b. Indikator-indikator Pemahaman Perpajakan
Berdasarkan konep pengetahuan dan pemahaman pajak menurut Siti Kurnia Rahayu 2010: 141, beberapa indikator wajib pajak mengetahui
dan memahami peraturan perpajakan, yaitu:
1 Pengetahuan Mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Ketentuan umum dan tata cara perpajakan sudah diatur dalam undang-undang nomor 16 tahun 2009 yang pada prinsipnya
diberlakukan bagi undang-undang pajak material. Tujuannnya adalah untuk meningkatkan profesionalisme aparatur perpajakan,
meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan dan meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak. Isi dari ketentuan
umum dan tata cara perpajakan tersebut antara lain mengenai hak dan kewajiban wajib pajak, SPT, NPWP, dan Prosedur Pembayaran,
Pemungutan serta Pelaporan Pajak. 2 Pengetahuan Tentang Sistem Perpajakan di Indonesia
Sistem perpajakan yang diterapkan di Indonesia adalah self asessment system yaitu pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya
pajak yang harus dibayar. 3 Pengetahuan Mengenai Fungsi Perpajakan
Terdapat dua fungsi perpajakan yaitu sebagai berikut:
a Fungsi Budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya, baik pengeluaran rutin maupun pembangunan.
b Fungsi Mengatur Regulerend Pajak sebagi alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Contohnya: pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman
keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.
5 Sanksi Perpajakan a.
Pengertian Sanksi Perpajakan
Sanksi dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda yaitu sanctie. Dilihat dari konteks hukum, sanksi berarti hukuman yang
dijatuhkan oleh pengadilan kepada pihak yang terbukti bersalah karena melanggar peraturan. Peraturan atau undang-undang merupakan rambu-
rambu bagi seseorang untuk melakukan sesuatu mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan
.
Landasan hukum mengenai sanksi perpajakan diatur dalam masing-masing pasal Undang-
Undang Ketentuan Umum Perpajakan. Sanksi perpajakan dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan pelanggaran terutama atas
kewajiban yang ditentukan dalam Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan.
Berdasarkan pendapat Mardiasmo 2003: 39 sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan norma perpajakan akan diturutiditaatidipatuhi. Dapat disimpulkan bahwa sanksi perpajakan merupakan alat pencegah
preventif agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak
untuk memenuhi kewajiban perpajakan. Penerapan sanksi diterapkan sebagai akibat tidak terpenuhinya
kewajiban perpajakan oleh wajib pajak sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang perpajakan. Pengenaan sanksi pajak kepada wajib pajak
dapat menyebabkan terpenuhinya kewajiban perpajakan oleh wajib pajak sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak itu sendiri. Wajib
pajak akan patuh karena tekanan karena mereka berfikir adanya sanksi
berat akibat tindakan ilegal dalam usahanya menyelundupkan pajak. b.
Macam-macam Sanksi Perpajakan
Pemerintah telah membuat undang-undang perpajakan yang salah satu isinya adalah macam-macam sanksi. Berdasarkan undang-undang
perpajakan dikenal dua macam sanksi bagi pelanggar norma perpajakan sesuai dengan tingkat pelanggarannya, yaitu:
1 Sanksi Administrasi
Sanksi Administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang berupa bunga, denda, dan kenaikan. Sanksi
administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan