71
4.1.2.3 Paparan Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diukur dengan tes formatif yang dilaksanakan di akhir siklus I. Hasil tes formatif siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Belajar Siswa Siklus I
Kategori Rentang Nilai
Frekuensi Jumlah Nilai
Ketuntasan Belajar Klasikal
Tuntas 65 - 100
31 2380
77,5 Tidak Tuntas
0 - 65 9
350 22,5
Jumlah 40 2730
Rata-rata
68,25
Berdasarkan tabel 4.4, jumlah siswa yang telah memenuhi KKM 65 sebanyak 31 siswa, sedangkan yang belum memenuhi KKM sebanyak 9 siswa,
dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 68,25 sehingga nilai rata-rata kelas sudah memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu sekurang-kurangnya 65.
Persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 77,5, dengan demikian persentase ketuntasan belajar klasikal juga sudah mencapai indikator keberhasilan,
yaitu sekurang-kurangnya 75. Ketuntasan belajar klasikal siklus I dapat digambarkan pada bagan berikut ini:
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I
72
4.1.2.4 Refleksi
Secara umum, nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, kehadiran siswa, dan hasil belajar siswa, serta ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sudah
memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Nilai rata-rata performansi guru pada siklus I mencapai 78,5 dengan indikator keberhasilan 71, lebih rinci pada
pertemuan 1 mencapai 77,25 dan pada pertemuan 2 mencapai 79,75. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mencapai 72,53, dengan
indikator keberhasilan 70, lebih rinci pada pertemuan 1 mencapai 69,68 dan pada pertemuan 2 mencapai 75,38. Persentase kehadiran siswa pada pertemuan
1 mencapai 90 dan pada pertemuan 2 mencapai 92,5, sehingga rata-rata persentase kehadiran siswa pada siklus I mencapai 91,25 dengan indikator
keberhasilan 90. Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 68,25 dengan indikator keberhasilan 65. Ketuntasan belajar klasikal mencapai 77,5 dengan
indikator keberhasilan 75. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai performansi guru,
aktivitas belajar siswa, dan persentase kehadiran siswa siklus I terjadi peningkatan pada pertemuan pertama dan kedua. Peningkatan tersebut diupayakan melalui
proses refleksi pada setiap akhir pertemuan, yang bertujuan agar peningkatan terjadi tidak hanya pada setiap siklus saja, melainkan peningkatan juga terjadi
pada setiap pertemuan. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap pertemuan dijadikan sebagai acuan perbaikan pada pertemuan selanjutnya
sehingga diharapkan terjadi peningkatan yang berkelanjutan.
73
Nilai performansi guru, kehadiran siswa, dan rata-rata hasil belajar siswa, serta ketuntasan belajar klasikal siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan,
namun aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 belum mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu diupayakan agar dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada pertemuan maupun siklus selanjutnya. Walaupun nilai performansi guru, kehadiran siswa, dan rata-rata hasil
belajar siswa, serta ketuntasan belajar klasikal siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan, namun hasilnya belum memuaskan sehingga perlu diupayakan pula
agar nilai performansi guru, kehadiran siswa, dan hasil belajar siswa, serta ketuntasan belajar klasikal lebih meningkat pada siklus II. Hal tersebut terjadi
karena masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran yang perlu diperbaiki, baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2. Kekurangan tersebut
berasal dari guru dan siswa. Kekurangan yang berasal dari guru pada siklus I pertemuan 1 yaitu:
1 Guru kurang menguasai materi.
2 Guru masih ragu-ragu dalam menerapkan tahap-tahap pelaksanaan
pembelajaran model TPS. 3
Media pembelajaran yang disiapkan oleh guru terbatas jumlahnya, sehingga tidak bisa menjangkau semua siswa.
4 Guru menunjuk kelompok pasangan siswa secara bergantian untuk
menyampaikan hasil diskusinya, tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan diri.
5 Guru tidak membahas hasil evaluasi akhir pembelajaran bersama siswa.
74
Kekurangan yang berasal dari siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 1, yaitu:
1 Siswa masih mengalami kebingungan dalam mengikuti tahap-tahap
pelaksanaan pembelajaran model TPS. 2
Saat mengerjakan LKS secara individu, masih ada siswa yang mengerjakannya dengan berdiskusi dengan teman.
3 Masih ada siswa yang tidak menyelesaikan tugas dari guru dengan tepat
waktu. 4
Masih sedikit siswa yang berani menanggapi penyampaian hasil diskusi kelompok pasangan yang belum tepat.
5 Siswa belum berani bertanya kepada guru.
Sedangkan, kekurangan yang berasal dari guru pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 2, yaitu:
1 Saat guru bertanya kepada siswa, guru kurang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir terlebih dahulu. 2
Media yang digunakan oleh guru terlalu kecil, sehingga saat ada siswa yang akan menunjukkan ciri-ciri dari jenis-jenis tanah kepada siswa lain,
mereka tidak dapat memperhatikan dengan baik. 3
Pada LKS, belum ada soal ranah psikomotor untuk mengaktifkan dan melatih psikomotor siswa.
Kekurangan yang berasal dari siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 2, yaitu:
1 Masih ada siswa yang kurang memperhatikan saat kegiatan eksplorasi.
75
2 Siswa belum berani menyampaikan pendapat saat guru bertanya kepada
siswa. 3
Masih ada siswa yang tidak menyelesaikan tugas dari guru dengan tepat waktu.
4 Siswa belum berani bertanya kepada guru.
4.1.2.5 Revisi