Penerimaan Penjualan Deskripsi Hasil Penelitian

b. Penerimaan Penjualan

Penerimaan penjualan merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh perusahaan sebagai hasil dari penjualan output atau barang yang diproduksi. Penjualan merupakan sumber utama pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh. Penerimaan penjualan dihitung melalui banyaknya output perusahaan yang dapat dijual kepada masyarakat dikalikan dengan harga rata-rata perbulan selama satu tahun terakhir pada bulan April 2014 sampai Maret 2015. Dari hasil pengumpulan data, diperoleh data penerimaan penjualan perusahaan terendah adalah Rp 3.200.000,00 sedangkan yang tertinggi adalah Rp 33.656.000,00. Rata-rata mean sebesar Rp 9.370.923,00; nilai tengah median sebesar Rp 7.103.900,00 dan modus sebesar Rp 4.800.000,00. Nilai Standar Deviasi sebesar 5.683.799,541 dan Varians sebesar 3,231. Kelas interval = 7 kelas. Rentang data = data tertinggi – data terendah = 33.656.000– 3.200.000 + 1 = 30.456.001 Panjang kelas = rentang data : jumlah kelas = 30.456.001 : 7 = 4.350.857,29 dibulatkan menjadi 4.350.858. Berikut ini disajikan karakteristik penerimaan penjualan pada usaha genteng pada tabel berikut: Tabel 15. Distribusi Frekuensi Penerimaan Variabel Penjualan No. Penerimaan penjualan Rp Frekuensi 1 3200000 - 7550857 27 50.9 2 7550858 - 11901715 14 26.4 3 11901716 - 16252573 8 15.1 4 16252574 - 20603431 1 1.9 5 20603432 - 24954289 2 3.8 6 24954290 - 29305147 7 29305148 - 33656005 1 1.9 Total 53 100.0 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penerimaan penjualan perusahaan dengan frekuensi terbesar, yaitu sebanyak 27 pengusaha atau sebesar 50,9 dengan penerimaan penjualan antara Rp 3.200.000,00 sampai Rp 7.550857,00. Sedangkan penerimaan penjualan terbesar, yaitu dengan penjualan antara Rp 29.305.148,00 sampai Rp 33.656.005,00 dengan frekuensi 1 pengusaha atau sebesar 1,9. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut: Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Penerimaan Penjualan 27 14 8 1 2 1 5 10 15 20 25 30 3200000 - 7550857 7550858 - 11901715 11901716 - 16252573 16252574 - 20603431 20603432 - 24954289 24954290 - 29305147 29305148 - 33656005 Fr e k u e n si Penerimaan Penjualan Kecenderungan katagori kecenderungan penerimaan penjualan ditentukan setelah nilai skor terendah dan nilai skor tertinggi diketahui. Selanjutnya nilai rata-rata ideal Mi dan standar deviasi ideal Sdi didapatkan angka sebagai berikut: Mi mean ideal = 12 skor tertinggi + skor terendah = 12 33.656.000 + 3.200.000 = 18.428.000 SDi SD ideal = 16 skor tertinggi – skor terendah = 16 33.656.000 – 3.200.000 = 5.076.000 Mi + 1,5SDi = 18.428.000 + 1,5 5.076.000 = 26.042.000 Mi - 1,5SDi = 18.428.000 - 1,5 5.076.000 = 10.814.000 Adapun pengkatagorian kecenderungan penerimaan penjualan didasarkan pada 4 katagori dengan ketentuan sebagai berikut: 1 Sangat Tinggi = X ≥ Mi + 1,5 SDi =X ≥ 26.042.000 2 Tinggi = Mi ≤X Mi + 1,5 SDi=18.428.000≤X 26.042.000 3 Rendah = Mi - 1,5 SDi ≤ X Mi=10.814.000≤ X18.428.000 4 Sangat Rendah = X Mi – 1,5 SDi =X 10.814.000 Berdaassarkan perhitungan di atas dapat digolongkan katagori kecenderungan variabel penerimaan penjualan sebagai berikut: Tabel 16. Katagori Kecenderungan Variabel Penerimaan Penjualan No. Katagori Kecenderungan Variabel Penerimaan penjualan Interval Katagori Kecenderungan Variabel Penerimaan penjualan Frekuensi 1 Sangat tinggi X ≥ 26.042.000 1 1.9 2 Tinggi 18.428.000 ≤ X 26.042.000 2 3.8 3 Rendah 10.814.000 ≤ X 18.428.000 11 20.8 4 Sangat rendah X 10.814.000 39 73.6 Total 53 100.0 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut: Gambar 7. Histogram Katagori Kecenderungan Variabel Penerimaan Penjualan Dari hasil perhitungan diketahui bahwa mean rata-rata penerimaan penjualan yang ada sebesar Rp 9.370.923,00, besar rata-rata penerimaan penjualan tersebut berada dalam katagori kecenderungan sangat rendah dimana berada dalam kelas interval X 10.814.000, dimana mempunyai frekuensi frekuensi 39 atau sebesar 73,6. Hal ini dikarenakan output yang dihasilkan perusahaan masih terbatas atau kecil 10 20 30 40 Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah 1 2 11 39 Fr e ku e n si Katagori Kecenderungan Variabel Penerimaan Penjualan jumlahnya mengingat jaringan penjualan yang dimiliki perusahaan masih sangatlah kurang.

c. Modal

Dokumen yang terkait

elastisitas penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan genteng di kabupaten situbondo tahunn 1998-2002

0 3 61

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI GENTENG DI KECAMATAN KALIREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

6 47 77

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 14

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 12

PENDAHULUAN PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 4 11

DAFTAR PUSTAKA PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 1 4

KAJIAN AGLOMERASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TEMANGGUNG Kajian Aglomerasi Dan Pengaruhnya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Temanggung.

0 1 13

Pengaruh Modal, Tingkat Upah, dan Teknologi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Output pada Industri Tekstil di Kabupaten Badung.

0 0 14

Pengaruh Modal Dan Tingkat Upah Terhadap Nilai Produksi Serta Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Perak.

0 1 10

Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Genteng di Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali.

0 0 1