Dari seluruh hasil sampel yang positif C. jejunii, akan didapatkan besarnya prevalensi cemaran C. jejuni pada sampel karkas ayam di berbagai
pasar tradisional dan pasar modern supermarket di wilayah Bogor dan Jakarta.
4. Pengidentifikasian dan pengawetan isolat C. jejuni
4.1. Pengidentifikasian C. jejuni
4.1.1. Uji Katalase
Uji katalase dilakukan pada koloni yang diduga C. jejuni. Pada uji katalase, sebanyak 1-2 loop koloni yang diduga C. jejuni dipindahkan kedalam
gelas preparat. Kemudian kedalam gelas preparat diteteskan larutan H
2
O
2
tepat diatas koloni. Setelah diteteskan larutan H
2
O
2
, koloni yang positif C. jejuni akan kelihatan muncul gelembung gas O
2
yang menunjukkan bakteri positif terhadap uji katalase.
4.1.2. Pewarnaan bakteri
Pewarnaan bakteri dilakukan untuk membantu pengamatan terhadap morfologi bakteri yang ada pada koloni yang diduga C. jejuni. Pewarnaan
dilakukan dengan teknik pewarnaan sederhana menggunakan pewarna fuchsin Ziehl. Pewarnaan bakteri dimulai dengan memindahkan 1-2 loop koloni yang
diduga C. jejuni kedalam gelas preparat yang sebelumnya telah ditetesi dengan 1-2 loop akuades steril. Koloni kemudian diratakan, dan ditetesi dengan
pewarna fuchsin Ziehl. Setelah itu dilakukan pencucian terhadap kelebihan pewarna pada gelas preparat dengan menggunakan akuades steril. Kemudian
dilakukan fiksasi, dan preparat siap diamati dibawah mikroskop cahaya pada perbesaran 1000 x dengan sebelumnya ditetesi dengan minyak imersi. Untuk
melihat motilitas bakteri dapat dilakukan dengan menghilangkan tahapan fiksasi, dan menutup gelas preparat dengan kaca penutup. Bakteri C. jejuni
akan tampak berwarna merah dengan pewarnaan fuchsin Ziehl, memiliki bentuk spiral, batang bergelombang dan bersifat motil.
4.1.3. Uji API- Campy
Sebelum dilakukan pengawetan isolat, perlu dilakukan uji API-Campy untuk memastikan bahwa isolat hasil isolasi merupakan bakteri C. jejuni. Pada
uji API-Campy dibutuhkan koloni tunggal dalam jumlah cukup banyak dari bakteri yang akan diidentifikasi. Untuk memperbanyak koloni tunggal maka
dipindahkan 1 loop koloni diduga C. jejuni kedalam media mCCDA atau CBPA dengan teknik goresan langsung. Media mCCDA atau CBPA hasil
goresan langsung, kemudian diinkubasi pada suhu 42 C selama 48 jam.
Setelah inkubasi selesai, akan diperoleh koloni tunggal yang cukup banyak untuk digunakan dalam uji API-Campy.
Uji API-Campy dimulai dengan pembuatan suspensi bakteri dari koloni tunggal bakteri yang akan diidentifikasi. Pada uji API-Campy
diperlukan konsentrasi C. jejuni yang cukup banyak yaitu kekeruhan dari suspensi bakteri pada uji yang setara dengan kekeruhan Mc. Farlan No.6.
Suspensi ini kemudian dipindahkan kedalam mikrotube pada strip-strip API- Campy dan diinkubasi suhu 36
o
+ 2
o
C selama 48 jam pada kondisi mikroaerofilik untuk setengah strip dan kondisi aerob untuk setengah strip
yang lainnya. Setelah diinkubasi, kemudian dilakukan uji dengan API-Campy test kit untuk menguatkan dan mengidentifikasi bahwa isolat tersebut adalah
C. jejuni.
4.2. Pengawetan isolat Campylobacter jejuni