Hasil Analisis Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Proses Pembelajaran

4.1.2.4.3 Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal ini yaitu untuk menghitung besarnya kontribusi metode konsep bertingkat berbantuan question box pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Perhitungan kontribusi pengaruh antar variabel menghasilkan koefisien determinasi kemampuan berpikir kritis sebesar 49 . Hasil ini berarti besarnya kontribusi metode konsep bertingkat berbantuan question box pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa yaitu 49 . Penentuan koefisien determinasi kemampuan berpikir kritis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29.

4.1.3 Hasil Analisis Observasi Kemampuan Berpikir Kritis

4.1.3.1 Hasil Analisis Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Proses Pembelajaran

Observasi kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran yang diobservasi terdiri dari tiga aspek. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif dengan kriteria sangat baik, baik, sedang, rendah, dan sangat rendah. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek yang sudah dimiliki siswa dan aspek- aspek yang masih perlu dikembangkan lagi. Rata-rata nilai aspek kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Rata-Rata Nilai Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No Aspek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Mean Kategori Mean Kategori 1 Keterampilan dalam menyampaikan ide atau pendapat 3,13 Baik 2,79 Sedang 2 Keterampilan dalam mengajukan pertanyaan 3,03 Baik 2,84 Baik 3 Tahapan dalam mengerjakan soal 3,38 Baik 2,94 Baik Rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Rata-Rata Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dalam Proses Pembelajaran Kelas Rata-Rata Nilai Kriteria Eksperimen 80 Baik Kontrol 72 Cukup Berdasarkan hasil analisis nilai kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran kelas eksperimen, aspek keterampilan dalam menyampaikan ide atau pendapat, aspek keterampilan dalam mengajukan pertanyaan, dan aspek tahapan dalam mengerjakan soal termasuk dalam kriteria baik. Rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran kelas eksperimen mencapai 80 termasuk dalam kriteria baik. Data perhitungan lengkap hasil analisis nilai kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 32. Berdasarkan hasil analisis nilai kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran kelas kontrol pada Lampiran 32, rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran kelas kontrol mencapai 72 termasuk dalam kriteria cukup. Ada satu aspek yang mempunyai kriteria sedang yaitu keterampilan dalam menyampaikan ide atau pendapat. Sedangkan yang memiliki kriteria baik ada dua aspek yaitu aspek keterampilan dalam mengajukan pertanyaan, dan aspek tahapan dalam mengerjakan soal.

4.1.3.2 Hasil Analisis Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Mengerjakan Soal

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN BERPENDAPAT PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

1 26 50

PENGARUH PEMBELAJARAN KOLABORATIF BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) SISWA SMAN 10 SEMARANG

1 45 211

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTANDAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN MATEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 32

PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 12 47

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 36

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 36

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING BERBANTUAN MODUL SMART-INTERAKTIF PADA HASIL BELAJAR MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 2

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

3 17 14

PENGARUH PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

0 1 12