C. Kepemimpinan Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok Pesantren adalah paduan dua suku kata yang dirangkaikan menjadi satu terdiri dari kata pondok dan pesantren. Sampai saat ini menjadi
perbedaan pendapat mengenai asal usul tentang pondok pesantren yaitu, ada yang mengatakan dari Bahasa india hindu dan ada pula yang mengatakan
dari Bahasa Arab. Mastuhu juga mendefinisikan pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam yang arti dengannya moral keagamaan sebagai
pedoman perilaku sehari-hari.
28
Menurut Karel A. Steenbrik istilah pondok pesantren mungkin berasal dari Bahasa arab, funduq
yang berarti “pesenggrahan atau penginapan bagi orang-
orang yang berpergian”.
29
Sedangkan menurut Zamakhsyari dhofier istilah pondok pesantren barangkali berasal
dari pengertian “asrama-asrama santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu atau kata pondok ini
berasal dari bahasa arab yang berarti “ hotel atau asrma”.
30
Istilah pondok dalam kamus bahasa Arab Indonesia adalah rumah untuk sementara waktu, seperti didirikan di ladang, di hutan, dikatakan pondok
adalah rumah yang kurang baik biasanya berdinding bilik atau dikatakan pondok adalah madrasah dan asrama tempat mengaji, belajar agama
28
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994, h. 6
29
Stenbrink, Karel Adrian, Pesantren, Madrasah, Sekolah, Breugel : Krips Repro Meppel, 1974, h. 21
30
Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandaganga Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1984, Cet. Ke-1, h.18.
islam”.
31
Istilah pes antren dalam kamus bahasa indonesia adalah “asrama
dan tempat murid- murid para santri belajar mengaji”.
32
Dari keterangan di atas dapat dirumuskan bahwa pengertian pesantren adalah tempat tinggal orang-orang atau para pemuda menginap bertempat
tinggal yang dibarengi dengan suatu kegiatan untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam. Secara
garis besar Pondok Pesantren adalah lembaga atau tempat pendidikan dan pengajaran agama Islam yang mempunyai tujuan untuk melestarikan dan
mengembangkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Maka dapat disimpulkan dari berbagai pengertian diatas bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan pesantren adalah seseorang yang memilki
jiwa kepemimpinan dan diberi tugas untuk memimpin pesantren dimana deselenggarakan proses belajar-mengajar yang diselenggarakan ditempat
tinggal yang telah disediakan asrama, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberikan pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.
2. Unsur-Unsur Pesantren dan Tujuan Pesantren
Adapun unsur-unsur pesantren adalah: a.
Pelaku yang terdiri dari kyai, ustad, santri dan pengurus b.
Sarana pengkat keras, misalnya masjid, rumah kyai rumah ustad, pondok indah, gedung sekolah dan lain sebagainya.
31
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani, h. 321
32
Muhammad Ali, Ibid, h. 30
c. Sarana perangkat lunak, seperti kurikulum, buku-buku dan sumber
belajar lainnya, cara belajar mengajar dan evaluasi belajar mengajar.
33
Tujuan pesantren yang lebih luas dengan tetap mempertahankan hakikatnya menjadi tujuan pesantren secara nasional, tujuan umum dari
pesantren adalah membina warga negara agar kepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan
tersebut pada semua segi kehidupan serta menjadi orang yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Adapun tujuan khusus pesantren adalah sebagai berikut: 1.
Mendidik santri untuk menjdi seorang Muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlaq mulia, memilki kecerdasan,
keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang berpancasila.
2. Mendidik santri untuk menjadi kader-kader ulama dan mubaligh
yang berjiwa
ikhlas, tabah,
tangguh, wiraswasta
dalam mengamalkan sejarah Islam secara utuh dan dinamis.
3. Mendidik santri untuk dapat memperoleh kepribadian yang
berakhlaqul karimah serta mempertebal semagat kebangsaan agar dapat membangun dirinya dan bertanggung jawab kepada
pembangunan bangsa dan negara. 4.
Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam pembangunan mental dan spiritual,.
33
Yayasan Kantata Bangsa, Pemberdayaan Pesantren, Menuju Kemandirian dan Profesiona- lisme Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan, Yogyakarta: Pustaka
Pesantren, 2005, h.4.