dengan uji F pada tingkat keyakinan 95 dengan ketentuan sebagai berikut
1 Apabila F hitung F tabel, Ho diterima 2 Apabila F hitung F tabel, Ho ditolak.
Widarjono, 2009.
Hipotesis dalam penelitian sebagaimana telah dijelaskan diatas dirumuskan sebagai berikut:
Ho
4
: β
1
, β
2
, β
3
= 0, maka tidak terdapat pengaruh transaction cost, market value, dan laba per lembar saham secara simultan
terhadap holding period saham. Ha
4
: β
1
, β
2
, β
3
≠ 0, maka terdapat pengaruh transaction cost, market value, dan laba per lembar saham secara simultan
terhadap holding period saham. Hasil uji signifikansi simultan antara tiga variabel independen
transaction cost, market value, dan laba per lembar saham terhadap variabel dependen holding period saham dipaparkan sebagai
berikut:
Tabel 10. Uji Simultan Uji Statistik F ANOVA
a
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F
Sig.
1 Regression Residual
Total 53,621
125,619 179,241
3 72
75 17,874
1,745 10,244 ,000
a
a. Predictors: Constant, LPS, TC, LnMV
b. Dependent Variable: HP
Sumber: Lampiran 14
Dari tabel 9 diperoleh nilai F hitung sebesar 10,244 dan signifikansi sebesar 0,000. Terlihat bahwa nilai signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa transaction cost, market value, dan laba per lembar saham secara simultan
berpengaruh terhadap holding period saham yang terdaftar LQ-45 Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013, sehingga H
a
diterima dan H
ditolak.
d. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Besarnya koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol besarnya
koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya
semakin besar koefisien determinasi mendekati angka 1, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hasil perhitungan koefisien determinasi atas penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,547
a
,299 ,270
1,32088 a.
Predictors: Constant, LPS, TC, Ln MV Sumber: Lampiran 15
Hasil uji adjusted R
2
pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,270. Hal ini menunjukkan bahwa holding period saham
dipengaruhi oleh transaction cost, market value, dan laba per lembar saham sebesar 27 sedangkan sisanya sebesar 73 dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
C. Pembahasan Hipotesis 1. Pengaruh secara Parsial
a. Pengaruh transaction cost terhadap holding period saham.
Hasil analisis statistik untuk variabel transaction cost diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 4,650. Hasil statistik uji t untuk variabel
transaction cost diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari toleransi kesalahan
α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa transaction cost berpengaruh terhadap holding period saham,
sehingga hipotesis pertama diterima. Variabel transaction cost dapat dijadikan sebagai indikator bagi para investor dalam berinvestasi
karena jika transaction cost meningkat maka holding period saham juga meningkat, atau investor berani menahan saham yang dibelinya
lebih lama. Investor berani menahan saham yang dibelinya lebih lama karena memiliki harapan mendapat return yang lebih tinggi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Santoso 2008 menguji pengaruh biaya transaksi yang dicerminkan oleh bid-ask spread
terhadap holding period saham dengan dua variabel indipenden tambahan yaitu market value dan variance of return. Hasil penelitian
ini adalah variabel spread berpengaruh positif atau searah terhadap holding period.
b. Pengaruh market value terhadap holding period saham.
Hasil analisis statistik untuk variabel market value diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 2,145. Hasil statistik uji t untuk variabel
market value diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,035, lebih kecil dari toleransi kesalahan
α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa market value berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period
saham, sehingga hipotesis kedua diterima. Variabel market value dapat dijadikan sebagai indikator bagi para investor dalam
berinvestasi karena jika market value meningkat maka holding period saham juga meningkat, atau investor berani menahan saham
yang dibelinya lebih lama. Investor akan lebih tertarik berinvestasi dan menahan sahamnya lebih lama di perusahaan yang memiliki
market value yang besar karena prospek saham lebih terjamin. Hasil penelitian ini konsisten sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Dinar Ayu, dkk 2012. variabel market value dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap holding period saham biasa dengan arah yang positif. Hasil ini ditunjukkan dari nilai signifikansi market value yang lebih kecil
dari alpha 0,000 0,05 dengan nilai t hitung sebesar 5,680. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan nilai market value akan
berdampak pada peningkatan holding period saham biasa.