Keberadaan Guru KEBERADAAN GURU DAN SANTRISISWA MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PESANTREN TARBIYATUS SHIBYAN

a. Di bawah kepemimpinannya yang karismatik ustad Kholili terlihat dari tipe kepemimpinan beliau yaitu beliau tidak mudah terpesona oleh keindahan dan kenikmatan dunia dan ini dapat diketahui dari kehidupan beliau yang senantiasa melengkapi kebutuhan dirinya dan keluarganya secara wajar atau tidak berlebih-lebihan, selalu berusaha agar waktu yang sangat singkat ini tidak ada yang terlewatkan tanpa mendatangkan manfaat duniawi dan ukhrawi, hal tersebut dilakukan seperti membaca al- Qur’an, menambah ilmu dan wawasan dengan mengajarkan kepada anak- anak santri dan jamaa’ah majlis ta’lim yang dibinanya, serta menjalankan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan rumah tangga, Mengabdi kepada masyarakat dengan sikap lembut dan tawadhu’, dalam hal ini beliau lakukan pada siapapun baik itu orang dewasa, anak muda dan masyarakat luas pada umumnya. Hal itu dilakukan karena beliau menganggap dirinya sama dengan manusia lainnya, dan Menjauhkan diri dari rezeki yang rendah, hal ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari perkara-perkara subhat yang dapat mengurangi nilai kesucian dan ketaqwaan nya kepada Allah SWT dan sekaligus mengajarkan sikap kepada santrinya agar tidak gampang mengambil hak yang bukan menjadi miliknya. 2. Kepemimpinan Demokratis Dibawah ini tipe kepemimpinan demokratis yang diterapkan oleh ustad Kholili dalam mengembangkan Pesantren Tarbiyatus Shibyan diantaranya: Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan bersama, Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahannya, Menghukum bawahan yang membuat kesalahan, dan Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan. 3 Maka dapat dianalisis dari data diatas bahwa ustad Kholili menerapkan kepemimpinan demokratis dilakukan dengan cara: 1 Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan bersama hal ini dilakukan: a. Ketika mengajar, ia selalu menunjukan wajah yang cerah kepada siswa- siswanya sambil mengucapkan salam, hal ini dilakukan karena menunjukan wajah yang ceria dan mengucapkan salam ketika berhadapan dengan seseorang atau pada santrinya ini mempunyai nilai Islami dan akan menjadikan orang lain segan. b. Setelah selesai mengajar dan sebelum berpisah dengan para santrinya ia selalu menganjurkan membaca surah al-Ashr, hal ini dilakukan untuk pendidikan yang dibina di pesantren Tarbiyatus Shibyan agar selalu mendapatkan cucuran rahmat dari Allah, dan tetap eksis sampai yaumil qiyamah. c. Menganjurkan kepada santrinya dan dewan guru yang mengajar untuk melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah, hal ini dilakukan agar sikap persatuan dan kesatuan umat Islam lbih kokoh seperti yang dicerminkan dalam sholat berjamaah. 2 Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahannya, adapun cara yang dilakukan: 3 Wawancara Pribadi dengan M. Soleh a. Ketika memulai rapat atau musyawarah selalu diawali dengan membaca hamdalah dan shalawat, hal ini dilakukan dengan maksud acara musyawarah dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan keputusan yang baik. b. Memberi kesempatan kepada dewan guru untuk memberikan saran untuk kemajuan pesantren, dalam hal ini dilakukan untuk menghasilkan masukan yang baik agar dapat menunjang kemajuan Pesantren Tarbiyatus Shibyan. c. Dalam memberikan pekerjaan kepada dewan guru yang mengajar beliau selalu menawarkan terlebih dahulu pada guru dengan menanyakan ustad ahli dalam bidang apa? Setelah itu barulah beliau memberikan keputusan sesuai dengan hasil jawaban guru tersebut. d. Memikirkan kesejahteraan bawahan, dalam hal ini ustad Kholili lebih mengutamakan gaji atau honor pengajar karena beliau menganggap guru tersebut lah yang sangat berjasa adapun pembagian gaji disesuaikan dengan keaktifan guru tersebut. e. Tegur sapa pada siapapun, dalam hal ini beliau lakukan setiap bertemu pada siapapun baik muda maupun tua pasti beliau sapa dengan sapaan lemah lembut hal ini dilakukan agar nilai keakraban terjalin dengan baik. f. Tenang dalam mengambil keputusan, hal ini dilakukan ketika ustad Kholili mengambil keputusan dalam menentukan hasil musyawarah atau pun rapat.