Metode Konsep Bertingkat pada Pembelajaran Materi

Soal-soal yang diberikan pada penelitian ini mencakup kelima komponen penilaian untuk kemampuan berpikir kritis yaitu menjelaskan explanation, menganalisis analysis, menyimpulkan inference, menerjemahkan interpretation, dan menilai evaluation. Soal yang diberikan juga disusun berdasarkan ketiga jenjang taksonomi Bloom yaitu memahami, menerapkan, dan menganalisis.

2.6 Metode Konsep Bertingkat pada Pembelajaran Materi

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Menurut Sumarsono 2006: 1, penyajian materi pendidikan dan pelatihan secara sistematis digolongkan menjadi 1 harus berurutan dan 2 tidak harus berurutan. Keduanya dapat diamati pada RPP, SAP, handout, makalah. Runtut berarti harus disampaikan satu persatu, tuntas, tidak meloncat-loncat. Setelah selesai, baru dilanjutkan dengan bagian berikutnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam menyajikan materi harus runtut artinya dari yang mudah terlebih dahulu lalu dilanjutkan pada materi sulit. Tidak hanya dalam menyampaikan, tetapi juga dalam memberikan soal, dari soal yang tingkatannya mudah hingga yang kompleks. Pembelajaran yang memberikan soal dengan tingkatan kesulitan pada satu soal sehingga siswa dapat mengetahui hubungan antara jawaban satu dengan jawaban yang lain mulai dari soal yang sederhana hingga soal yang bersifat kompleks disebut dengan pembelajaran metode konsep bertingkat. Siswa juga akan diberikan permasalahan berupa penerapan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam kehidupan sehari-hari Sebelum menyampaikan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, siswa harus mengetahui terlebih dahulu mengenai reaksi dalam larutan elektrolit, antara lain persamaan ion, reaksi pengendapan, perhitungan kimia dalam reaksi larutan stoikiometri yang telah diterima siswa saat mempelajari materi stoikiometri larutan. Siswa juga harus menguasai materi teori asam basa terlebih dahulu karena pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan terdapat salah satu tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat mengetahui hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan pH. Soal pada umumnya tidak memberikan tuntunan-tuntunan dan langsung menanyakan pada pokok permasalahan, sehingga siswa tidak mengetahui bagaimana urutan-urutan cara penyelesaian untuk menyelesaikan pertanyaan tersebut. Untuk siswa yang sudah mengerti dan memahami materi pasti hal tersebut tidak menjadi masalah, tetapi untuk siswa yang belum begitu memahami materi pasti hal tersebut menjadi sebuah kesulitan tersendiri dalam menyelesaikan permasalahan. Soal-soal yang memberikan tuntunan-tuntunan pertanyaan demi pertanyaan yang akhirnya mengarah pada permasalahan yang ditanyakan akan membuat siswa menjadi lebih terarah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Sehingga nantinya apabila siswa menjumpai soal-soal seperti yang dilatihkan, siswa akan tahu apa yang harus mereka kerjakan terlebih dahulu. Pada proses pembelajaran siswa terus diberi latihan untuk mengerjakan soal dan memecahkan permasalahan. Siswa akan mendapatkan soal dari question box yang berisi soal-soal yang akan dibahas siswa bersama kelompoknya. Soal-soal yang berada dalam question box didasarkan pada taksonomi Bloom dari C2 sampai C4 yaitu memahami understanding, menerapkan applying, menganalisis analyzing, jadi setiap soal terdapat beberapa pertanyaan mengenai materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang saling berhubungan sesuai dengan tingkat kesulitannya. Pada penelitian ini, soal-soal mencakup kelima komponen penilaian untuk kemampuan berpikir kritis yaitu menjelaskan explanation, menganalisis analysis, menyimpulkan inference, menerjemahkan interpretation, dan menilai evaluation.

2.7 Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN BERPENDAPAT PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

1 26 50

PENGARUH PEMBELAJARAN KOLABORATIF BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) SISWA SMAN 10 SEMARANG

1 45 211

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTANDAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN MATEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 32

PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 12 47

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 36

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 36

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING BERBANTUAN MODUL SMART-INTERAKTIF PADA HASIL BELAJAR MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 2

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

3 17 14

PENGARUH PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

0 1 12