perkembangan pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas,
maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga
kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1 Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
2 Aktifitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi.
3 Jumlah hari perdagangan di pasar regular 4 Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
5 Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek
pertumbuhan perusahaan tersebut. b.
Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja emiten-emiten yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45.
Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam
bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.
c. Komisi Penasehat
Untuk menjamin kewajaran fairness pemilihan saham, BEI juga dapat meminta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para
ahli dari Bapepam-LK, Universitas dan profesional di bidang pasar modal yang independen.
d. Hari Dasar Indeks LQ45
Indeks LQ45 diluncurkan pada bulan Februari 1997. Untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang
digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks sebesar 100.
5. Saham
a. Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. atau perseroan
terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut
Darmadji dan Fakhruddin, 2001.
b. Jenis-Jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001, saham dapat dibedakan
antara saham biasa common stoks dan saham preferen preffered stocks.
1 Saham Biasa Common Stock Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan equity security
dari badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas. Saham biasa
memberikan jaminan untuk turut serta daiam pembagian laba dalam bentuk dividen, apabila perusahaan tersebut memperoleh laba.
Menurut Siamat 1995, ciri - ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:
a Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. b Memiliki hak suara one share one vote.
c Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan
dilunasi.
2 Saham Preferen Preferred Stock Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi
dan saham biasa. Adapun ciri - ciri dari saham preferen menurut Siamat 1995 adalah:
a Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen. b Tidak memiliki hak suara.
c Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus.
d Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan
dilikuidasi. 6.
Holding Period saham
Investasi keuangan dalam bentuk saham memiliki tingkat risiko yang tinggi jika investor tidak berhati-hati, hal ini menyebabkan investor harus
memutuskan lamanya waktu menahan saham holding period secara tepat agar memeroleh tingkat keuntungan yang diharapkan. Holding period
saham adalah lamanya investor bersedia memegang aset atau surat berharga dengan memperhitungkan keuntungan dan kerugian yang diperoleh Rianto
dan Sigit Hutomo, 2008. Investor harus dapat memilih saham perusahaan- perusahaan yang mempunyai prospek yang baik di masa mendatang dalam
menghasilkan keuntungan yang maksimal tanpa mengabaikan risiko dari saham tersebut. Bila investor telah menentukan pilihannya pada suatu
saham tertentu maka investor akan memutuskan kapan untuk menjual atau menahan saham tersebut holding period.
Holding period saham ditunjukkan melalui perbandingan antara jumlah saham beredar dengan volume transaksi saham. Angka yang
ditunjukkan dari holding period saham bukan berarti seorang investor menahan sahamnya selama itu dengan pasti, namun angka tersebut
menunjukkan bahwa semakin besar nominalnya maka semakin lama jangka waktu seorang investor dalam memegang atau menahan sahamnya.
Jangka waktu investasi suatu saham setiap investor berbeda. Beberapa investor hanya menahan atau memegang saham beberapa hari
sedangkan yang lain mungkin menahannya lebih lama. Investor yang menahan saham hanya beberapa hari mengharapkan akan dapat menjual
sahamnya kembali dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya. Seorang investor cenderung akan menahan sahamnya dalam jangka waktu
yang lebih lama jika memprediksikan bahwa saham perusahaan yang