d. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat atau
seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan dalam persen. Berikut ini disajikan tabel hasil koefisien
determinasi R
2
:
Tabel 28. Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.843
a
.710 .692
.893 a. Predictors: Constant, Modal X3, Penerimaan
penjualan X2, Upah X1 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,741. Hal ini berarti bahwa variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 71,0 sedangkan sisanya
29,0 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. e.
Sumbangan Relative SR dan Sumbangan Efektif SE
Sumbangan relative digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui prediktor variabel bebas yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap kriterium
variabel terikat. Berikut ini disajikan tabel hasil sumbangan relative dan sumbangan efektif sebagai berikut:
Tabel 29. Sumbangan Relatif SR dan Sumbangan Efektif SE
Variabel SR
SE
Upah X1 86,0
61,1 Penerimaan penjualan
X2 66,1
47,0 Modal X3
-52,1 -37,0
Total 100,0
74,1 Sumber: Data primer yang diolah
1 Sumbangan Relatif SR
Berdasarkan hasil perhitungan statistik variabel upah secara relatif berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 86,0.
Variabel penerimaan penjualan secara relatif berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 66,1. Sedangkan variabel modal
secara relatif berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar -52,1.
2 Sumbangan Efektif SE
Berdasarkan hasil perhitungan statistik variabel upah secara efektif berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar
61,0. Variabel penerimaan penjualan secara efektif berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 47,0. Sedangkan
variabel modal secara efektif berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar -37,0. Jadi, besarnya kontribusi atau
sumbangan upah, penerimaan penjualan, dan modal terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 71,0, sisanya 29,0 berasal dari
variabel lain yang tidak diteliti.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Upah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa angka koefisien regresi variabel upah menunjukkan angka sebesar 0,574, hal ini menunjukkan
bahwa setiap kenaikan Rp 1.000.000,00 pengeluaran upah maka akan cenderung diikuti oleh kenaikan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,574
orang yang artinya penambahan 1 tenaga kerja yang akan terserap kedalam perusahaan genteng perlu didorong dengan kenaikan pengeluaran upah
paling tidak
dengan penambahan
pengeluaran upah
sebesar Rp 1.742.160,00. Variabel upah mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
hitung
yang lebih besar dari nilai t
tabel
, yaitu 3,133 2,01 yang berarti upah memiliki pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan
berpengarug signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0,003 0,05.
Hasil ini menunjukkan ketidaksesuaian dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa upah berpengaruh negatif terhadap penyerapan
tenaga kerja. Secara teoritik naiknya tingkat upah akan menaikan biaya produksi perusahaan, selanjutnya akan meningkatkan pula harga per unit
yang diproduksi. Selanjutnya, para konsumen akan memberikan respon yang cepat apabila terjadi kenaikan harga barang, yaitu dengan mengurangi
konsumsi atau bahkan tidak membeli sama sekali. Akibatnya banyak hasil produksi yang tidak terjual dan terpaksa produsen mengurangi jumlah