Tabel 6. Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta Constant
TC 1      Ln MV
LPS 2,123
1,890 -,044
,000043 3,888
2,461 ,124
.000 ,092
-,043 ,057
,546 ,768
-,358 ,474
,587 ,445
,721 ,637
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber: Lampiran 10 Berdasarkan  uji  Glejser  yang  telah  dilakukan  dari  tabel  4
dengan  jelas  menunjukkan  bahwa  tidak  ada  satupun  variabel independen  yang  signifikan  secara  statistik  memengaruhi  variabel
dependen  nilai  absolut  Absolut.  Hal  ini  terlihat  dari  probabilitas signifikansinya  di  atas  tingkat  kepercayaan  5.  Jadi  dapat
disimpulkan model
regresi tidak
mengandung adanya
heteroskedastisitas, maka H
o
diterima tidak ada heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear  ada  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t
dengan  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t-1  sebelumnya Ghozali, 2011. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi.  Autokorelasi  muncul  karena  observasi  yang  berurutan sepanjang  waktu  berkaitan  satu  sama  lainnya.  Model  regresi  yang
baik  adalah  regresi  yang  bebas  dari  autokorelasi.  Alat  ukur  yang digunakan  untuk  mendeteksi  adanya  autokorelasi    dalam  penelitian
menggunakan  Tes  Durbin  Watson  D-W.  Hasil  uji  autokorelasi  ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 7. Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
,547
a
,299 ,270
1,32088 2,021
a. Predictors: Constant, LPS, TC, Ln MV
b. Dependent Variable: HP
Sumber: Lampiran 11 Berdasarkan tabel 5 pada uji autokorelasi dapat diketahui bahwa
nilai  DW  sebesar  2,224.  Nilai  ini  akan  dibandingkan  dengan  nilai tabel Durbin-Watson d Statistic: Significance Point For d
l
and d
u
AT 0,05  Level  of  Significance  dengan  menggunakan  nilai  signifikansi
5,  jumlah  unit  observasi  data  76  n  dan  jumlah  variabel independen  3  k=3,  maka  di  tabel  Durbin-Watson  akan  didapatkan
nilai  sebagai  berikut  nilai  batas  bawah  dl adalah  1,5467  dan  nilai
batas atas du adalah 1,7104. Oleh  karena  Nilai  DW  2,021  lebih  besar  dari  nilai  batas  atas
du  1,7104  dan  kurang  dari  4 –  1,714  4-du.  Jika  dilihat  dari
pengambilan  keputusan  termasuk  dud4-du,  maka  dapat disimpulkan bahwa 1,7104  2,021  2,2896 tidak dapat menolak H
yang  menyatakan  bahwa  tidak  ada  autokorelasi  positif  atau  negatif berdasarkan tabel Durbin-Watson. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi
autokorelasi antar variable independen, sehingga model regresi layak digunakan.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk  menguji  hipotesis  yang  ada  pada  penelitian  ini  perlu dilakukan  analisis  statistik  terhadap  data  yang  telah  diperoleh.  Analisis
statistik  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  analisis  regresi. Ghozali, 2011 mengatakan bahwa dalam uji regresi khususnya uji t dan
uji  F  sangat  dipengaruhi  oleh  nilai  residual  yang  mengikuti  distribusi normal,  sehingga  jika  asumsi  ini  menyimpang  dari  distribusi  normal
maka menyebabkan uji statistik menjadi tidak valid. Oleh karena itu, jika terdapat data  yang menyimpang dari penyebarannya, maka data tersebut
tidak disertakan dalam analisis. Hipotesis  pertama,  kedua  dan  ketiga  pada  penelitian  akan  diuji
menggunakan uji parsial Uji-t untuk mengetahui apakah variabel bebas secara  individu  berpengaruh  terhadap  variabel  terikat.  Uji  model  akan
diuji  menggunakan  uji  simultan  Uji  F  untuk  mengetahui  pengaruh variabel  bebas  terhadap  variabel  terikat  secara  simultan.  Sebelum
melakukan  uji-t  dan  uji  F  maka  dilakukan  pengujian  uji  regresi  linier berganda sebagai berikut:
a. Uji Regresi Linier Berganda
Regresi  linier  berganda  ingin  menguji  pengaruh  dua  atau  lebih variabel  independen  terhadap  satu  variabel  dependen  Ghozali,
2011 yang dinyatakan sebagai berikut: HP
= α + β
1
TC + β
2
Ln MV + β
3
LPS + e