sisanya sebesar 70,4 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Pada hasil pengujian analisis regresi linear berganda diperoleh F hitung lebih besar daripada F tabel yaitu F hitung sebesar 12,761 dan
F tabel sebesar 1,66123 dengan nilai signifikansi 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
pengujian regresi linear berganda ini, maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No, 46 Tahun 2013,
Pemahaman Perpajakan, Sanksi Perpajakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Yogyakarta.
Persamaan regresi linear berganda dan nilai koefisien memberikan hasil arah yang positif sedangkan nilai signifikansi juga 0,05.
Dengan demikian, maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No, 46 Tahun 2013,
Pemahaman Perpajakan, Sanksi Perpajakan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di
Kota Yogyakarta dapat diterima.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pegaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No, 46 Tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, dan
Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kota
Yogakarta, Berdasarkan hasil analisis, maka pembahasan mengenai penelitian
ini adalah sebagai berikut: 1.
Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Penerapan PP No, 46 Tahun 2013 terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil penelitian mendukung hipotesis pertama bahwa variabel Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No. 46 Tahun 2013
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kota Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan nilai koefisien regresi
variabel bebas pertama sebesar 0,582 menyatakan bahwa setiap kenaikan sebesar 1 satuan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak
sebesar 0,582 satuan. Nilai t hitung t tabel 3,071 1,66123 dengan signifikansi 0,003 lebih kecil dari 0,005 yang mengindikasikan bahwa
Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan PP No. 46 Tahun 2013 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai koefisisen determinasi R Square R
2
sebesar 0,092. Hal ini berarti kepatuhan wajib pajak UMKM di Kota Yogyakarta dipengaruhi persepsi wajib pajak tentang
penerapan PP No. 46 tahun 2013 hanya sebesar 9,2. Pengaruh tersebut tergolong rendah dikarenakan persepsi wajib pajak tentang
penerapan PP No. 46 tahun 2013 kebanyakan negatif. Wajib pajak merasa bahwa penerapan PP No. 46 tahun 2013 tidak adil bagi mereka.
Belum tentu mereka mendapatkan keuntungan dari usaha, tetapi tetap diwajibkan membayar pajak. Jadi, wajib pajak merasa dirugikan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Hana Pratiwi Burhan 2015 yang menyatakan bahwa Persepsi Wajib Pajak Tentang
Penerapan PP No. 46 Tahun 2013 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Persepsi wajib pajak merupakan
suatu tindakan atau sikap seseorang untuk mengorganisasi, menginterpretasi, mengalami, dan mengolah isyarat yang ditunjukkan
pada sesuatu informasi. Wajib pajak yang berpersepsi positif terhadap penerapan PP No. 46 tahun 2013 pasti akan menerima keputusan
tersebut sehingga kepatuhan wajib pajak tersebut juga positif. Persepsi positif yang dilakukan oleh wajib pajak berupa menerima dan percaya
bahwa dengan peraturan tersebut wajib pajak akan lebih mudah dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Keuntungan-keuntungan yang
diperoleh dari penerapan PP No. 46 tahun 2013 dapat memberikan sikap positif bagi wajib pajak sehingga wajib pajak memenuhi
kewajiban perpajakannya.
2. Pengaruh Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak
Hasil penelitian mendukung hipotesis kedua bahwa variabel Pemahaman Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kota Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan nilai koefisien regresi variabel bebas pertama sebesar
0,708 menyatakan bahwa setiap kenaikan sebesar 1 satuan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,708 satuan. Nilai t