Pendampingan Pasangan BS dan SP dengan Aktivitas S Menonton Televisi

Universitas Sumatera Utara seorang tokoh dalam film kartun itu merasa iri kepada tetangganya yang bisa bahagia setiap hari. Karena irinya, Squidward mencoba berbuat jahat, namun malah kena getahnya, ia terkena sial dan terjatuh. Lalu TH menasehati anaknya agar jangan iri kepada oranglain, tidak boleh jahat karena pasti akan dihukum Tuhan, jadinya sial sendiri. Tampak R memperhatikan dan mendengarkan apa yang telah disampaikan ibunya kepadanya.

4.1.4.2 Pendampingan Pasangan BS dan SP dengan Aktivitas S Menonton Televisi

Pasangan BS dan SP adalah suami istri yang bekerja sebgai wiraswasta di Pasar Horas Kota Pematangsiantar sebagai penjual kain. Pasangan ini beda 5 tahun dimana BS yang merupaka suami lebih muda dibandingkan istrinya. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yaitu seorang putri yang saat ini sedang bekerja dibidang perbankan dan satu lagi seorang putra yang sedang duduk dibangku kelas 5 Sekolah Dasar. Pasangan ini sudah tidak lagi tinggal bersama sejak sekitar 6 tahun yang lalu dikarenakan oleh suatu hal sehingga saat ini ibu SP yang berusia 53 tahun yang bekerja untuk menghidupi keluarganya. Berperan sebagai orangtua tunggal yang mengurusi segalanya membuat ibu ini lebih protektif terhadap anak-anaknya. Hal ini terlihat dengan hanya mengizinkan anaknya yaitu S yang masih sekolah untuk menonton televisi di akhir minggu. Ibu dengan pendidikan terkahir SMA ini mengetahui bahwa televisi memiliki dampak negatif, namun ia tetap mengizinkan anaknya menonton televisi dengan acara tertentu seperti berita dan kartun untuk tujuan hiburan dan memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Ibu ini menganggap bahwa jika terlalu lama diizinkan menonton, akan membawa dampak tidak baik kepada anaknya dari acara yang disiarkan, sebagaimana yang dikatakan SP 2014, 4 Mei saat wawancara dengan peneliti: Untuk hiburan dia sama biar tau informasi dari berita aja, kukasih sabtu minggu supaya jangan terfokus kali dia dengan TV itu, nggak bagus nanti kalo terlalu banyak nonton, banyak kali nggak bagus da bah. Anaknya hanya diizinkan menonton televisi pada sabtu malam dan hari minggu disaat mereka berada dirumah. Ibu ini juga menambahkan bahwa keluarga mereka yang saat ini hanya berjumlah 3 orang tidak terlalu sering menonton televisi karena sore sepulang mereka berkaktivitas, mereka lebih mengutamakan istrahat. Aktivitas anaknya yang dimulai dari pagi sekolah lalu siangnya menemani ibunya berjualan membuat waktu anak tersebut tidak ada untuk menonton televisi karena sepulang dari berjualan sore, anaknya istrahat sebentar lalu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara belajar malam hingga waktunya tidur. Ibu dua orang anak ini menunjukkan sikap protektifnya dengan hanya memberikan waktu menonton selama tidak lebih dari dua jam dihari sabtu malam dan diminggu sore hingga pukul 18.00 WIB. SP mulai mendampingi S menonton televisi saat S mulai mengenal televisi yaitu sejak duduk di bangku SD. Televisi yang hanya ada satu yang diletakkan diruang keluarga memudahkan SP dalam mendampingi anaknya. Meskipun tergolong protektif dalam merawat anaknya, SP tidak bisa sepenuhnya mendampingi S ketika menonton televisi terutama di hari minggu dikarenakan SP juga berjualan di rumahnya. Sp juga terkadang tidak bisa menemai S menonton televisi di sabtu malam karena letih sepulang berjuala n sehingga ini memilih untuk beristirahat. Untuk menyiasati hal tersebut, biasanya SP dibantu putrinya yang paling besar untuk mendampingi S menonton televisi. SP menganggap putrinya sudah mampu dan dewasa dalam membimbing S sehingga ia mau mengizinkan putrinya untuk membimbing adiknya. Apabila SP tidak dapat mendampingi anaknya, maka ia hanya mengiznkan S untuk menonton kartun yang aman karena SP takut anaknya terpengaruh hal-hal yang tidak baik seperti kekerasan sedangkan pada sabtu malam biasanya keluarga ini menonton berita di televisi swasta untuk menambah informasi. SP juga tahu bahwa di film kartun ada hal-hal tidak baik untuk dilakukan yaitu biasanya kekerasan. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi pada anaknya, SP melakukan tindakan preventif yaitu terlebih dahulu membimbing dan mengarahkan anaknya mengenai apa yang baik dan buruk, boleh dan tidak boleh untuk dilakukan. SP 2014, 4 Mei mengatakan saat wawancara dengan peneliti bahwa: Mau kartun atau film apapun itu, kubilangnya ke dia, mukul itu nggak ada bagus, nggak boleh dilakukan, bisa kenak hukum. Gitu juga mencuri, seperti itu nak, jadi udah kuberitau dulu kedia supaya dia tau. Selama proses mendampingi, Sp biasanya sembari memberitahu anaknya mengenai hal yang terjadi di televisi. Karena biasanya menonton berita, maka Sp sering mengajarkan mengenai hal yang baik dan tidak baik yang disiarkan, contohnya berita pencurian di televisi. Ibu ini akan mengingatkan S bahwa pencurian itu tidak boleh dilakukan, karena apabila dilakukan akan dihukum. Selama SP dan S menonton televisi, komunikasi yang terjadi antara keduanya dikatakan baik dimana tidak hanya SP yang mengarahkan anaknya, S juga terkadang bertanya atau protes kepada ibunya akan suatu hal meskipun menurut S, anaknya adalah tipe anak yang penurut. Contohnya S bertanya kepada S mengapa menonton film dewasa yang ada adegan memukul itu tidak boleh, lalu SP menjelaskan bahwa itu perbuatan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara jahat yang dilarang karena S bisa jadi terpengaruh. Lalu setelah mendapat penjelasan dari ibunya, S menuruti kata-kata ibunya. Hubungan antara SP dan S dikatakan sangat dekat dikarenakan sejak kecil, S hanya ditemani ibu dan kakaknya. Saat pulang sekolah, S akan ketempat ibunya jualan sedangkan kakaknya bekerja sehingga keseharian S lebih sering bersama ibunya. Sp mengatakan bahwa hubungannya dengan S sangat terbuka ini dibuktikan dimana SP akan menanyakan kondisi S selama bersekolah, apakah ada masalah atau apa yang terjadi, sementara S adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu sehingga sering bertanya kepada ibu maupun kakaknya. Karena memiliki rasa ingin tahu, maka SP merasa sangat penting untuk mendampingi anaknya menonton televisi agar anaknya dapat diarahkan dengan baik melalui pertanyaan yang diajukan maupun bimbingan yang diberikan SP. Dia juga sering nanya-nanya ke aku atau kakaknya, karena si Sam ini sering bertanya juga. Yah pentinglah, banyak yang tidak baik didalamnya meski ada yang positif, apalagi kalo terlalu sering nonton, makanya itu kubatasi dia nonton karena nggak bisa selalu kutemani dia, takutku jadi terpengaruh hal buruk dia. SP. 2014, 4 Mei. Wawancara pribadi. Baiknya, S adalah tipe anak yang mau mendengarkan orangtuanya yang disebabkan karena kedekatan dia dengan ibunya sejak ia kecil sehingga ia mau terbuka dan menuruti perkataan orangtuanya. Karena semua alasan itu, SP merasa nyaman selama mendampingi S menonton televisi terlebih SP merasa bahwa itu semua dilakukan demi kepentingan S meskipun ada hambatan yang dalami SP dalam mendampingi anaknya yaitu pekerjaanya yang mebuat SP tidak dapat setiap saat mendampingi S menonton televisi. Namun syukur SP memilki seorang putri yang mampu membantu SP mendampingi S menonton televisi. S juga mengamini apa yang dikatakan ibunya, dia mengatakan ibunya adalah seorang yang cerewet saat mendampingi S menonton televisi karena ibunya sering menasehati S saat menonton terlebih saat menonton berita. Namun, S merasa senang dan nyaman apabila disaat dia menonton, ibunya berada disampingnya. Hingga saat ini, SP mengakui bahwa belum pernah dia mendapati anaknya melakukan hal yang tidak baik dikarenakan efek dari siaran yang dia tonton. S bukanlah anak yang mudah dipengaruhi oleh media dikarenakan bahwa S tidak lah sering menonton televisi, dan ketika menonton pun acara yang disaksikan adalah acara yang beisi dampak positif berupa hiburan dan informasi ditambah dengan adanya pendampingan dari SP yang membuat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tingkah laku S lebih terkontrol. S tidak pernah ditemui megikuti hal negatif dari apa yang dia lihat di televisi karena adanya bimbingan dari orangtua, dia hanya menuruti hal positif dari televisi yang dianjurkan oleh orangtuanya. S menunjukkan respon positif terhadap SP, ini dibuktikan dengna S lebih percaya dan menuruti apa yang dikatakan oleh ibunya dibanding dengan apa yang dia dengar dari teman-temannya, namun S menyebutkan bahwa ada keterangan atau penjelasan untuk hal-hal yang dia bimbing kepada anaknya. Menurut SP, perilaku positif yang ditunjukkan S disebabkan karena S lebih banyak menghabiskan waktu dengan ibunya sehingga karena kedekatan itu membuat S lebih mempercayai ibunya dibanding oranglain. Hasil dari pendampingan yang selama ini dilakukan SP dibantu dengan putrinya memberikan dampak yang baik kepada anaknya terkhusus dalam menonton tayangan televisi. S sudah lebih memahami acara yang disiarkan di televisi, dia tahu mana yang baik dan tidak baik ditonton, mana yang boleh dan tidak boleh untuk dilihatnya. Dia tahu bahwa dia diperbolehkan menonton kartun untuk hiburan dan kesenangan sedangkan menonton berita untuk menambah pengetahuan. S tidak akan menonton acara yang lain karena selain tidak dibiasakan, dia tahu bahwa banyak acara yang tidak baik ditonton sebagaimana apa yang telah dikatakan ibunya. Seperti contoh ketika melihat adegan kekerasan, S tahu itu adalah hal yang tidak baik untuk ditiru dan tidak boleh dia saksikan sehingga ia mengganti ke tayangan lain, sebagaimana yang SP 2014, 4 Mei jelaskan saat wawancara dilakukan, yaitu: Kalo dia udah tau mana yang boleh ditonton, mana yang nggak, nggak perlu kuberitau lagi, kayak film kekerasan, sinetron gitu digantinya itu, nggak ditontonya. Pernyataan SP ini diperkuat dengan perkataan Sam yang mengatakan bahwa karena menonton berita, dia jadi mengetahui banyak hal yang bagus mengenai sekitar, contohnya info mengenai gempa bumi dan gunung meletus. S juga mengatakan bahwa main judi itu tidak baik dan hal itu dilarang oleh ibunya untuk dilakukan karena bisa ditangkap pihak berwajib. Hal tersebut dikatakan S 2014, 4 Mei saat wawancara dengan peneliti, yaitu: Main judi nggak boleh, nanti ditangkap polisi. Mamak bilang nggak boleh main judi, nanti jadi ditangkap polisi, itu nggak baik. Tanpa protes berlebih, S menuruti perkataan ibunya karena dia memang sudah memahami bahwa bermain judi itu tidak baik, tidak diperbolekan, tidak layak untuk ditiru. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.1.4.3 Pendampingan Pasangan JP dan NT dengan Aktivitas A Menonton Televisi