Universitas Sumatera Utara
memberi sikap positif terhadap bimbingan orangtua. Hal ini ditunjukkan dengan A yang sering bertanya kepada orangtuanya akan hal-hal yang dia saksikan di televisi. Karenanya,
hingga saat ini A tidak lagi memperlihatkan perilaku ganjil terhadap sekelilingnya karena telah mendapat bimbingan dan pengertian dari orangtuanya. Setelah adanya bimbingan dari
orangtuanya, A lebih kritis dan selektif dalam menonton acara televisi. A sudah memahami bahwa memukul itu tidak baik sehingga sekarang A tidak lagi menonton acara yang memiliki
konten negatif tersebut. A juga tidak tertarik dengan acara lain selain kartun dan berita, contohnya sinetron. Apabila ibunya menonton sinetron, A lebih memilih untuk tidak
menonton acara tersebut karena merasa tidak tertarik dengan isinya.
4.1.4.4 Pendampingan Pasangan HS dan TS dengan Aktivitas RS Menonton Televisi
Pasangan HS dan TS adalah keluarga yang bermata pencaharian utama sebagai wiraswasta di Pasar Horas Kota Pematangsiantar. Pasangan yang sama-sama berumur 49
tahun ini merupakan sarjana lulusan dari salah satu Universitas Swasta di Yogyakarta. Pasangan ini memilki 3 orang anak yang terdiri dari 2 orang putri dan seorang putra.
Keluarga yang bersuku Batak Toba ini belum lama pindah ke jalan meranti Burung Perumahan Meranti Permai. Sehari-harinya HS dan TS berjualan emas di pasar Horas untuk
menghidupi kebutuhan keluarganya. Sebelum menjadi wiraswasta, HS adalah seorang pegawai di pemerintahan, namun dikarenakan perbedaan ideologi dengan atasannya yang
tidak dapat ia terima, maka ia memilih mundur dan beralih menjadi wiraswasta yang lebih leluasa. HS dan TS biasanya pulang pukul 5 sore setiap harinya kecuali di hari minggu
dimana HS dan TS tidak berjualan. DI hari minggu, HS biasanya pergi memancing ke Pulau Samosir dan terkadang dia mengajak anaknya, RS yang saat ini masih duduk di bangku kelas
6 SD. HS mengakui bahwa dia adalah tipe orang rumahan, dimana apabila sudah pulang, maka dia akan berada di rumah bersama keluarganya. HS bukanlah tipe suami yang mau
pergi minum di kedai sekitar rumah. Dia lebih memilih untuk berada dirumah bersama dengan istri dan anak-anaknya.
Saat berada dirumah, HS dan TS biasanya menonton televisi bersama anak-anaknya. HS mengaku bahwa televisi, yang acaranya berisi informasi dan hiburan yang memiliki
dampak positif, tidak terlepas dari sisi negatifnya. HS mengakui bahwa apabila terlalu lama menonton televisi dengan konten yang tidak sesuai umur dapat memberikan dampak yang
tidak baik terutama bagi anak-anaknya. Walaupun mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan televisi, HS dan TS tetap mengizinkan anaknya menoton televisi dengan harapan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
anak-anaknya dapat menyerap hal-hal positif dari siaran televisi, sepeti informasi yang menambah pengetahuan dan hiburan. Untuk mencegah hal yang tidak baik menerpa anaknya,
HS dan TS hanya mengizinkan anaknya menonton konten yang berisi informasi positif dan hiburan disertai pendampingan dari orangtua. HS juga tahu bahwa di film kartun yang
termasuk kategori anak-anak, terdapat juga hal ynag kurang baik seperti kekerasan. Untuk itu, HS biasanya berbagi tugas dengan TS. Anak-anaknya hanya boleh menonton kartun di
hari minggu sepulang gereja dimana pendampingan dilakukan oleh istrinya, sementara HS biasanya pergi memancing . Terkhusus di hari minggu, RS yang berumur 12 tahun, anak
terakhir dari pasangan ini biasanya memilih untuk bermain diluar bersama temannya hingga sore hari, atau terkadang RS memilih untuk ikut memancing ke Pulau Samosir bersama
Ayahnya. Menurut HS, pendampingan terhadap anaknya saat menonton televisi dimulai sejak
anaknya memasuki Sekolah Dasar. Pendampingan dimulai sejak pukul 18.00 WIB hingga paling lama pada pukul 20.30 WIB. HS tidak mengizinkan anak-anaknya menonton televisi
di siang hari dikarenakan sepulang anaknya sekolah, biasanya kegiatan berikutnya adalah mengikuti les tambahan. Di saat tidak les, anaknya yang paling kecil, yaitu RS, biasanya akan
berada di toko dimana HS dan TS berjualan hingga sore hari. Namun demikian, HS dan TS tidak selalu bisa mendampingi anaknya menonton televisi. Hal itu biasanya terjadi karena HS
dan TS pulang telat kerumah sedangkan saat itu adalah jam menonton televis bagi anaknya. Ketika menghadapi kondisi seperti itu, HS biasanya akan mengontrol anaknya melalui
telepon. HS akan menanyakan apa yang sedang dilakukan anaknya. Namun, HS mengatakan menjadi sebuah kecolongan bagi dirinya karena dijam anaknya menonton televisi, dia belum
berada bersama anak-anaknya. HS menjelaskan bahwa ia tidak mengizinkan anaknya untuk menonton acara seperti sinetron, film yang tidak sesuai umur anaknya seperti film yang berisi
konten kekerasan dan pembunuhan dikarenakan menurut HS banyak hal yang terlalu dibuat- buat didalamnya, tidak sesuai realita yang apabila ditiru anaknya akan berakibat fatal. HS
mengizinkan anaknya menonton televisi yang berisi hiburan namun memfokuskan anaknya menonton berita yang berisi informasi bermanfaat. Terkait dengan memfokuskan dengan
berita yang berisi informasi yang terkadang ada informasi kriminal, HS mengatakan bahwa itulah gunanya dia mendampingi anaknya menonton televisi agar anaknya dapat diarahkan
dan dikontrol. HS mengatakan bahwa diumur anaknya yang saat ini sudah berusia 12 tahun, penting bagia dia untuk mulai mengetahui hal-hal mengenai berita kriminal agar anaknya
tahu mana yang baik dan tidak baik. HS tidak pernah sekalipun mengizinkan anaknya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menonton acara yang tidak termasuk kedalam kategori bimbingan orangtua dan anak-anak. Tanpa ada protes, anak-anaknya menuruti perkataan HS dan TS karena menurut HS, anak-
anaknya sudah mengerti alasan orangtuanya tidak mengizinkan. HS setuju bahwa mendampingi anak menonton televisi itu sangat penting dilakukan orangtua dikarenakan pada
televisi banyak terdapat konten yang tidak baik dan yang perlu bimbingan dari orangtua sehingga si anak bisa diarahkan mengenai mana hal baik dan mana yang buruk.
Mengenai hubungan dengan anak-anaknya, HS menuturkan bahwa keluarga mereka sangat-sangat terbuka satu sama lain, tidak ada yang ditutp-tutupi. Jadi, disaat mereka
kumpul, disitulah momen dimana mereka saling menceritakan apa yang mereka alami selama satu hari kegiatan mereka. HS melanjutkan bahwa dia sebagai orangtua tidak pernah
melakukan pemaksaan kepada anaka-anaknya. Dia lebih memilih menggunakan kalimat sopan dan persuasif dibanding dengan kalimat keras kepada anak-anaknya karena dia menilai
cara persuasif dan sopan adalah cara yang paling efektif. Bisa dibilang kami sangat-sangat terbuka satu sama lain. Si Enok ini tipe yang
komunikatif, turunan saya hahaha. Begitu juga kakak-kakaknya. Tidak ada yang ditutup-tutupi, jadi ketika kumpul, disitu saling mengetahui lah. Saya juga tidak ada
melakukan pemaksaaan keapada mereka. Contohnya ketika saya ingin nonton berita, saya tinggal bilang saja nak tolonglah, bapak mau nonton berita pasti mereka nurut.
Jadi tidak perlu ngomongnya harus keras atau gimana. Saya rasa dengan cara baik dan persuasif itu paling baik. HS. 2014, 5 Mei. Wawancara Pribadi.
Keluarga HS ini bisa dikatakan keluarga komunikatif terutama HS dan RS. Hubungan HS dengan anak-anaknya sangat dekat dikarenakan HS ynag tipe orang rumahan terlebih RS
kepada HS. HS mengatakan bahwa bimbingan yang sudah diberikan HS dan TS sejak kecil serta kedekatan dengan anak menghasilkan sikap dan perilaku yang positif dari anak-
anaknya. Hingga saat ini, anak-anak mereka dapat dikatakan sebagai anak yang penurut terhadap orangtuanya. Namun meskipun begitu, mereka yang masih anak-anak memilki rasa
ingin tahu yang tinggi sehingga terkadang anaknya menolak saat waktunya istrahat karena masih ingin menonton. Namun dengan tindakan persuasif orangtuanya, biasanya anak-anak
mereka akan menurut. Hs menuturkan bahwa RS adalah tipe yang komunikatif, apabila sat menonton berita, RS sering melontarkan pertanyaan kepada HS seputar berita yang ia tonton.
Selanjutnya , HS mengatakan bahwa RS adalah anak yang unggul disekolahnya dan tipe anak
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
yang mau berkorban demi temannya. Hal ini ditunjukkan dengan mau memberi pinjam peralatannya kepada temannya yang tidak punya.
HS sangat nyaman dan menikmati waktunya saat mendampingi anak-anaknya dikarenakan diwaktu yang sedikit itu dia bisa bersama-sama dengan anaknya. Walaupun
merasa letih, HS mengatakan itu tidak menjadi masalah bagi dia karena dia menikmati selama mendampingi anak-anaknya.
Sangat bahagia dek. Nyaman sekali saya, karena dari jam 6-8 malam itulah saya bisa bersama mereka kan, jadi dinikmati lah dek, capek ga masalah haha. HS. 2014, 5
Mei. Wawancara Mendalam.
Namun, menjadi hambatan bagi HS dan TS adalah waktunya yang terbatas mendampingi anak dikarenakan pekerjaan mereka yang seharian berjualan sehingga mereka
terlambat atau tidak bisa mendampingi anaknya meskipun itu terjadi kadang-kadang. Terkait dengan dampak media, HS mengaku bahwa RS bukanlah tipe anak yang mudah dipengaruhi
media namun tetap dapat dipengaruhi apabila menonton terlalu lama dan tanpa dibimbing orangtuanya. Itulah mengapa HS merasa penting baginya untuk mendampingi anaknya agar
si anak tidak mudah dipengaruhi televisi karena si anak sudah lebih mengerti mengenai mana yang baik dan tidak baik. HS 2014, 5 Mei saat diwawancarai mengatakan :
Kalo dipengaruhi pasti bisa dek kalo menonton terlalu lam dan terus-menerus. Tapi itulah makanya didampingi sehingga tidak mudah lagi dipengaruhi karena dia sudah lebih
mengerti mana yang baik dan tidak baik..
HS mengatakan bahwa walaupun sudah dibiasakan menonton televisi, anak-anak tetaplah anak-anak yang lebih memilih menonton film kartun yang sesuai dengan umurnya
dibanding siaran lain. Karena dibiasakan dengan berita dan film kartun, RS saat ini hanya menonton acara berupa berita dan kartun saja. Hingga saat ini, sikap RS tergolong baik
dengan memberikan respon positif terhadap bimbingan yang diberikan oleh kedua orantuanya. Hal ini senada dengan perkataan RS yang menjelaskan bahwa orangtuanya
membiasakan menonton berita yang memberikan banyak informasi kepadanya walaupun RS mengakui bahwa film kartun menjadi favoritnya yaitu Oggy yang disiarkan di televisi
berbayar. RS juga mengatakan bahwa dia sering bertanya kepada orangtuanya mengenai hal yang dia tidak mngerti, begitu juga orangtuanya yang sering menashati RS saat menonton
acara di televisi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sekarang, HS menuturkan bahwa pendampingan yang ia berikan beserta istrinya kepada anak-anaknya memberikan dampak positif. RS sudah lebih memahami menegnai isi
acara dimana dia tidak menyukai lagi sinetron atau film yang ber-genre action sebagaimana yang diungkapkan RS. Anak yang khas dengan kacamata hitamnya ini sudah lebih
mengetahui acara apa yang boleh ia saksikan dan tidak beserta alasannya. HS dan TS berharap agar hal positif baik sikap maupun perilaku anak-anaknya ini dapat terus berlanjut
dan berkembang hingga mereka dewasa.
4.1.4.5 Tabel Pendampingan Orangtua dengan Aktivitas Anak Menonton Televisi Tabel 2