Huruf Kapital Fokus Penelitian Sumber Data

XVII

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan EYD bahasa Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh: Abŭ Hâmid al-Ghazâlî bukan Abŭ Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi. Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring italic atau cetak tebal bold. Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya. Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al- Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al- Raniri, tidak Nŭr al-Dîn al-Rânîrî.

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja fi’l, kata benda ism, maupun huruf harf ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas: Kata Arab Alih Aksara ُذاَتْسُأا َبَهَذ dzahaba al-ustâdzu ُرْجَأا َتَبَـث tsabata al-ajru XVIII ةَيِرْصَعلا ُةَكَرَ ا al-harakah al- ‘asriyyah ها َاإ َهلِا َا ْنَأ ُدَهْشأ asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh حِلاَصلا كِلَم اََلْوَم Maulânâ Malik al-sâlih ها ُمُكُرِـثَؤُـي yu’atssirukum Allâh ةَيِلْقَعلا رِهاَظَما al-mazâhir al- ‘aqliyyah ةيِنْوَكلا تاَيآا al-âyât al-kauniyyah تاَرْوُظْحَما ُحْيِبُت ةَرْوُرضلا al-dar ŭrat tubîhu al-mahzŭrât XIX SINGKATAN BSa : Bahasa Sasaran BSu : Bahasa Sumber TSa : Teks Sasaran TSu : Teks Sumber TBp : Teks Bahasa Penerima NBSa : Naskah Bahasa Sasaran NBSa : Naskah Bahasa Sumber EYD : Ejaan Yang Disempurnakan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri film saat ini menjadi media yang sangat populer untuk menarik perhatian para penonton. Di tengah menggeliatnya industri film di Indonesia, kebutuhan akan penerjemahan film tidak bisa dihindari. Film memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali film memberikan dampak positif dan negatif. Salah satu contoh dampak negatif adalah banyaknya pemberitaan tentang kenakalan remaja dalam media massa yang disebabkan karena meniru adegan film yang ditonton. Selain dampak negatif, banyak pula film yang diyakini mampu menginspirasi penontonnya. 1 Salah satu contoh film yang menginspirasi adalah film Omar, berperan penting sebagai tauladan dan pembentukan karakter. Pada dasarnya, penerjemahan film terbagi atas dua, yaitu subtitling dan dubbing. 2 Dari segi media, ada dua hal yang menyulitkan dalam subtitling, yakni pembatasan waktu dan tempat layout. Timeframe pemunculan subtitle didasarkan pada timecode ukuran waktu dalam hh:mm:ss:ff. Pemunculan subtitle amat ditentukan oleh penentuan in-point dan out-point timecode. Waktu pemunculan subtitling antara 2-7 detik. Satu subtitle maksimal terdiri dari 2 baris, dan satu baris maksimal 35 karakter. 3 Dalam hal ini saya mengangkat kajian tentang analisis kualitas terjemahan film dengan mengambil objek kajian film berjudul Omar. Salah satu alasan 1 Fenti Kusumastuti, “Analisis Kontrastif Subtitling dan Dubbing dalam Film Kartun Dora The Explorer Seri Wish Upon A Star,” Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, h. 18 2 Moch Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-an, Tangerang, Dikara, 2011, h.65 3 Frans Sayogie, Penerjemahan:Bahasa Inggris ke dalan bahasa Indonesia, Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008, h.211 2 menganalisis film ini karena sosok Omar adalah potret figur yang kuat dalam revolusi Islam pertama yang secara umum merubah wajah Timur Tengah secara keseluruhan. Film yang diproduksi oleh MBC Group ini telah beredar di Indonesia dan pernah tayang di MNC TV bulan Ramadhan 2012. Dalam penayangan film tersebut, MNC TV melengkapi dengan terjemahan subtitel. Hal ini untuk memudahkan penonton dalam memahami film berbahasa Arab. Namun, dengan membaca subtitel terkadang bukan tambah mengerti tetapi tambah bingung. Salah satu faktor penyebabnya adalah ada penerjemah yang dapat menyampaikan pesan teks sumber secara setia, tetapi hasil terjemahannya sulit dipahami oleh pembaca. Ada pula penerjemah yang mampu menghadirkan terjemahan yang sepertinya bagus dan natural, tetapi amanat teks sumber tidak tersampaikan karena pesan yang disampaikannya menyimpang jauh dari maksud si penulis teks sumber. Yang terakhir ini telah mengkhianati si penulis teks sumber sekaligus menipu pembaca teks target. 4 Berikut ini salah satu cuplikan contoh subtitel yang terdapat dalam film Omar: Pada contoh di atas penerjemah tidak memperhatikan aspek-aspek kebahasaan, seperti soal pilihan kata diksi. Kata ‘desertir’ dan ‘undutiful’ tidak 4 M. Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 177 3 lazim digunakan dalam bahasa Indonesia. Ketidakwajaran penerjemahan seperti ini dapat menyesatkan pembaca. Apalagi film ini mengisahkan kehidupan pemimpin muslim pada abad ke-7, khalifah Omar Ibn Khattab. Karakter Omar sebagai pemimpin dengan moral mulia, pemimpin yang memastikan kesejahteraan rakyatnya, dan memastikan kepastian hukum bagi siapapun. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis ingin mencoba melakukan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Kualitas Terjemahan Subtitel Film Omar .”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman serta demi menyamakan persepsi agar kajian yang ditulis tidak melebar pembahasannya, penulis perlu memberikan batasan dan rumusan masalah yang akan dikaji. Berkaitan dengan film Omar yang terdiri dari 31 episode, banyak sekali hal yang dapat dikaji. Namun, dalam penelitian ini, penulis hanya akan meneliti kualitas penerjemahan subtitle film Omar pada episode ketiga belas. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini terbentuk pertanyaan: “Bagaimanakah keakuratan, keberterimaan dan tingkat keterpahaman terjemahan subtitel film Omar episode ketiga belas ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan, keberterimaan dan tingkat keterpahaman terjemahan subtitel film Omar episode ketiga belas. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai ber ikut: 4 1. Sebagai masukan bagi mahasiswa jurusan Tarjamah untuk memotivasi meningkatan kompetensi dalam penerjemahan film. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti, pembaca dan para penerjemah, agar hasil penerjemahan yang akan dihasilkan tepat sesuai harapan bahasa sumber. 3. Dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian yang lebih mendalam mengenai penerjemahan film.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang membahas film Omar, sejauh yang penulis temukan, sudah pernah dilakukan oleh Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Penelitian Achyar Machmudi 2013 yang berjudul “Pesan tentang Kepemimpinan Umar bin Khattab dalam Film Omar Episode 22- 24” menekankan pada pesan kepemimpinan Umar bin Khattab pada masa awal pemerintahan dalam episode 22-24. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah kajian semiotika yang berusaha menguak peristiwa dimana dua tanggung jawab besar mulai dibebankan kepada sang Khalifah, yaitu tanggung jawab dakwah islamiyah hubungan antara manusia dengan Allah dan tanggung jawab sosial yang berkaitan dengan hubungan antar sesama manusia. Sisi lain film Omar yang menarik untuk dijadikan objek penelitian adalah berkaitan dengan penerjemahan. Penelitian yang berhubungan dengan penerjemahan film Omar belum penulis temukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan demikian, penulis melanjutkan penelitian ini dengan mencoba menganalisis kualitas terjemahan subtitel film Omar. Sepengetahuan penulis, ada 5 beberapa skripsi yang memiliki kesamaan substansi dengan penelitian penulis. Di antaranya: Amir Hamzah 2010, menulis skripsi berjudul Penilaian Kualitas Terjemahan, Studi Kasus Terjemahan Fiqh Al Islam wa Adillatuh. Penelitian tersebut untuk mengetahui sejauh mana ketepatan, kejelasan, dan kewajaran hasil terjemahan pada buku Fiqh Al Islam wa Adilatuh. Evaluasi dan penilaian merujuk kepada beberapa aspek pokok penilaian. Aspek-aspek itu antara lain: penyampaian pesan yang tepat dan lugas, penggunaan struktur kata yang sepadan dengan bahasa sasaran, pemilihan diksi yang berterima, keefektifan kalimat serta penggunaan tanda baca dan ejaan yang sesuai hingga penggunaan gaya bahasa yang tepat. Tatam Wijaya 2008 yang berjudul Kritik atas Terjemahan Hadist: Studi Kasus Hadist-Hadist Zakat Mukhtasar Shahih Bukhary. Dalam penelitian ini, berusaha mencoba menyajikan cara-cara mengkritik dan menilai suatu hasil terjemahan yang dilakukan para ahli. Teori yang dipakai adalah teori kritik dan penilalian Moch Syarif Hidayatullah. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif-inferensial. Dalam metode yang digunakan Hidayatullah, penelitian dilakukan dengan cara mengungkapkan suatu masalah kemudian memberikan kritik, dan penilaian secara menyeluruh, luas, dari sudut pandang yang relevan. Setelah itu, diberikan kritik dan penilaian secara matematis menurut teori yang dipakai. Skripsi Amir dan Tatam melakukan penilaian kualitas terjemahan terhadap teks buku. Sementara dalam skripsi ini akan mencoba menganalisis terjemahan subtitel film. Jadi, menurut penulis, penelitian ini signifikan dan patut dilakukan. 6 Ada pula skripsi yang disusun oleh Yuli Wahyuni 2011 Jurusan Bahasa dan Sastra I nggris Fakultas Adab dan Humaniora yang berjudul “An Error Analysis On English- Indonesian Subtitle Translation in Romeo and Juliet Film”. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan subtitel sebagai korpus data penelitian. Perbedaannya yaitu skripsi tersebut menilai kesalahan pada subtitel Inggris-Indonesia yang didasarkan pada kategori kesalahan penerjemahan singular-plural, tensis dan bentuk kalimat. Kemudian penulis juga menjadikan skripsi yang berjudul “An Analysis of Acc uracy in Translating Idiomatic Expression in up in the Air Film”, Suci Apriani 2012, jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Model analisis yang digunakan sama dengan penelitian ini yaitu sama-sama menilai akurasi terjemahan film. Perbedaannya skripsi tersebut hanya menilai akurasi terjemahan idiomatik yang terdapat dalam film The Air.

E. Metode Penelitian

Dalam pemecahan masalah yang ada suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian. Metode sama dengan method dalam bahasa Inggris, yaitu cara tertentu untuk melakukan sesuatu. Muhammad mendefinisikan metode penelitian atau research method sebagai aspek aksiologi dari suatu paradigma. 5 Metode penelitian di dalamnya mencakup bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, variabel dan data yang hendak disediakan dan analisis data. 5 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 168 7 Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Muhammad mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 6 Data dihasilkan dari transkrip film Omar, catatan lapangan melalui pengamatan, dan foto-foto cuplikan subtitel film Omar. Fokus penelitian, cara memperoleh sumber data, metode penyediaan data, langkah mengaanalisis data, dan metode penyajian hasil analisis data akan diuraikan sebagai berikut:

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah penilaian kualitas terjemahan subtitel film Omar dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Hal-hal yang diasumsikan dapat menjadi objek penelitian dalam film Omar episode 13 adalah mengaitkan antara adegan, percakapan antar tokoh, dan terjemahan percakapan dalam bentuk subtitel bahasa Indonesia.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah cuplikan film berjudul Omar yang diproduksi oleh MBC Group pada bagian episode ketiga belas. Alasan memilih episode ini karena peneliti menganggap episode ketiga belas memiliki tingkat kerumitan yang kompleks dalam menerjemahkan situasi peperangan. Data yang akan digunakan adalah dialog film dan subtitel. Film yang berdurasi 46 menit 36 detik ini terdiri dari 208 subtitel bahasa Indonesia. Analisis tidak dilakukan untuk semua subtitel. Dari 208 subtitel, hanya pada 21 menit pertama dengan mengambil korpus berjumlah 20 subtitel yang akan dianalisis karena kalimat Bsu 6 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 30 8 yang komplek sudah berhasil diterjemahkan ke dalam Bsa dan dianggap cukup mewakili kualitas penerjemahan subtitel film tersebut.

3. Metode Penyediaan Data