Pada hasil pengujian analisis regresi linear sederhana antara Persepsi Wajib Pajak Tentang PP No.46 Tahun 2013 dengan
Kepatuhan Wajib Pajak diperoleh t hitung lebih besar daripada t tabel yaitu t hitung sebesar 3,071 dan t tabel sebesar 1,66123. Hasil dari uji
t untuk variabel Persepsi Wajib Pajak Tentang PP No.46 Tahun 2013 menghasilkan nilai signifikansi 0,003, dimana nilai tersebut lebih kecil
dari 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pengujian regresi linear sederhana ini, maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi Wajib
Pajak Tentang PP No.46 Tahun 2013 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Yogyakarta. Persamaan regresi linear
sederhana dan nilai R memberikan hasil arah yang positif sedangkan nilai signifikansi juga 0,05. Dengan demikian, maka hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa Persepsi Wajib Pajak Tentang PP No.46 Tahun 2013 berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Yogyakarta dapat diterima.
2. Uji Hipotesis Kedua
H
2
: Pemahaman Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Pengujian hipotesis kedua H
2
dilakukan dengan analisis regresi linear sederhana. Hasil rangkuman analisis regresi linear sederhana
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 18. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis 2 Variabel Koefisien
Regresi t hitung
Sig Konstanta 13,284
3,589 0,001
Pemahaman Perpajakan 0,708
5,894 0,000
R : 0,522 R Square : 0,272
Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan
perhitungan regresi
linear sederhana
yang ditunjukkan pada tabel di atas, maka dapat ditentukan persamaan garis
regresi untuk hipotesis 2 adalah seperti berikut: Y = 13,284 + 0,708 X
Setelah diketahui persamaan regresi tersebut, maka dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 13,284. Nilai tersebut menunjukkan,
meskipun Pemahaman Perpajakan mengalami perubahan namun Kepatuhan Wajib Pajak akan tetap memiliki nilai kostanta sebesar
13,284. Nilai koefisien regresi X adalah 0,708 hal tersebut
menyatakan bahwa setiap kenaikan Pemahaman Perpajakan sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak sebesar
0,708 satuan. Dengan demikian, maka arah model regresi tersebut adalah positif. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai korelasi regresi R
yang bernilai positif antara Pemahaman Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak yaitu sebesar 0,522. Oleh karena itu, semakin tinggi
Pemahaman Perpajakan maka akan semakin tinggi pula Kepatuhan Wajib Pajak. Nilai koefisien determinasi R Square R
2
sebesar 0,272. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebesar 27,2 Kepatuhan Wajib
Pajak di Kota Yogyakarta dipengaruhi oleh Pemahaman Perpajakan,
sedangkan sisanya sebesar 72,8 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Pada hasil pengujian analisis regresi linear sederhana antara Pemahaman Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak diperoleh t
hitung lebih besar daripada t tabel yaitu t hitung sebesar 5,894 dan t tabel sebesar 1,66123. Hasil dari uji t untuk variabel Pemahaman
Perpajakan menghasilkan nilai signifikansi 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
pengujian regresi linear sederhana ini, maka dapat disimpulkan bahwa Pemahaman Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
di Kota Yogyakarta. Persamaan regresi linear sederhana dan nilai R memberikan hasil arah yang positif sedangkan nilai signifikansi juga
0,05. Dengan demikian, maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Pemahaman Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Yogyakarta dapat diterima.
3. Uji Hipotesis Ketiga
H
3
: Sanksi Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Pengujian hipotesis ketiga H
3
dilakukan dengan analisis regresi linear sederhana. Hasil rangkuman analisis regresi linear sederhana
dapat dilihat pada tabel di bawah ini: