Profil Ust. Kholili PROFIL UST KHOLILI DAN GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH

38 3. Keperibadian Ust. Kholili Wahyudi dalam bukunya, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, mengemukakan tentang pengertian kepribadian, yakni himpunan semua sifat fisik, mental dan moral yang membedakan dengan orang lain yang terhimpun sebagai reaksinya terhadap pengalaman lingkungannya. Kepribadian terletak dintara faktor kekuatannya sehingga dapat ditunjang oleh kedamaian berada dalam keseimbangan. Menjadi pemahaman sekaligus juga mengenai kepribadian yang dapat di klasifikasi ke dalam beberapa sifat, antara lain: a. Kepribadian tipe sosial pemimpin b. Kepribadian tipe sosial pemikat c. Kepribadian tipe pengambilan keputusan decition making d. kepribadian tipe pendukung detail supprtive 9 Klasifikasi di atas jika dihubungkan dengan tokoh yang dikaji, ternyata tipe- tipe tersebut melekat dalam kepribadian Ust. Kholili Ridho’i. Tipe pemimpin dalam masyarakat selaras dan sejalan dengan kedudukannya sebagai ulama. Tipe pemikat, hal ini justru dapat menarik simpati mas yarakat terutama jama’ah yang hadir ketika aktivitas dakwahnya berlangsung. Tipe pengambilan keputusan, yakni ketika adanya permasalahan yang dihadapi masyarakat, tokoh ini yang dijadikan sandaran untuk mencari solusi khusunya di bidang keagamaan. Tipe pendukung, segala usaha yang dilakukan masyarakat, tokoh ini senantiasa mendukung memotivasi terutama yang berkenaan dengan pembangunan keagamaan masyarakat sekitar. 9 J.B Wahyudi , Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta: Grafindo Pustaka Utama, 1994, h. 50 39 Dalam kehidupan Ust. Kholili, terutama di dalam mengemukakan pemikiran yang diuraikannya melalui penyampaian dakwahnya, beliau ini sosok agama sangat dikagumi dan disegani oleh masyarakat. Dan beliau pun memiliki sifat wara’, bijaksana, ramah terhadap siapa pun, wibawa, konsisten dalam berdakwah dan berani dalam memperjuangkan ajaran Islam terutama masalah kamungkaran, perjudian maupun prostitusi yang merajala di masyarakat sekitar. 4. Aktivitas Ustad Kholili Di sela-sela kesibukannya sebagai pengasuh Pesantren Tarbiyatus Shibyan, ustad Kholili juga aktif dalam kegiatan-kegiatan dakwah sebagai berikut: 10 1. Pengasuh Pesantren Tarbiyatus Shibyan 2. Ketua Yayasan Nizhomul Haromain 3. Pengajar majlis ta’lim harromain, Peninggaran Timur 1 Kebayoran Lama Jakarta Selatan 4. Pengajar majlis ta’lim istiqomah, Peninggaran Barat Kebayoran Lama Jakarta Selatan 5. Ketua majlis ta’lim Al-Muta’amilin, Cipulir 6. Pengajar majlis ta’lim Nurul Dzolam, Pondok Pinang 7. Direktur biro perjalanan haji dan umroh 8. Wakil ketua KKDT Kelompok Kerja Diniyah Takmiliyah Jakarta Selatan 9. Koordinator departemen KKDT Provinsi DKI Jakarta 5. Karya ilmiah 1. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah 2. Islam Antara Idialisme dan 10 Wawancara Pribadi dengan Kholili 40 3. Konsep Ajaran Tasawwuf, Syaikh Kholil Bangkalan

B. PROFIL MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PESANTREN

TARBIYATUS SHIBYAN 1. Sejarah berdirinya Madrasah Madrasah adalah lembaga Pendidikan Islam, tempat mendidik generasi qur’ani sebagai generasi penerus untuk belajar Ilmu Agama Islam sekaligus sebagai lembaga sosial dan da’wah, telah memberi peran dan kontribusi yang sangat besar terhadap agama, masyarakat, dan negara. Apalagi di ibukota Jakarta yang saat ini moralitasnya telah banyak terkikis oleh pengaruh budaya-budaya barat yang negatif, maka pesanten menjadi wahana pendidikan yang cukup membantu. Awal berdirinya Madrasah Diniyah Takmiliyah Pesantren Tarbiyatus Shibyan bermula dari keinginan beberapa tokoh masyarakat dikampung peninggaran, antara lain H.Syafie E.Supriadi, Bpk Asnawi, Bpk. Saluasi, Bpk. Yasin, abah Thohir yang sangat prihatin dengan kondisi warganya khususnya gelonggongan, dimana gelonggongan terkenal dengan tempat para kriminal seperti main judi, mabuk-mabukan, sabung ayam dan lain-lain sehingga mendorong mereka untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan agama pesantren agar masyarakat di peninggaran khususnya gelonggongan berubah menjadi masyarakat yang baik dan berakhlak mulia. 11 Maka sekitar tahun 1978 berdirilah sebuah Pesantren di peninggaran dengan nama “Pesantren Al-Fatah”, membuka pengajian setelah sholat maghrib dengan 11 Wawancara Pribadai dengan M. Soleh 24 Juli 2012 41 materi: baca al- Qur’anIqro’ dan pendalaman ilmu agama, mula-mula perserta pengajiannya adalah anak-anak yang usia SD dan SMP, yaitu orang-orang daerah sekitar peninggaran ini, yang jumlahnya kurang lebih 15 orang. Walaupun santrisiswanya sedikit tetapi pengajiannya terus berlangsung. Hari bertambah hari dan tahun berganti tahun sedikit demi sedikit santrisiswanya semakin banyak dan meningkat pesat akan tetapi tidak diikuti oleh ustadzpengajarnya, karena pengajarnya adalah rata-rata orang pendatang yang punya kesibukan masing-masing sehingga proses belajar mengajar tidak efektif akibatnya banyak santrisiswa yang berhenti. Kemudian pada tahun 1991 H.M. Husen Marzuki minta kepada tokoh-tokoh masyarakat peninggaran untuk mengelola madrasah yang kurang perhatian, alhamdulillah ternyata beliau diberi kepercayaan untuk mengelola madrasah sehingga beliau langsung mencari tenaga pengajar. 12 Dan akhirnya dari Pondok Pesantren Daarul Rahman pimpinan K.H.Syukron Makmun ternyata beliau mendapatkan 2 tenaga pengajar yakni Ust. Agus Umar dan Ust. Hadik yang masih kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ternyata pengajian berjalan beberapa bulan masyarakat sangat antusias sekali untuk belajar di madrasah sehingga dengan 2 tenaga pengajar proses kegiatan belajar mengajar kurang efektif maka H.Husen pulang ke tempat beliau mondok di Pesantren As- Sirojiyah Kajuk Sampang Madura pimpinan K.H. Busyiri Nawawi untuk meminta tenaga pengajar, dan awalnya kiyainya mengirimkan satu tenaga pengajar yakni Ust. Muhammad Afandi kemudian disusul lagi dengan Ust. Syakur sama- sama 12 Wawancara Pribadai dengan M. Soleh 24 Juli 2012 42 lulusan pondok pesantren “Assirojiyah” . Pada saat itulah K.H.Busyiri Nawawi, nama Pesantren diganti nama yang baru yaitu “Pesantren Tarbiyatus Shibyan”. 13 Nama Tarbiyatus Shibyan merupakan nama pemberian dari kyai beliau KH.Busyiri Nawawi, singkat ceritanya Kyai beliau dari Sampang Madura sedang berkunjung ke Jakarta menghadiri acara resepsi pernikahan, karena ada hubungan batin antara guru dengan murid, kiyainya silaturrahim ke rumahnya kemudiaan beliau berbicara kepada kiyainya untuk memohon diberikan nama yang baik dan barokah, gurunyapun mengganti nama yang awalnya “Pesantren Al Fatah” dirubah nama menjadi “Pesantren Tarbiyatus Shibyan”. 14 Mengingat semakin banyaknya jumlah santrisiswa yang ingin belajar di Pesantren Tarbiyatus Shibyan, baik yang berasal dari peniggaran maupun diluar peninggaran sehingga ruang belajar untuk santrisiswa tidak memadai dan tenaga pengajar juga kurang mencukupi kemudian mengingat areal tanah yang sangat terbatas, maka pada tahun 1992 pesantren membangun lantai II dua untuk menambah ruang belajar yang berjumlah 3 kelas agar kegiatan belajar mengajar dalam penyampaikan isi materi berjalan dengan baik dan 2 ruang guru yang belum bekeluarga tinggal diluar Jakarta dan masih kuliah guna meningkatkan pengabdian mereka terhadap madrasah, kemudian beliau berangkat lagi ke Pasuruan untuk mencari tenaga pengajar di pondok pesantren Sidogiri dengan berhasil mendapatkan 2 orang tenaga pengajar yakni Ust. Unsur dan Ust. Yasir, karena Ust. Hadik mau keluar maka Ust.Agus Umar mengajak teman kuliyahnya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni Ust. Tarsono untuk mau mengabdi bersama-sama di Pesantren Tarbiyatus Shibyan. 13 Wawancara Pribadai dengan M. Soleh 24 Juli 2012 14 Wawancara Pribadai dengan M. Soleh 24 Juli 2012 43 Dengan kegigihan dan ketekunan dan kerjasama yang baik para pengajar akhirnnya pesanren Tarbiyautus Shibyan diresmikan oleh KANWIL Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor KW. 09.53HK.00.55672006. 15 Dalam perkembangan selanjutnya kepemimpinan di Madrasah Diniyah Takmiliyah secara estafet diteruskan oleh Ustadz Kholili. Pada masa kepemimpinanannya beliau cenderung meneruskan pola yang dirintis oleh pemimpin sebelumnya. Seperti halnya dalam metode pengajarannya dan sistem pengajarannya. Waktu terus berlalu dan akhirnya ustad Kholili di beri kepercayaan untuk menggantikan posisi Ustad Agus Umar yang saat itu menjabat sebagai Kepala madrasah. Kursi jabatan yang diberikan kepadanya tidak membuat ustadz Kholili angkuh ataupun merasa hebat dibandingkan ustad yang lainnya. Akan tetapi ustadz Kholili selalu berusaha bagaimana cara agar lembaga pendidikan yang dieemban bisa menjadi lebih maju dan berkembang pesat. Cara terus dilakukan demi kemajuan madrasah diniyah dan akhirnya beliau memutuskan untuk memilih guru yang memiliki gelar Sarjana yang khususnya dari perguruan tinggi Islam seperti Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan lulusan pesantren seperti : Daarul Rahman, Sidogiri dan Gontor. Dan tidak hanya cukup sampai disini saja perjuangan yang dilakukan ustad Kholili, beliau juga mulai merintis pengembangan pembangunan madrsah diniyah yang tadinya hanya bertingkat dua sekarang dibangun sampai tingkat tiga. 15 Wawancara Pribadai dengan M. Soleh 24 Juli 2012 44 Walaupun bangunan tersebut belum benar-benar selesai, akan tetapi sudah bisa digunakan untuk belajar mengajar. 16

2. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Diniyah Takmiliyah Pesantren Tarbiyatus

Shibyan a. Visi “ Terwujudnya Pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing sehingga dapat mempersiapkan pribadi santrisiswa yang beriman, bertaqwa, berilmu dan berakhlaqul karimah. b. Misi 1 Meningkatkan mutu pendidikan melalui sistim pembelajaran. 2 Membina santrisiswa agar memiliki wawasan pengetahuan, pengalaman, keterampila,dan sikap terpuji yang bermanfaat bagi pengembangan pribadinya. 3 Mengajarkan kemampuan dasar pendidikan Agama Islam melalui : Al - Qur’an Hadist, Fiqih, Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. 4 Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pentingnya pendidikan Agama Islam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 5 Membina hubungan kerjasama yang baik dengan orang tua santrisiswa dan masyarakat serta instansi terkait. c. Tujuan pesantren 16 Wawancara Pribadai dengan M. Soleh