15
faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, taman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
2.1.3 Aktivitas Belajar
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, akan melibatkan aktivitas dari dua pihak, yaitu aktivitas guru dan siswa. Aktivitas belajar ini akan
menentukan ketercapaian tujuan dan hasil belajar. Ada beberapa pendapat ahli pendidikan mengenai aktivitas belajar. Winataputra 2006: 2.14 mengemukakan
bahwa belajar adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional. Kegiatan mendengarkan penjelasan guru sudah menunjukkan adanya aktivitas belajar,
namun kadarnya perlu ditingkatkan. Bila ada siswa yang duduk di kelas pada saat pelajaran berlangsung, akan tetapi mental emosionalnya tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran, maka pada hakikatnya siswa tersebut tidak ikut belajar. Sardiman 2011: 97 menjelaskan bahwa “dalam kegiatan belajar, subjek
didiksiswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin
berlangsung dengan baik”. Lebih lanjut Sardiman 2011: 97-100 mengemukakan prinsip aktivitas belajar dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu pandangan
ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan
dari guru. Siswa hanya bekerja atas perintah guru dengan cara yang telah ditentukan oleh guru sehingga siswa tidak terdorong untuk berpikir dan
beraktivitas. Sedangkan menurut ilmu jiwa modern, dalam pembelajaran siswa harus beraktivitas, berbuat dan aktif sendiri untuk mengembangkan bakat dan
16
potensinya, dan tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan potensinya.
Menurut Hamalik 2011: 171-2 pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.
Anak belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan
ketrampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Selanjutnya Dierich
dalam Hamalik 2011: 172 membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu: kegiatan visual seperti membaca dan mengamati;
kegiatan lisan oral seperti mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat; kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan penyajian materi dan
mendengarkan diskusi kelompok; kegiatan menulis seperti menulis cerita dan laporan; kegiatan menggambar seperti membuat grafik dan diagram; kegiatan
metrik seperti melakukan percobaan; kegiatan mental seperti memecahkan dan membuat keputusan; serta kegiatan emosional seperti berani dan tenang.
Djamarah 2008: 38-45 mengemukakan bahwa dalam belajar, seseorang tidak dapat menghindarkan diri dari suatu situasi yang dapat mempengaruhi dan
menentukan aktivitas belajar yang dilakukan. Lebih lanjut, Djamarah menjelaskan beberapa jenis aktivitas belajar yaitu mendengarkan; memandang; meraba,
membau, dan mencicipi mengecap; menulis atau mencatat; membaca; membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi; mengamati tabel-tabel, diagram-
diagram dan bagan-bagan; menyusun paper atau kertas kerja; mengingat; berpikir; dan latihan atau praktek.
17
Menurut Hanafiah dan Suhana 2010: 24 aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah bagi peserta didik yaitu agar peserta didik memiliki
motivasi dan kesadaran untuk belajar, dapat mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, dapat belajar sesuai minat dan kemampuannya,
menumbuhkembangkan suasana belajar dengan sikap displin dan demokratis, menumbuhkembangkan pemahaman dan sikap berpikir kritis, serta
menumbuhkembangkan sikap kooperatif bagi peserta didik. Bedasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran dengan melibatkan mental dan emosional siswa agar siswa dapat dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.
2.1.4 Hasil Belajar