Skirrow’s Agar mCCDA Modified Campylobacter Blood-Free Selective Agar Base

tekanan udaranya 297 mbar. Pada fase penggantian, sejumlah udara yang dikeluarkan dari jar, digantikan dengan campuran gas bebas oksigen yang berasal dari tabung gas. Tekanan udara pada kondisi ini mencapai 1040 mbar. Saat kondisi mikroaerofilik tercapai, tekanan udara akhir dalam jar anaerob adalah 1620 mbar. Anoxomat mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi, dengan deviasi kurang dari 0.5 Mart Microbiology, 2004

F. MEDIA AGAR SELEKTIF CAMPYLOBACTER

Media agar untuk isolasi C. jejuni dari bahan pangan diformulasikan dari kebutuhan ilmu mikrobiologi klinik. Media selektif ini dikembangkan untuk memulihkan mikroba yang diambil dari penderita radang usus, dan kemudian digunakan untuk mengisolasi C. jejuni dari bahan pangan. Beberapa media selektif yang banyak digunakan adalah Skirrow media, mCCDA Modified Campylobacter Blood-Free Selective Agar Base, CBPA Columbia Blood Preston Agar, media Karmali agar Campylobacter Agar Base- Suplemen Karmali, CAT cefoperazone amphotericin teichoplanin, Campy- BAP dan Butzler media

1. Skirrow’s Agar

Merupakan media agar pertama yang dipakai pada metode isolasi C. jejuni yang dikembangkan oleh Skirrow. Skirrow merupakan peneliti pertama yang banyak meneliti tentang Campylobacter. Banyak hasil penelitiannya yang kemudian dikembangkan untuk mendapatkan media, dan metode isolasi Campylobacter yang lebih efektif. Bahan penyusun Skirrow’s agar adalah pepton dan soy protein base agar yang ditambahkan dengan darah lisis kuda dan vancomycin, polymyxin B, serta trimethoprim. Senyawa vancomycin dalam media ini berfungsi untuk menghambat tumbuhnya bakteri gram positif, polymyxin berfungsi sebagai antifungal, sedangkan trimethoprim berfungsi sebagai papan spektrum saat pengamatan menggunakan spektrum cahaya tertentu.

2. mCCDA Modified Campylobacter Blood-Free Selective Agar Base

mCCDA merupakan media selektif yang dimodifikasi dari media CCDA Charcoal Cefoperazone Deoxycholate agar, yang digunakan untuk isolasi Campylobacter jejuni, C. coli dan C. laridis Bridson, 1998 Media mCCDA dibuat berdasarkan formulasi dari Bolton et al 1984 yang dikembangkan dengan mengganti darah dengan charcoal, ferrous sulfate, dan sodium pyruvate. Peningkatan daya selektifitas media ini terlihat ketika cephazolin pada formulasi asli diganti dengan cefoperazone sebagai bahan selektif. Amphotericin B ditambahkan pada formula media ini untuk menghambat pertumbuhan kontaminan jamur dan kapang saat inkubasi suhu 37 C. Media mCCDA dan media Campy-BAP memiliki kecepatan pendeteksian yang sama untuk bakteri termofilik Campylobacter Rice et al., 1996. Pada studi kesehatan anak anjing dan anak kucing terhadap keberadaan spesies Campylobacter, diketahui bahwa media mCCDA merupakan media paling sesuai dan paling efektif untuk identifikasi C. upsaliensis daripada media CAT Hald, et al., 1997. Menurut Humphrey et al 1997, mCCDA diketahui sebagai media yang paling sesuai untuk isolasi Campylobacter spp. dari sampel non klinis dengan pengkayaan Exeter broth. Media ini banyak digunakan di luar negeri karena merupakan media yang paling sensitif untuk isolasi C. jejuni pada bahan pangan Maff 1993 dalam Poeloengan dan Noor 2003. Persiapan media mCCDA tidak memerlukan penambahan darah lisis, cukup dengan penambahan suplemen antibiotik Oxoid SR0155. Peran darah lisis digantikan oleh senyawa charcoal, sodium pyruvate dan ferrous sulfate yang terdapat pada media tersebut. Selain itu, media mCCDA juga mengandung senyawa cefoperazone yang mampu menghambat pertumbuhan Campylobacter jenis lain Bolton dan Robertson, 1982. Penambahan suplemen Oxoid SR0155 pada media mCCDA berfungsi sebagai suplemen pertumbuhan bagi Campylobacter dan merupakan antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri selain Campylobacter. Bentuk morfologi koloni Campylobacter dapat digunakan sebagai panduan untuk identifikasi jenis Campylobacter. C. jejuni koloninya berwarna abu-abu, datar, sedikit basah dan menyebar. Beberapa strain yang lain mempunyai koloni berwarna hijau, tampak kering, dengan atau tanpa warna metalik. Sedangkan strain C. coli cenderung berwarna krem-abu-abu, sedikit basah, cerah dan mempunyai koloni yang berlainan Bridson, 1998. Perbedaan antara mCCDA dengan CCDA adalah pada penambahan yeast extract pada media mCCDA. Media mCCDA atau CCDA lebih akurat jika dibandingkan dengan media Butzler’s agar. CCDA mampu mengisolasi C. jejuni hampir 93,6 sedangkan Butzler’s agar hanya 76,6 saja. CCDA memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi kesalahannya kurang dari 0,0001. Gun-Monro et al 1987, berdasarkan hasil evaluasi klinis dan laboratorium terhadap beberapa media isolasi Campylobacter, menyampaikan data keefektifan media isolasi Campylobacter seperti pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Penanaman kembali 70 strain C. jejuni pada lima media selektif Campylobacter Media Jumlah koloni P value b Blood agar Kontrol 7.95 ± 0.36 Skirrow 7.82 ± 0.48 Ns c Butzler 7.77 ± 0.51 0.05 Blaser-Wang 7.70 ± 0.56 0.05 Preston 7.76 ± 0.52 0.05 Modified CCDA 7.91 ± 0.36 NS Tabel 4. Isolasi C. jejuni dari 70 sampel feses positif tersimulasi Media 24 jam 48 jam Blood agar Kontrol 69 99 70 100 Skirrow 39 56 67 96 Butzler 38 54 60 86 Blaser-Wang 17 24 31 41 Preston 32 46 64 91 Modified CCDA 61 87 69 99 Keterangan : - Signifikansi b ditentukan dengan t-student untuk sampel tidak berpasangan - NS c , tidak signifikan

3. CBPA