwisol, 2004:259. 4.
Kebutuhan Harga Diri Menurut Poduska 2008: 201, ada dua jenis harga diri, yakni sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a Menghargai diri sendiri self respect: orang membutuhkan pengetahuan
tentang dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan tantangan hidup.
b Mendapat penghargaan dari orang lain respect from others: orang
membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik orang lain.
Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaaan dan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting di lingkungan
keberadaannya. Sebaliknya, frustasi karena kebutuhan harga diri tak terpuaskan akan menimbulkan perasaan dan sikap inferior, canggung, lemah, pasif,
tergantung, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah iri dalam bergaul.
5. Kebutuhan Beraktualisasi Diri
Kebutuhan akan beraktualisasi diri adalah kebutuhan manusia yang paling tinggi. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan dibawahnya telah
terpuaskan dengan baik. Maslow dalam Poduska 2008:125, menandai kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai
dengan keinginan dan potensi-potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang
dimilikinya. Contoh dari aktualisasi diri ini adalah seseorang yang berbakat musik menciptakan komposisi musik, seseorang yang memiliki potensi intelektual
menjadi ilmuwan, dan seterusnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Langkah-Langkah Mengaktualisasikan Diri
Menurut Asmadi 2008:123 Ada beberapa langkah sederhana untuk mengaktualisasikan diri dalam mencapai sukses, yaitu:
1. Kenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri
Jangan pernah menyembunyikan bakat anda karena bakat diciptakan untuk digunakan. Oleh karena itu anda harus dan wajib mengenali bakat dan potensi unik
yang ada dalam diri anda. Ia adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai. Yakinilah masing-masing kita terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Tugas
kitalah untuk memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah yang kita miliki.
2. Asah kemampuan unik anda setiap hari
Orang sukses adalah orang yang senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan 6 milyar orang lainnya. Tidak
perlu malu, kemampuan sekecil apapun yang anda miliki sekarang adalah modal untuk menciptakan kesuksesan di masa depan.
3. Buat diri anda berbeda dan jadilah “One in a million kind of person”
Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan hidup. Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Maka buatlah diri
berharga dengan menjadi yang berbeda dan bukan asal beda, tetapi harus unik. Berikanlah perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup anda merupakan berkah
dan anugerah bagi orang lain.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penghargaan
2.2.1 Pengertian Penghargaan
Usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan tuntutan jabatan diperlukan suatu pembinaan yang berkesinambungan, yaitu suatu
usaha kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan, dan pemeliharaan tenaga kerja agar mampu melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien. Sebagai langkah
nyata dalam hasil pembinaan maka diadakan pemberian penghargaan karyawan yang telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Pemberian penghargaan tersebut
merupakan upaya perusahaan dalam memberikan balas jasa atas hasil kerja pegawai, sehingga dapat mendorong bekerja lebih giat dan berpotensi.
Perusahaan memberikan penghargaan pada saat hasil kerja seorang karyawan telah memenuhi atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Ada juga perusahaan yang memberikan penghargaan kepada karyawan karena masa kerja dan pengabdiannya dapat dijadikan teladan bagi karyawan lainnya. Pemberian
penghargaan karena masa kerja bertujuan untuk memotivasi gairah dan loyalitas terhadap perusahaan.
Penghargaan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang diberikan
kepada perusahan Hasibuan, 2007:130. Menurut Simamora 2004:514, Penghargaan adalah insentif yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk dapat
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang kompetitif. Penghargaan adalah reward dalam bentuk uang yang diberikan kepada
mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan Mahmudi, 2005:89.
Berdasarkan dari beberapa pengertian penghargaan diatas disimpulkan bahwa suatu penghargaan adalah imbalan yang diberikan dalam bentuk material dan non
material yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada karyawannya agar mereka dapat bekerja dengan motivasi tinggi dan berpretasi dalam mencaapai tujuan-tujuan
perusahaan, dengan kata lain pemberian penghargaan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan mempertahankan karyawan yang berprestasi agar
tetap berada dalam perusahaan. Pemberian sistem penghargaan dimaksudkan sebagai dorongan agar karyawan mau bekerja dengan lebih baik dan membangkitkan
motivasi sehingga dapat mendorong kinerja karyawan menjadi lebih baik.
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghargaan
Konsep pemberian penghargaan yang layak serta adil bagi karyawan perusahaan, akan dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan serta dapat
menimbulkan motivasi kerja yang tinggi bagi karyawan. Menurut Hasibuan 2007:132 Pertimbangan pemberian penghargaan kepada karyawan sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor pada organisasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya penghargaan, antara lain sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja
Jika pencari kerja penawaran lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan permintaan maka penghargaan relatif sedikit. Sebaliknya jika pencari kerja lebih
sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka penghargaan relatif semakin banyak. 2.
Kemampuan dan kesediaan organisasi Apabila kemampuan dan kesediaan organisasi untuk membayar semakin baik,
maka tingkat penghargaan akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan kesedian organisasi untuk membayar kurang maka tingkat
penghargaan relatif kecil. 3.
Organisasi karyawan Apabila organisasi karyawan kuat dan berpengaruh maka tingkat penghargaan
semakin besar. Sebaliknya jika organisasi karyawan tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat penghargaan relatif kecil.
4.
Produktivitas kerja karyawan Jika produktivitas kerja karyawaan baik dan banyak maka penghargaan akan semakin
besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta sedikit maka penghargaannya kecil.
5.
Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppres Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya penghargaan
minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya organisasi tidak sewenang- wenang menetapkan besarnya penghargaan bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban
melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang.
Universitas Sumatera Utara
6.
Biaya hidup Apabila biaya hidup didaerah itu tinggi maka tingkat penghargaan semakin besar.
Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah maka tingkat penghargaan relatif kecil.
7.
Posisi jabatan karyawan Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima gajipenghargaan
lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan lebih rendah akan memperoleh gajipenghargaan yang kecil.
8.
Pendidikan dan pengalaman kerja Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka penghargaan akan
semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik.
9.
Kondisi perekonomian nasional Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju maka tingkat penghargaan akan
semakin meningkat, karena akan mendekati kondisi full employment
10. Jenis dan sifat pekerjaan
Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko yang besar maka tingkat penghargaan akan meningkat karena membutuhkan kecakapan serta
ketelitian untuk mengerjakannya.
2.2.3 Alternatif Norma Pemberian Penghargaan
Menurut Mahsun 2006:114, terdapat empat alternatif norma pemberian penghargaan agar dapat digunakan untuk memicu kinerja dan produktivitas pegawai,
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kesesuaian tujuan goal congruense
Setiap organisasi publik pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sedangkan setiap individu dalam organisasi mempunyai tujuan individual yang sering tidak
selaras dengan tujuan organisasi. Penghargaan harus diciptakan sebagai jalan tengah agar tujuan organisasi dapat di capai tanpa mengorbankan tujuan individual
dan sebaliknya tujuan individual dapat tercapai tanpa harus mengorbankan tujuan organisasi.
2. Keadilan equity
Penghargaan harus dialokasikan secara proporsional dengan mempertimbangkan besarnya kontribusi setiap individu atau kelompok. Karyawan yang memberi
kontribusi tinggi maka penghargaannya juga akan tinggi, sebaliknya siapa yang memberi kontribusi rendah maka penghargaannya juga akan rendah.
3. Kemerataan equality
Penghargaan juga harus didistribusikan secara merata bagi semua pihak individukelompok yang telah menyumbangkan sumber dayanya untuk
tercapainya produktivitas 4.
Kebutuhan Alokasi penghargaan kepada pegawai seharusnya mempertimbangkan tingkat
kebutuhan utama dari pegawai. Penghargaan yang berwujud finansial tidak selalu sesuai dengan kebutuhan utama pegawai.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Tujuan Penghargaan
Menurut Hasibuan 2007:133, tujuan pemberian penghargaan antara lain adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi,
stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah: 1.
Ikatan Kerja Sama Dengan pemberian penghargaan terjalinlah ikatan kerja sama formal antara
manajer dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugas dengan baik, sedangkan manajer wajib membayar penghargaan sesuai dengan perjanjian yang
disepakati 2.
Kepuasan Kerja Dengan penghargaan, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
3. Pengadaan Efektif
Jika program penghargaan ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4. Motivasi
Jika penghargaan yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya.
5.
Stabilitas Karyawan Dengan program atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang
kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif kecil.
Universitas Sumatera Utara
6.
Disiplin Dengan pemberian penghargaan yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin
baik. Mereka akan menyadari serta menaati peraturan-peraturan yang berlaku.
7.
Pengaruh Serikat Buruh Dengan program penghargaan yang baik pengarh serikat buruh dapat diindarkan dan
karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8.
Pengaruh Pemerintah Jika program penghargaan sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku
maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
2.3
Prestasi Kerja 2.3.1 Pengertian Prestasi Kerja
Kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung salah satu diantaranya pada prestasi kerja karyawannya dalam melaksanakan pekerjaan. Karena karyawan
merupakan unsur perusahaan terpenting yang harus mendapat perhatian. Pencapaian tujuan perusahaan menjadi kurang efektif apabila banyak karyawan yang tidak
berprestasi dan hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi perusahaan. Menurut Mangkunegara 2006:33 prestasi kerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Prestasi kerja adalah
hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta persepsi terhadap perannya terhadap pekerjaan itu Sutrisno, 2011:149.
Universitas Sumatera Utara
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, kesungguhan serta waktu Hasibuan, 2008:94. Menurut Rivai 2005:94, prestasi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak
melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. Dari beberapa pengertian-prestasi kerja di atas pada hakikatnya prestasi kerja
merupakan sesuatu yang dicapai oleh seseorang atau kelompok kerja dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang
ditetapkan untuk pekerjaan itu. Tinggi rendahnya prestasi kerja seseorang karyawan tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi diperoleh melalui proses yang panjang, yaitu
dengan adanya proses penilaian prestasi kerja.
2.3.2 Metode Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Handoko 2004:142 metode dalam penilaian prestasi kerja karyawan, yaitu:
a. Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu
1. Rating Scale
Pada metode ini evaluasi dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Evaluasi hanya
didasarkan pada pendapat penilai, yang membandingkan hasil pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
karyawan dengan faktor-faktor kriteria yang dianggap penting bagi pelaksanaan pekerjaan tersebut.
2. Checklist
Metode penilaian ini dimaksudkan untuk mengukur beberapa penilai. Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi
kerja dan karakteristik-karakteristik karyawan. Metode ini dapat memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi item-
item yang memadai. 3.
Metode Peristiwa Kritis Merupakan metode penilaian yang berdasarkan pada catatan-catatan penilaian
yang menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja.
4. Peninjauan Lapangan
Agar tercapai penilaian yang lebih terstandarisasi, banyak perusahaan menggunakan metode peninjauan lapangan. Dengan metode ini wakil ahli
departemen personalia turun ke lapangan dan membantu para penyelia dalam penilaian mereka.
5. Tes dan Observasi Prestasi Kerja
Bila jumlah pekerja terbatas penilaian prestasi kerja bisa dilakukan pada tes pengetahuan dan ketrampilan.
Universitas Sumatera Utara
6. Metode Evaluasi Kelompok
Metode penilaian kelompok berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasi karena dapat
menghasilkan ranking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek. b.
Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan 1.
Penilaian Diri Teknik evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan
pengembangan diri. 2.
Penilaian Psikologis Penilaian ini terdiri dari wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi dengan
atasan langsung. Penilaian ini dilakukan oleh para psikolog untuk menilai potensi karyawan di waktu yang akan dating. Evaluasi terhadap intelektual, emosi,
motivasi karyawan dan karakteristik lainnya diharapkan bisa membantu untuk memperkirakan prestasi kerja diwaktu yang akan datang.
3. Pendekatan Management By Objectives MBO
Inti pendekatan MBO adalah setiap karyawan dan penyelia secara bersama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja diwaktu yang
akan datang.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Byar dan Rue dalam Sutrisno 2011:151 mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor Individu
a. Usaha effort yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang
digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas. b.
Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas.
c. Roletask perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh
individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. 2.
Faktor lingkungan a.
Kondisi fisik b.
Peralatan c.
Waktu d.
Material e.
Pendidikan f.
Supervisi g.
Desain Organisasi h.
Pelatihan i.
Keberuntungan Sedangkan Mangkunegara 2006:33 mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi, yaitu: 1.
Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi
IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya pegawai yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
IQ diatas rata-rata: 110-120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu pegawai perlu ditempatkan pada perkerjaan yang sesuai dengan keahlian.
2. Faktor Motivasi
Motivasi berbentuk dari sikap atitude seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk
mencapai tujuan organisasi tujuan kerja.
2.3.4 Indikator-indikator Prestasi Kerja
Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan. Nasution 2004:99 menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam prestasi kerja
antara lain : 1.
Kualitas kerja Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian kerja,
dan kerapihan kerja. 2.
Kuantitas kerja Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.
3. Disiplin kerja
Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi peraturan perusahaan, dan ketaatan waktu kehadiran.
Universitas Sumatera Utara
4. Inisiatif
Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja atas dorongan dari
atasan. 5.
Kerjasama Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri serta
kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam batas kewenangannya.
2.4 Penelitian Terdahulu
PenulisTahun Judul Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
Jumeldi 2011
Pengaruh Penghargaan
Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Pada PT. Pertamina Ep
Region Sumatera Field Rantau
Kuala Simpang Aceh Tamiang
o Penghargaan
o Prestasi
Kerja Uji t variabel bebas yaitu
penghargaan memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap variabel terikat Prestasi Kerja.
Melalui pengujian koefisien korelasi R diperoleh bahwa
tingkat korelasi atau hubungan antara Penghargaan
terhadap Prestasi Kerja karyawan pada PT Pertamina
EP Region sumatera field rantau kuala simpang Aceh
Tamiang merupakan hubungan yang erat
Adhani 2013
Kebutuhan Aktualisasi Diri
dan Beban Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Karyawan o
Kebutuhan Aktualisasi
Diri o
Beban Kerja o
Prestasi Kerja
Adanya pengaruh yang signifikan antara aktualisasi
diri X
1
terhadap prestasi kerja Y dan tidak adanya
pengaruh yang signifikan anta ra beban kerja
X
2
terhadap prestasi kerja Y serta tidak ada pengaruh
Universitas Sumatera Utara
yang signifikan antaraa ktualisasi diri X
1
dan beban kerja X
2
secara bersama- sama terhadap prestasi kerja
Y Mercy 2012 Pengaruh
Kebutuhan Aktualisasi Dan
Penghargaan Terhadap Prestasi
Kerja Karyawan Pada PT.
PELINDO IV Makassar
o Kebutuhan
Aktualisasi o
Penghargaan o
Prestasi Kerja
Secara simultan terdapat hubungan yang positif dan
signifikan variabel aktualisasi diri dan
penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan pada
PT. Pelindo IV Makassar dan diketahui bahwa penghargaan
merupakan faktor yang paling signifikan memengaruhi
prestasi kerja karyawan pada PT. Pelindo IV Makassar.
Tarmizi 2011
Pengaruh Aktualisasi Diri
Terhadap Motivasi Berprestasi
karyawan PT. Wira Karya Sakti
Jambi.
o Pengaruh
Aktualisasi Diri
o Motivasi
Berprestasi Ada pengaruh aktualisasi diri
terhadap motivasi berprestasi karyawan PT. WKS yang
diajukan diterima pada taraf signifikan 5. Sehingga
dapat diartikan bahwa aktualisasi diri mempunyai
pengaruh terhadap motivasi berprestasi karyawan PT.
WKS dalam hal ini pegawainya
Silaban 2008
Pengaruh Penghargaan
Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang
Sidikalang
. o
Penghargaan o
Prestasi Kerja
Penghargaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 72,8.
Artinya bahwa Prestasi Kerja Karyawan dipengaruhi oleh
penghargaan sebesar 72,8. Sedangkan sisanya sebesar
27,2 dipengaruhi oleh faktor lain.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konseptual