Karakteristik Anak Usia SD

19 guided response , gerakan terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response , penyesuaian adaptation, dan kreativitas originality. Sementara itu, menurut Sudjana 2011: 38 hasil pengajaran yang baik bukan sekedar pada penguasaan pengetahuan semata, melainkan juga nampak pada perubahan sikap dan tingkah laku secara terpadu. Perubahan ini harus dapat dilihat dan diamati dan mudah diukur. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan perilaku yang diperoleh individu melalui kegiatan belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat dilihat dan diamati.

2.1.5 Karakteristik Anak Usia SD

Anak usia SD berada pada periode atau masa akhir anak-anak dengan rentang usia 6 – 12 tahun. Pada rentang usia tersebut disebut juga tahap operasional kongkrit. Piaget 1998 dalam Sumantri dan Nana 2001: 2.12 menjelaskan bahwa: Pada tahap operasional konkret anak-anak mampu berpikir operasional: mereka dapat mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berpikir dalam aktivitasnya. Kurnia 2007: 1.21 menjelaskan bahwa periode anak usia SD disebut usia kreatif sebagai kelanjutan dan penyempurnaan perilaku kreatif yang mulai terbentuk pada masa anak awal. Selain itu, periode ini disebut juga dengan usia bermain, karena minat dan kegiatan bermain anak semakin meluas dengan lingkungan yang lebih bervariasi. Lingkungan bermain mereka meluas, tidak 20 hanya di lingkungan keluarga, tetapi juga dengan lingkungan dan teman-teman di sekolah. Selanjutnya menurut Rifa’i dan Anni 2009: 68 para pendidik dan ahli psikologi memberikan julukan pada akhir masa kanak-kanak. Julukan yang digunakan para pendidik untuk anak usia SD adalah usia sekolah dasar dan periode kritis dalam dorongan berprestasi, anak diharapkan memperoleh dasar- dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu. Perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa. Sedangkan julukan yang digunakan ahli psikologi pada anak usia SD adalah usia berkelompok, dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya; dan usia penyesuaian diri, anak menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok. Sementara itu, Basset, Jacka, dan Logan 1983 dalam Sumantri dan Permana 2001: 11 mengemukakan bahwa karakteristik anak usia sekolah dasar secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik dengan dunia di sekitar mereka, senang bermain, suka mencoba hal-hal yang baru, biasanya terdorong untuk berprestasi karena mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan kegagalan, belajar secara efektif ketika merasa puas dengan situasi yang sedang terjadi, dan belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif serta mengajarkan anak-anak lainnya. 21 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteritik anak usia SD dengan rentang usia 6 – 12 tahun yaitu usia kreatif, usia bermain, usia berkelompok, usia penyesuaian diri yang berada dalam tahap mampu berpikir operasional yang masih membutuhkan bimbingan orang dewasa yang ada di sekitarnya. Dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, seorang guru dapat mengembangkan proses belajar yang sesuai.

2.1.6 Pengertian Mengajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 01 SEMARANG

0 5 181

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BONGKOK 01 KABUPATEN TEGAL

0 7 229

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI MELALUI MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GONDANG PEMALANG

0 19 201

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Mojoreno Kecamatan SidoharjoKabupate

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (BERFIKIR, BERBAGI Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Strategi Pembelajaran Think Pair Share (Berfikir, Berbagi Dalam Pasangan) Pada Materi Fotosintesis Siswa Kelas V

0 1 18

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Think Pair And Share Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mindahan 01 Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara.

0 0 1

PENINGKATAN PERCAYA DIRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI SERANG KULON PROGO.

1 2 358