PROSES PENGAMBILAN SAMPEL SAMPLING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PROSES PENGAMBILAN SAMPEL SAMPLING

Sampel yang diteliti akan keberadaan Campylobacter jejuni dalam penelitian ini berupa karkas ayam bagian punggung sampai ekor. Hal ini berdasarkan literatur yang menyebutkan bahwa Campylobacter jejuni hampir 98 dapat diisolasi dari bagian karkas ayam. Sampel karkas ayam diambil secara acak dengan metode purposive sampling technique dari 2 wilayah yaitu Bogor dan Jakarta. Purposive sampling merupakan salah satu non probality sample yang tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random dan hasil yang diharapkan merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Teknik purposive sampling ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil Nasution, 2003. Total sampel karkas ayam yang diteliti adalah 84 sampel; sebanyak 48 sampel diambil dari wilayah Bogor dan 36 sampel diambil dari wilayah Jakarta. Jumlah sampel masing-masing wilayah dapat dilihat pada Tabel 5. Pengambilan sampel karkas ayam dari pasar tradisional dan pasar modern supermarket dimaksudkan untuk melihat perbandingan prevalensi cemaran Campylobacter jejuni pada karkas ayam di kedua jenis pasar tersebut. Data lengkap jumlah, nama pasar, lokasi pengambilan sampel dan hasil isolasi C. jejuni pada sampel karkas ayam dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Tabel 5 . Jumlah sampel di wilayah Bogor dan Jakarta Wilayah Jumlah Sampel Total Pasar Tradisional Pasar Modern Bogor 24 24 48 Jakarta 18 18 36 Total 42 42 84 Pada pasar modern supermarket, karkas ayam dijual dalam bentuk siap pakai, dengan dikemas dalam steroform dan ditutup dengan wraping plastic. Karkas ayam tersebut dikondisikan pada suhu rendah dengan menggunakan refrigerator sehingga daging ayam lebih awet. Pada pasar tradisional, karkas ayam dapat diambil dari para pedagang daging ayam. Umumnya, karkas ayam dan bagian daging ayam yang lain ditata diatas meja tanpa pengkondisian suhu rendah, misalnya dengan penambahan es batu. Oleh para pedagang, karkas ayam harus habis terjual pada hari itu juga. Hal ini untuk menghindari proses pembusukan oleh mikroba, seperti Pseudomonas jika dilakukan penyimpanan untuk dijual di hari berikutnya. Penataan karkas ayam pada pasar tradisional tampak pada Gambar 5. Gambar 5 . Penataan karkas ayam dan bagian ayam yang lain di pasar Tradisional Proses pengambilan sampel dilakukan dengan membeli 250 gram karkas ayam bagian punggung sampai ekor per sampel untuk sampel dari pasar tradisional dan satu paket potongan karkas ayam bagian punggung sampai ekor yang telah dikemas untuk sampel dari pasar modern supermarket. Sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam plastik steril yang telah disiapkan untuk mencegah terjadinya kontaminasi mikroba dari lingkungan. Dengan cara ini, diharapkan jumlah mikroba awal pada sampel karkas ayam dapat dipertahankan seperti kondisi awal saat sampel karkas ayam dibeli dari para pedagang selama proses pengambilan sampel. Sampel kemudian dibawa menggunakan cool box menuju laboratorium untuk dianalisis. Penggunaan Cool box suhu dingin bertujuan untuk mempertahankan jumlah mikroba awal, termasuk C. jejuni yang mungkin ada didalam sampel karkas ayam. Menurut Stern et al. 1992, C. jejuni lebih cepat mati pada suhu ruang 25 o C daripada suhu dingin pada cool box sekitar 0-4 o C. Selain itu, penggunaan Cool box suhu dingin juga bertujuan untuk memperlambat laju proses pembusukan akibat adanya mikroba pembusuk. Untuk sampel wilayah Bogor, proses pengambilan sampel dilakukan secara bertahap berdasarkan kelompok lokasi pengambilan sampel. Hal ini dikarenakan terbatasnya kapasitas peralatan di laboratorium untuk analisis keberadaan C. jejuni pada sampel dengan jumlah sampel yang banyak. Kondisi ini memberikan nilai positif, yaitu sampel masih dalam keadaan segar saat dilakukan analisis. Selain itu, sampel karkas ayam yang diambil dari setiap kelompok lokasi pengambilan sampel di wilayah Bogor juga dapat langsung dianalisis keberadaan C. jejuni kurang dari 4 jam setelah sampel tersebut diambil dari para pedagang. . Proses pengambilan sampel untuk wilayah Jakarta, hanya dilakukan sekali untuk 36 sampel. Hal ini disebabkan jarak dan butuh waktu yang lama untuk proses pengambilan sampel, sehingga tidak mungkin jika sampel diambil dalam jumlah kecil, bertahap dan langsung dilakukan analisis seperti halnya proses pengambilan sampel di wilayah Bogor. Proses pengambilan sampel di wilayah Jakarta sama seperti proses pengambilan sampel di wilayah Bogor, yaitu sampel yang dibeli dimasukkan kedalam plastik steril dan kemudian diletakkan didalam Cool box untuk dibawa ke laboratorium Sampel yang telah diambil tidak semuanya dianalisis pada hari yang sama. Untuk itu, dilakukan penyimpanan vakum terhadap sampel pada frezer bersuhu – 40 C. Proses pemvakuman terhadap sampel karkas ayam dimulai dengan memasukkan sampel karkas ayam kedalam plastik khusus vakum yang salah satu ujung plastiknya telah di-seal. Ujung plastik yang lain kemudian diletakkan pada bantalan karet alat pemvakum. Setelah itu, plate logam dari alat pemvakum diturunkan menuju ujung plastik yang berada diatas bantalan karet. Panas plate logam menyebabkan plastik ter-seal. Proses sealing ini, diawali dengan pengeluaran udara yang terdapat didalam plastik berisi sampel dengan bantuan penghisap vakum yang berada disekitar bantalan karet. Sehingga, disaat proses sealing selesai kondisi didalam plastik juga telah menjadi vakum. Proses pemvakuman sampel karkas ayam ini hanya memerlukan waktu tidak lebih dari 5 menit. Sampel yang telah mengalami proses pemvakuman kemudian disimpan pada frezer bersuhu -40 C. Kondisi vakum dikombinasikan dengan suhu rendah dapat memperlambat metabolisme mikroba pada sampel, sehingga sampel dapat disimpan pada waktu yang cukup lama dengan kondisi yang tetap baik. Sampel karkas ayam tersebut mampu bertahan sampai beberapa minggu, sebelum dilakukan analisis keberadaan C. jejuni di laboratorium.

B. METODE ISOLASI CAMPYLOBACTER JEJUNI