Kualitas Jasa TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran

3. Keterampilan penyedia jasa Berdasarkan tingkat keterampilan penyedia jasa, terdapat dua tipe pokok jasa yaitu professional services seperti konsultasi hukum dan non- professional services seperti jasa sopir taksi. 4. Tujuan organisasi jasa Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat diklasifikasikan menjadi commercial services atau profit services misalnya penerbangan, bank, dan hotel dan non-profit services seperti sekolah dan panti asuhan. 5. Regulasi Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi regulated services misalnya jasa angkutan umum dan perbankan dan non-regulated services seperti jasa makelar dan katering. 6. Tingkat intensitas karyawan Penggolongan jasa ini didasarkan pada keterlibatan tenaga kerja karyawan. Hal ini, dibedakan menjadi equipment based service misalnya cuci mobil otomatis, jasa sambungan telepon jauh, Automated Teller Machine ATM dan binatu dan people based service misalnya pelatih sepak bola dan jasa konsultasi. 7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi high-contact service dan low contact service.

2.3. Kualitas Jasa

Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik yang memampukan produk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan Kotler dalam Simamora, 2002. Kualitas adalah sebuah kalimat yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja yang merupakan bagian utama dari strategi perusahaan dalam rangka meraih keuntungan dan keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pimpinan pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Rangkuti 2002 mendefinisikan kualitas jasa sebagai penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. Rangkuti 2002 mengatakan bahwa kualitas jasa dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan perceived service dan jasa yang diharapkan expected service. Bila jasa yang dirasakan lebih kecil dari yang diharapkan, para pelanggan menjadi tidak tertarik pada penyedia jasa yang bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi adalah sebaliknya, ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi. Kualitas jasa yang unggul dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan berbagai manfaat Tjiptono, 2000, seperti: 1. Hubungan perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis. 2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan. 4. Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan. 5. Laba yang diperoleh dapat meningkat. Menurut Kotler 2000 terdapat lima dimensi kualitas jasa yang dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Keandalan reliability: kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat. 2. Daya tanggap responsiveness: kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa secara cepat. 3. Kepastian assurance: pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. 4. Empati empathy: kesediaan untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. 5. Berwujud tangible: penampilan fasilitas fisik, peralatan, petugas dan materi komunikasi. 2.4. Konsep Kepuasan Pelanggan 2.4.1.