Tingkat Pengertian Konsep Kepuasan Pelanggan 1.

pengikutnya mengikuti untuk mengkonsumsi produk tersebut. 2. Pelanggan tidak bermutu Pelanggan dikatakan tidak bermutu, jika pelanggan tersebut tidak memiliki loyalitas tinggi terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya.

2.4.2. Tingkat

Kepentingan Pelanggan Rangkuti 2002 mendefinisikan tingkat kepentingan pelanggan sebagai keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk jasa yang akan dijadikannya standar acuan dalam menilai kinerja produk jasa tersebut. Menurut Zeithaml, et al dalam Rangkuti 2002 mengatakan ada dua tingkat kepentingan pelanggan, yaitu: 1. Adequate service adalah tingkat kinerja jasa minimal yang masih dapat diterima berdasar perkiraan jasa yang mungkin akan diterima dan tergantung pada alternatif yang tersedia. Adequate service dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: a. Keadaan darurat b. Ketersediaan alternatif c. Derajat keterlibatan pelanggan d. Faktor-faktor yang tergantung situasi e. Pelayanan yang diperkirakan 2. Desired service adalah tingkat kinerja jasa yang diharapkan pelanggan akan diterimanya, yang merupakan gabungan dari kepercayaan pelanggan mengenai apa yang dapat dan harus diterimanya. Desired service dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: a. Keinginan untuk dilayani dengan baik dan benar b. Kebutuhan perorangan c. Janji secara langsung d. Janji secara tidak langsung e. Komunikasi mulut ke mulut f. Pengalaman masa lalu Zone of Tolerance Adequate Service Gambar 1. Zone of tolerance Zone of Tolerance adalah daerah dimana variasi pelayanan yang masih dapat diterima oleh pelanggan. Apabila pelayanan yang diterima pelanggan di bawah adequate service, pelanggan akan frustasi dan kecewa. Sedangkan apabila pelayanan yang diterima pelanggan melebihi desired service, pelanggan akan sangat puas dan terkejut.

2.4.3. Pengertian

Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsikesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya Kotler, 2000. Menurut Engel, et al dalam Tjiptono 2000 menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil outcome tidak memenuhi harapan. Sumarwan 2002 berpendapat bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu the expectancy disconfirmation model, yang mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen Desired Service dari produk atau jasa yang dibeli tersebut. Dalam hal ini produk dapat berfungsi sebagai berikut: 1. Positive Disconfirmation Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan. Jika hal ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas. 2. Simple Disconfirmation Produk berfungsi seperti yang diharapkan. Produk tersebut tidak memberikan rasa puas dan produk tersebut tidak mengecewakan konsumen. Dengan demikian konsumen akan merasa netral. 3. Negative Disconfirmation Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan konsumen. Produk yang berfungsi lebih buruk akan menyebabkan kekecewaan, sehingga konsumen merasa tidak puas. Secara konseptual, kepuasan pelanggan dapat digambarkan seperti yang disajikan dalam Gambar 2. Gambar 2. Konsep kepuasan pelanggan Tjiptono, 2000

2.4.4. Strategi Kepuasan Pelanggan