3. CBPA
CBPA atau Columbia Blood Preston Agar merupakan media agar selektif yang dipersiapkan dari Columbia Base Agar, Preston Campylobacter
Selective Supplement dan darah lisis kuda, dapat digunakan untuk isolasi C. jejuni dan C. coli dari manusia, hewan, burung dan spesimen lingkungan.
CBPA memiliki tingkat selektifitas yang cukup tinggi dalam isolasi C. jejuni. Pada persiapan media CBPA, darah lisis yang digunakan umumnya berasal
dari darah kuda atau darah domba. Penambahan darah lisis ini bertujuan untuk menetralisasi produk racun seperti senyawa peroksida yang mungkin
terbentuk akibat media terpapar oleh cahaya maupun udara. Campylobacter jejuni sangat sensitif terhadap keberadaan senyawa peroksida dan superoksida
yang merupakan produk yang terbentuk dari media akibat reaksi kimia yang dikatalis oleh cahaya Bolton dan Robertson, 1982. Selain itu, darah lisis
yang mengandung ion Fe dapat meningkatkan sifat aerotoleran C. jejuni Stern dan Kazmi, 1989.
Penambahan suplemen preston oxoid SR0117 pada media CBPA berfungsi sebagai suplemen pertumbuhan bagi Campylobacter. Penambahan
suplemen ini penting bagi sampel yang terkontaminasi banyak mikroba, atau yang sedikit jumlah koloni yang kemungkinan akan diperoleh. Selain itu,
suplemen preston juga merupakan antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain selain Campylobacter. Hal ini karena preston
mengandung polymyxin B, rifampicin, trimethoprim, dan cyclohexamide, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain, sedangkan Campylobacter
resisten terhadap bahan-bahan kimia tersebut.
4. Karmali Agar
Media Karmali agar didasarkan pada formulasi yang dikembangkan oleh Karmali et al 1986, dan direkomendasikan untuk isolasi Campylobacter
jejuni dan C. coli dari spesimen klinis. Media Karmali agar tidak mengandung sodium pyruvate, karena senyawa ini telah terdapat didalam suplemen
selektifnya. Pada media ini senyawa sodium desoxycholate yang umum
terdapat pada media untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif, digantikan dengan senyawa vancomycin yang memiliki fungsi sama.
Bentuk morfologi C. jejuni pada media ini adalah datar dan menyebar, dengan warna abu-abu serta sedikit basah setelah proses inkubasi pada suhu
42 C selama 42 jam. Jika pengamatan awal pada cawan petri dilakukan
setelah 24 jam inkubasi, maka pengamatan harus dilakukan dengan cepat dan segera dilanjutkan kembali inkubasinya. Hal ini penting untuk mengurangi
kontaminasi oksigen berlebihan pada media sehingga menyebabkan stress pada Campylobacter. Inkubasi pada suhu 42
C dapat meningkatkan sifat selektifitas media, dan pertumbuhan bakteri termofilik Campylobacter, namun
bakteri non-termofilik Campylobacter seperti C. fetus subsp. fetus tidak dapat tumbuh Bridson, 1998
5. CAT Media