Kriteria Pemilihan Saham Indeks LQ45

memutuskan lamanya waktu menahan saham holding period secara tepat agar memeroleh tingkat keuntungan yang diharapkan. Holding period saham adalah lamanya investor bersedia memegang aset atau surat berharga dengan memperhitungkan keuntungan dan kerugian yang diperoleh Rianto dan Sigit Hutomo, 2008. Investor harus dapat memilih saham perusahaan- perusahaan yang mempunyai prospek yang baik di masa mendatang dalam menghasilkan keuntungan yang maksimal tanpa mengabaikan risiko dari saham tersebut. Bila investor telah menentukan pilihannya pada suatu saham tertentu maka investor akan memutuskan kapan untuk menjual atau menahan saham tersebut holding period. Holding period saham ditunjukkan melalui perbandingan antara jumlah saham beredar dengan volume transaksi saham. Angka yang ditunjukkan dari holding period saham bukan berarti seorang investor menahan sahamnya selama itu dengan pasti, namun angka tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nominalnya maka semakin lama jangka waktu seorang investor dalam memegang atau menahan sahamnya. Jangka waktu investasi suatu saham setiap investor berbeda. Beberapa investor hanya menahan atau memegang saham beberapa hari sedangkan yang lain mungkin menahannya lebih lama. Investor yang menahan saham hanya beberapa hari mengharapkan akan dapat menjual sahamnya kembali dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya. Seorang investor cenderung akan menahan sahamnya dalam jangka waktu yang lebih lama jika memprediksikan bahwa saham perusahaan yang dibelinya tersebut dapat menguntungkan. Dengan harapan bahwa harga jual saham tersebut lebih tinggi dimasa yang akan datang. Sebaliknya, investor akan segera melepasmenjual saham yang dibelinya jika diprediksikan harga saham tersebut akan mengalami penurunan. Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai instrinsik dengan harga pasarnya Halim, 2005, dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai instrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik. b. Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan melakukan transaksi. Karena saham tersebut dalam keadaan keseimbangan, sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian atau penjualan saham tersebut. c. Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai instrinsiknya, maka sahama tersebut sebaiknya dijual untuk mengurangi risiko kerugian. Karena tentu harganya kemudian akan turun menyesuaikan dengan nilainya. Aturan umum tersebut sangat sederhana dan mudah dipahami, tetapi memiliki kesulitan dalam menentukan nilai istrinsiknya. Nilai instrinsik suatu saham ditentukan oleh factor-faktor fundamental yang mempengaruhinya.