Kelas Kontrol Proses Pembelajaran

telah diberikan, menjadikan cara berpikir siswapun akan berkembang, hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara mereka menjelaskan untuk memecahkan masalah tersebut. Peneliti mengalami beberapa hambatan selama proses pembelajaran yaitu: 1 siswa kurang memperhatikan pengarahan guru dalam menjelaskan bagaimana peraturan pengambilan soal di question box; 2 siswa berbicara dengan siswa lain dalam kelompok yang keluar dari permasalahan pada waktu pemecahan masalah. Solusi yang dilakukan peneliti dalam mengatasi hambatan tersebut yaitu: 1 meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dengan imbalan memberikan reward sehingga siswa lebih fokus terhadap pembelajaran; 2 memberi sanksi agar tidak mengulanginya lagi.

4.2.2.2 Kelas Kontrol

Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran seperti yang biasa digunakan guru mitra. Penelitian ini dilakukan dalam 8 kali pertemuan. Proses pembelajaran dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan. Pretes dilakukan pada pertemuan ke-1 bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis sebelum mendapatkan perlakuan. Postes dilakukan pada pertemuan ke-8 bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah mendapatkan perlakuan. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol, guru terlebih dahulu menjelaskan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang harus dipahami oleh siswa. Setelah materi disampaikan pada siswa selanjutnya guru memberikan contoh latihan soal kepada siswa. Setiap materi yang telah dijelaskan guru, siswa berlatih menyelesaikan soal sederhana yang diberikan oleh guru dan dikerjakan berdiskusi dengan kelompoknya, jawaban pertanyaan dibahas bersama-sama dan siswa secara bergiliran maju di depan kelas. Apabila siswa mengalami kesulitan dapat langsung bertanya pada guru dan guru dapat melihat serta mengamati sejauh mana siswa dapat menyerap pelajaran yang telah disampaikan. Guru segera menjelaskan kembali serta memberikan solusi terhadap permasalahan apabila siswa mendapatkan kesulitan. Pembelajaran dilanjutkan dengan membahas bersama soal-soal yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari soal sebelumnya. Apabila terdapat siswa yang belum paham, guru akan segera menjelaskan kembali dibagian mana siswa tersebut belum paham. Apabila telah selesai membahas soal bersama-sama, siswa lalu diberi kasus sesuai dengan aplikasi materi yang telah disampaikan di setiap pertemuannya, perwakilan siswa menyampaikan hasil pekerjaannya. Perbedaan dengan kelas eksperimen, kegiatan pembelajaran kelas kontrol diberikan permasalahan tentang aplikasi materi pada saat pembelajaran, sedangkan kelas eksperimen diberikan kasus di pertemuan sebelumnya. Pembelajaran yang dilakukan cenderung penguasaan konsep saja, siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan juga keaktifannya. Peneliti mengalami beberapa hambatan dan kesulitan selama proses pembelajaran yaitu: 1 siswa laki-laki kurang memperhatikan penjelasan guru dan kadang membuat gaduh dan 2 siswa berbicara sendiri dengan teman satu kelompok sehingga latihan soal yang diberikan tidak dikerjakan. Usaha yang dilakukan peneliti untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu: 1 memberi sanksi siswa laki-laki untuk mengerjakan soal di depan kelas dan 2 memantau kelompok satu demi satu sehingga mengerjakan latihan soal yang diberikan.

4.2.3 Pengaruh Metode Konsep Bertingkat terhadap Kemampuan Berpikir

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN BERPENDAPAT PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

1 26 50

PENGARUH PEMBELAJARAN KOLABORATIF BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) SISWA SMAN 10 SEMARANG

1 45 211

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTANDAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN MATEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 32

PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 12 47

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 36

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 36

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING BERBANTUAN MODUL SMART-INTERAKTIF PADA HASIL BELAJAR MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 2

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

3 17 14

PENGARUH PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

0 1 12