d Mentolelir bawahan yang membuat kesalahan dan memberikan
pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kretifitas, inisiatif dan prakarsa dari bawahan.
e Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
18
Tipe kepemimpinan menurut Haidar Nawawi dan Martin Handari Menurut Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari terdapat juga tipe
kepemimpinan pokok yaitu: 1
Tipe Kepemimpinan Simbol Tipe kepemimpinan ini menempatkan seorang pemimpin sekedar
lambang atau simbol tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang sebenarnya, walaupun demikian kedudukannya tidak dapat digantikan
oleh orang lain. 2
Tipe Kepemimpinan Pengayom Tipe kepemimpinan ini yang menempatkan seseorang sebagai kepala
yang layaknya sebagaimana berfungsi sebagai kepala keluarga. Pemimpin memiliki kesediaan dan kesungguhan dalam mengayomi
anggotanya, dengan berbuat segala sesuatu yang layak dan diperluakan organisasinya.
3 Tipe Kepemimpinan Ahli
Tipe kepemimpinan ini harus dijalankan oleh seorang yang memiliki keahlian atau keterampilan tertentu sesuai dengan bidang garapan yang
dikelola oleh organisasinya. Dengan kata lain pemimpin harus profesional dibidangnya.
18
Ibid,.h. 100
4 Tipe Kepemimpinan Organisatoris
Tipe kepemimpinan ini dijalankan para pemimpin yang senang dan memiliki kemampuan mewujudkan kerjasama yang pelaksanaannya
berlangsung secara sistematis dan terarah dan ada tujuan yang jelas. Pemimpin bekerja secara berencana, bertahap, dan tertib.
5 Tipe Kepemimpinan Agigator
tipe kepemimpinan ini adalah tipe kepemimpinan yang diwarnai dengan kegiatan pemimpin dalam bentuk tekanan-tekanan, adu domba,
memperuncing perselisihan,
menimbulkan dan
memperbesar perpecahan atau potensi konflik dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan pribadi. Agitasi yang dilakukan terhadap kelompok atau orang yang berbeda diluar organisasinya semata-mata untuk
kepentingan organisasinya bahkan untuk kepentingan pribadinya.
19
4. Gaya Kepemimpinan
Kata gaya berasal dari bahasa Inggris yaitu kata stayle yang berarti gaya cara hidup, bertindak dan sebagainya.
20
Yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan menurut istilah ialah cara bagaimana seorang pemimpin
membawa dirinya sebagai seorang pemimpin cara ia bergerak dan tampil dalam menggunakan kekuasaannya.
21
Leadership stayle dapat diartikan gaya kepemimpinan. Maksudnya, cara
yang diambil
seseorang dalam
rangka mempraktekan
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan bukan bakat. Oleh karena itu, gaya
19
Ibid,. h. 108
20
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Indonesia, Jakarta: 1974 Cet ke-2, h. 218
21
J Riberu, Dasar-dasar Kepemimpinan, Jakarta ; Pedoman Ilmu Jaya, 1992 h. 13
kepemimpinan dapat dipelajari dan dipraktekan serta dalam penerapannya harus disesuaikan dengan situasi yang dihadapi.
22
Sehubungan dengan itu Agus Dharma seperti yang dikutip Hadari Nawawi dalam bukunya Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi
mendefinisikan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang ditunjukan seseorang pada saat ia mencoba mempengaruhi orang lain.
23
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya manajemen membagi gaya kepemimpinan menjadi dua yaitu;
a. Gaya dengan orientasi tugas. Pemimpin berorientasi mengarahkan dan
mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan, pemimpin dengan gaya
kepemimpinan ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dari pada perkembangan dan pertumbuhan karyawan.
b. Gaya dengan orientasi karyawan. Pemimpin yang berorientasi pada
karyawan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka. Mereka mendorong para anggota kelompok untuk
melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana
persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota kelompok.
24
22
Yayat M. Harujito, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta; PT. Gramedia, 2004 Cet ke- 2 h. 188
23
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta: UGM Press, 2000, Cet ke-1 h. 115
24
Handoko Hani T, Manajemen, Yogyakarta: BPFE,1998, h. 40
5. Kepemimpinan Ustadz
Ustadz adalah orang yang memiliki pemahaman lebih atau mendalam terhadap agama Islam sudah bisa disebut dengan ustadz. Secara definitif
ditimur tengan pengertian ustadz adalah seseorang yang sudah hafal Al- Qur’an yang minimal lebih dari 20 juz.
Lain ditimur tengan lain pula di Indonesia, di Indonesia dikatakan orang yang sudah bisa disebut ustadz manakalah hanya mengajar kepada anak-
anak. Pendapat ini diperjelas lagi dengan pendapat bahwa orang yang memakai peci, baju koko atau sarung tak peduli apakah dia paham atau
tidak tentang ajaran agama islam disebut juga ustadz. Dari dua pendapat ini maka bisa ditarik kesimpulan bahwa ada dua cara memahami termasuk
ustadz ini. Pertama substansial, yaitu orang yang dapat dikatakan ustadz adalah
orang yang paham tentang agama Islam lebih baik, serta menyampaikannya kepada orang lain dengan dakwah maupun dengan cara mengajar di majlis
taklim dan pada suatu kesempatan tertentu. Kedua formil, yaitu mereka paham tentang agama Islam, namun tidak
mengajarkannya kepada orang kepada orang lain secara lagsung. Seperti mengajar pada suatu lembaga pendidikan, maupun berdakwah dengan cara
berpidato, karena mereka hanya aktif menjadi imam di masjid, mempunyai peran yang lebih dari pada waktu mengadakan suatu cara yang latar
belakang agama, seperti PHBI Peringatan Hari Besar Islam.
Dilihat dari sisi episomologis, pengertian ustadz mengacu kepada orang yang paham serta mendalami tentang agama Islam, mengamalkan dan
mengajarkannya kepada yang lain.
25
Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan ustadz adalah proses yang dilakukan seseorang yang mengerti dan
memahami ilmu tentang ajaran agama Islam untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai sebuah tujuan yang telah ditentukan.
B. Kepemimpinan Madrasah
1. Pengertian Kepemimpinan Madrasah
Kepemimpinan Madrasah
dapat diuraikan
dalam dua
kata “Kepemimpinan” dan “Madrasah”. Kata Kepemimpinan dapat diartikan
sebagai proses mempengaruhi aktifitas kelompok yang terorganisir untuk mencapai sasaran”. Sedangkan madrasah adalah sebuah lembaga dimana
menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.
26
Sedangkan menurut pendapat lain Madrasah dapat diartikan sebagai salah satu jenis lembaga
pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia yang diusahakan di samping masjid dan pesantren.
27
Sesuai dengan pendapat diatas, maka kepemimpinan madrasah adalah seseorang yang memilki jiwa kepemimpinan dan diberi tugas untuk
memimpin sekolah dimana deselenggarakan proses belajar-mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberikan pelajaran dan
murid yang menerima pelajaran di sekolahmadrasah.
25
Pengartian ustadz, http:ipikbandung.blogspot.com20070618ustadz.html
26
Gary yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, edisi 5. Terj, dar Leadership in Organization, oleh Budi Sipriyanto, Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2005, h. 4
27
Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. 1, h. 7
C. Kepemimpinan Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok Pesantren adalah paduan dua suku kata yang dirangkaikan menjadi satu terdiri dari kata pondok dan pesantren. Sampai saat ini menjadi
perbedaan pendapat mengenai asal usul tentang pondok pesantren yaitu, ada yang mengatakan dari Bahasa india hindu dan ada pula yang mengatakan
dari Bahasa Arab. Mastuhu juga mendefinisikan pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam yang arti dengannya moral keagamaan sebagai
pedoman perilaku sehari-hari.
28
Menurut Karel A. Steenbrik istilah pondok pesantren mungkin berasal dari Bahasa arab, funduq
yang berarti “pesenggrahan atau penginapan bagi orang-
orang yang berpergian”.
29
Sedangkan menurut Zamakhsyari dhofier istilah pondok pesantren barangkali berasal
dari pengertian “asrama-asrama santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu atau kata pondok ini
berasal dari bahasa arab yang berarti “ hotel atau asrma”.
30
Istilah pondok dalam kamus bahasa Arab Indonesia adalah rumah untuk sementara waktu, seperti didirikan di ladang, di hutan, dikatakan pondok
adalah rumah yang kurang baik biasanya berdinding bilik atau dikatakan pondok adalah madrasah dan asrama tempat mengaji, belajar agama
28
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994, h. 6
29
Stenbrink, Karel Adrian, Pesantren, Madrasah, Sekolah, Breugel : Krips Repro Meppel, 1974, h. 21
30
Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandaganga Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1984, Cet. Ke-1, h.18.