20 l.
Ungkapan dan peribahasa jangan diterjemahkan secara harfiah, namun dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.
m. Tidak perlu menerjemahkan semua detail. Kalimat boleh disederhanakan.
Detail-detail yang tidak penting boleh dihilangkan. Walaupun begitu bukan berarti menerjemahkan dengan hanya merangkum dan mengambil
intinya.
2. Sulih Suara
Sulih Suara adalah mengganti audio bahasa sumber dengan audio bahasa sasaran. Untuk penerjemahan film dengan teknik sulih suara, penerjemah harus
memperhatikan beberapa hal berikut: a.
Panjang pendek terjemahan sama dengan panjang pendek kalimat bahasa sumber.
b. Bahasa Indonesia yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia luwes yang
baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik dan benar bukankal berarti menggunakan bahasa Indonesia yang formal, tapi menggunakan bahasa
yang sesuai dengan situasi, kondisi, konteks film dan jenis film dengan tetap mengacu kepada kaidah yang berlaku.
c. Kalimat terjemahan lip-sync dengan kalimat bahasa sumber.
d. Hubungan antar kalimat tidak terputus.
e. Mengikuti tata bahasa Indonesia.
f. Kalimat atau kata sesuai dengan gambar. Kadang terdapat ketidaksesuaian
kata dengan gambar dalam film. Penerjemah harus jeli melihatnya. g.
Bahasa terjemahan mampu menunjukkan strata sosial pemeran.
21
I. Kualitas Penerjemahan Film
Parameter terjemahan yang berkualitas menurut Mangatur Nababan harus memenuhi tiga aspek, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
24
Ketiga aspek tersebut akan diuraikan di bawah ini:
1. Tingkat Keakuratan
Aspek keakuratan mengacu pada sejauh mana tingkat kesepadanan pesan antara teks sumber dan teks target. Aspek ini harus dijadikan prioritas utama
dalam penerjemahan. Sebab, keakuratan merupakan konsekuensi logis dari konsep dasar penerjemahan bahwa suatu teks disebut terjemahan kalau teks
tersebut memiliki hubungan padanan dengan teks sumber.
25
Keakuratan berkaitan dengan hasil terjemahan yang dapat mengantarkan amanat teks sumber kepada pembaca teks terjemahan. Terjemahan yang akurat
berarti tidak mengalami distorsi makna. Dengan kata lain, makna kata, frase, klausa, dan kalimat bahasa sumber terterjemahkan secara tepat ke dalam bahasa
target. Dalam hal ini hasil terjemahan harus dapat mengomunikasikan makna yang sedapat mungkin mendekati makna yang dibawa teks sumber. Jadi, aspek
keakuratan sangat terkait dengan dikotomi benar-salah hasil terjemahan. Dalam penilaian keakuratan hasil terjemahan, Nababan menggunakan
instrumen penilai keakuratan terjemahan berskala 1-3 seperti tabel di bawah ini:
Skala Definisi Kategori Terjemahan
3 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa,
kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama
Akurat
24
Mangatur Nababan, dkk, Pengembangan Model Penilaian Terjemahan Surakarta: Universitas Sebelas Maret, h. 44.
25
M. Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 179.
22 sekali tidak terjadi distorsi makna.
2 Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa,
klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa
sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda taksa atau ada
makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.
Kurang akurat
1 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa,
kalimat atau teknis bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran
atau dihilangkan deleted. Tidak akurat
Tabel 1 . Instrumen keakuratan terjemahan menurut Nababan
2. Tingkat Keberterimaan