22 sekali tidak terjadi distorsi makna.
2 Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa,
klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa
sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda taksa atau ada
makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.
Kurang akurat
1 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa,
kalimat atau teknis bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran
atau dihilangkan deleted. Tidak akurat
Tabel 1 . Instrumen keakuratan terjemahan menurut Nababan
2. Tingkat Keberterimaan
Istilah keberterimaan merujuk pada apakah suatu terjemahan sudah diungkapkan sesuai dengan kaidah-kaidah, norma dan budaya yang berlaku dalam
bahasa sasaran ataukah belum, baik pada tataran mikro maupun pada tataran makro. Konsep keberterimaan ini menjadi sangat penting karena meskipun suatu
terjemahan sudah akurat dari segi isi atau pesannya, terjemahan tersebut akan ditolak oleh pembaca sasaran jika cara pengungkapannya bertentangan dengan
kaidah-kaidah, norma dan budaya bahasa sasaran.
26
Penelitian Syihabudin mengungkap aspek-aspek yang dianggap paling menentukan pemahaman pembaca atas teks terjemahan sebagaimana berikut ini:
27
26
Mangatur Nababan, dkk, Pengembangan Model Penilaian Terjemahan Surakarta: Universitas Sebelas Maret, h. 45.
27
Syihabudin, Penerjemahan Arab-Indonesia: Teori dan Praktek Bandung: Humaniora, 2005, h. 218.
23 1.
Struktur kalimat. Pada umumnya pembaca mengatakan bahwa terjemahan yang mudah dipahami ialah yang disusun dalam kalimat sederhana, tidak
rumit, dan tidak berbelit-belit. 2.
Pemakaian ejaan. Para pembaca juga berpandangan bahwa pemakaian ejaan sangat membantu pemahaman mereka akan maksud dan makna terjemahan.
3. Pemilihan kosakata yang lazim dipakai. Sebagian pembaca mengemukakan
bahwa membaca terjemahan Depag seperti membaca buku tempo dulu, karena dijumpainya kata yang tidak lazim, tidak cocok, dan tidak sesuai. Hal
ini sangat mengganggu pemahaman mereka. 4.
Penjelasan istilah khusus. Pemahaman para pembaca juga terganggu oleh istilah-istilah khusus yang tidak diketahuinya, sementara dalam terjemahan
istilah-istilah tersebut tidak dijelaskan. 5.
Kelewatan pemakaian kosakata. Pemakaian preposisi yang tidak tepat, penyebutan kata secara berulang-ulang, dan pengulangan kata untuk
menunjukkan jamak bagi kata yang dianggap jamak. 6.
Pemanfaatan kata-kata bahasa Arab yang sudah menjadi bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia ditemukan kata-kata serapan dari bahasa Arab.
Sebagian pembaca
berpandangan bahwa
sebaiknya penerjemah
memanfaatkan kata serapan ini. Dalam menilai tingkat keberterimaan terjemahan, Nababan memberikan
instrument penilai dalam tabel berikut:
Skala Definisi Kategori Terjemahan
3 Terjemahan terasa alamiah; istilah teknis yang
digunakan lazim digunakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang
Berterima
24 digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia. 2
Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada
penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal.
Kurang berterima
1 Terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti
karya terjemahan;
istilah teknis
yang digunakan tidak lazim digunakan dan tidak
akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah-
kaidah bahasa Indonesia. Tidak berterima
Tabel 2 . Instrumen keberterimaan terjemahan menurut Nababan
3. Tingkat Keterpahaman