Pengertian Pondok Pesantren Kepemimpinan Pesantren

3. Bentuk-bentuk Pendidikan Pesantren

Pada tahun 1970-an bentuk-bentuk pendidikan yang diselenggarakan di pesantren sudah sangat bervariasi, dan bentuk- bentuk pendidikan tersebut dapat diklarifikasi menjadi empat tipe, yaitu: a. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkan kurikulum nasional, baik yang hanya memiliki sekolah keagamaan MI, MTS, MA, Perguruan Tinggi Umum. b. Pesantren yang menyelenggarakalam pendidikan keagamaan dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkan kurikulum nasional. c. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk Madrasah Diniyah Ula dan Madrasah Diniyah Wustha. d. Pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat pengajian. 36 36 Mundzier Suparta dan Amin Haedari, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2004, h. 5 34

BAB III PROFIL UST KHOLILI DAN GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH

TAKMILIYAHPESANTREN TARBIYATUS SHIBYAN

A. Profil Ust. Kholili

1. Latar belakang keluarga Nama l engkapnya Kholili bin H. Ridho’i. Beliau dilahirkan pada hari Rabu tanggal 17 Agustus 1973 di desa Kampao, Kecamatan Blega Kabupaten Bangkalan Madura Jawa Timur. Belia u lahir dari pasangan H. Ridho’i dan Hj. Juhairiyah. Kholili adalah anak ke 5 dari 10 bersaudara. Konon menurut cerita keluarga terdekat, saat bendera merah putih dikibarkan di atas tiang dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan oleh semua santri dan siswa yang belajar di lembaga yang diasuh oleh Kh. Muchlis Nawawi kakak kandung pada saat itulah Kholili kecil lahir. 1 H. Ridho’i adalah orang kampung yang aslinya dari daerah Madura dan ia dikenal sebagai sosok yang berjiwa dermawan. Dan pekerjaannya sebagaimana layaknya orang kampung, adalah sebagai petani, dan terkadang juga merantau dengan cara berdagang ke kota-kota besar, seperti Surabaya, Bali dan Jakarta. Sejak beliau menyelesaikan studynya di SD Daarul Rahman Jakarta pada tahun 1986, dan pada saat itulah ibunda tercinta meninggal dunia dengan kesedihan yang mendalam akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke Bangkalan Madura Jawa Timur tempat kelahiran beliau. Sejak itu Ustad 1 Wawancara Pribadi dengan H. Syafi’ih