dipengaruhi oleh Sanksi Perpajakan, sedangkan sisanya sebesar 86,9 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Pada hasil pengujian analisis regresi linear sederhana antara Sanksi Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak diperoleh t hitung
lebih besar daripada t tabel yaitu t hitung sebesar 3,746 dan t tabel sebesar 1,66123. Hasil dari uji t untuk variabel Sanksi Perpajakan
menghasilkan nilai signifikansi 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pengujian regresi
linear sederhana ini, maka dapat disimpulkan bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota
Yogyakarta. Persamaan regresi linear sederhana dan nilai R memberikan hasil arah yang positif sedangkan nilai signifikansi juga
0,05. Dengan demikian, maka hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Yogyakarta dapat diterima.
4. Uji Hipotesis Keempat
H
4
: Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No. 46 tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM.
Pengujian hipotesis keempat H
4
dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Hasil rangkuman analisis regresi linear
berganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 20. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis 4 Keterangan Koefisien
Regresi Konstanta 12,310
Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No. 46 tahun 2013
0,278 Pemahaman Perpajakan
0,726 Sanksi Perpajakan
0,497 R Square = 0,296
F Hitung = 12,761 Sig F = 0,000
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan perhitungan
regresi linear
sederhana yang
ditunjukkan pada tabel di atas, maka dapat ditentukan persamaan garis regresi untuk hipotesis 4 adalah seperti berikut:
Y = 12,310 + 0,278X
1
+ 0,726X
2
+ 0,497X
3
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara individu Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No, 46 Tahun
2013 memberikan nilai koefisien 0,278, variabel Pemahaman Perpajakan memberikan nilai 0,726, dan variabel Sanksi Perpajakan
memberikan nilai 0,497 yang berarti mempunyai nilai positif. Jadi semakin tinggi Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No, 46
Tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, Sanksi Perpajakan maka akan semakin tinggi pula Kepatuhan Wajib Pajak. Nilai koefisien
determinasi R Square R
2
sebesar 0,296. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebesar 29,6 Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Yogyakarta
dipengaruhi oleh Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No, 46 Tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, Sanksi Perpajakan, sedangkan
sisanya sebesar 70,4 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Pada hasil pengujian analisis regresi linear berganda diperoleh F hitung lebih besar daripada F tabel yaitu F hitung sebesar 12,761 dan
F tabel sebesar 1,66123 dengan nilai signifikansi 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
pengujian regresi linear berganda ini, maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No, 46 Tahun 2013,
Pemahaman Perpajakan, Sanksi Perpajakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Yogyakarta.
Persamaan regresi linear berganda dan nilai koefisien memberikan hasil arah yang positif sedangkan nilai signifikansi juga 0,05.
Dengan demikian, maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No, 46 Tahun 2013,
Pemahaman Perpajakan, Sanksi Perpajakan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di
Kota Yogyakarta dapat diterima.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pegaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No, 46 Tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, dan
Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kota