gratilla di Perairan Teluk Kupang

untuk meningkatkan produksi gonad T. gratilla. Produksi gonad dapat diindikasikan pada kuantitas gonad seperti bobot gonad dan kualitas gonad seperti: kandungan protein, total karotenoi d, β- karoten, warna, tekstur, dan rasa gonad. Tahap IV: Mengkaji pengaruh penambahan hormon Estradiol 17- β dalam pakan buatan terhadap perkembangan gonad T. gratlla pada beberapa ukuran diameter tubuh. Percobaan ini dilakukan untuk memperoleh dosis hormon yang optimun dalam mempercepat perkembangan gonad T. gratilla dan ukuran T. gratilla yang optimum dalam merespon hormon Estradiol 17- β. Fenomena tersebut dapat diindikasikan antara lain pada peningkatan bobot gonad, ukuran diameter telur, profil hormon estradiol dan testosteron, dan lama waktu perkembangan gonad.

3.1 Penelitian Aspek Reproduksi

T. gratilla di Perairan Teluk Kupang

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji beberapa aspek reproduksi T. gratilla yang ditangkap di perairan Teluk Kupang. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei hingga Desember 2008. Parameter yang Diamati Sebanyak 10 – 30 individu T. gratilla ditangkap dari perairan Teluk Kupang setiap bulan. Penangkapan dilakukan pada saat air laut surut. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad, setiap sampling dilakukan pengukuran bobot tubuh, diameter tubuh, bobot gonad, penentuan IKG, diameter telur, pengamatan warna gonad, dan histologi gonad. Pengamatan dilakukan dengan cara membedah hewan uji. Sebelum dilakukan pembedahan, masing-masing hewan uji diukur diameter tubuhnya dengan menggunakan kaliper, dan ditimbang dengan timbangan digital untuk mengetahui bobotnya. Bulubabi dibedah dengan menggunting cangkang dari bagian aboral ke bagian oral pada segmen yang tidak terdapat duri bagian inter ambulakral. Dengan perlahan organ bagian dalam dikeluarkan kecuali gonad yang menempel pada cangkang. Selanjutnya gonad yang menempel dibilas dengan air, lalu dilepaskan dari cangkang dengan menggunakan sendok kecil yang tipis, dan diletakkan pada kertas saring. Gonad kemudian ditimbang untuk mengetahui bobotnya, dan dihitung IKGnya. Penentuan nilai IKG dengan persamaan sebagai berikut: IKG = Bobot gonad g Bobot tubuh g x 100 Pengukuran diameter telur dilakukan dengan mengambil telur sebanyak 100 butir. Telur yang diambil terlebih dahulu difiksasi dengan alkohol 70, kemudian dipisahkan dengan perlahan, dan diukur diameternya dibawah mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer dengan pembesaran 10 kali. Pengamatan warna gonad dilakukan secara subyektif. Warna gonad dibandingkan dengan warna pada kartu warna yang telah dibuat, dan selanjutnya disusun dalam persentase warna gonad. Pengamatan mikroskopis gonad dilakukan dengan menggunakan gambaran histologi gonad. Mula-mula gonad difiksasi dalam larutan formaldehid selama 24 jam, selanjutnya di dalam alkohol bertingkat beberapa kali dengan selang waktu 24 jam. Gonad kemudian diembeding dalam parafin lalu disayat maksimum setebal 10 µ m. Sayatan selanjutnya dideparafinisasi dalam xylol, direhidrasi dalam alkohol bertingkat kemudian diwarnai dengan perwarna hematoksilin dan eosin, dicounting dan selanjutnya diamati di bawah mikroskop dan dilakukan pemotretan. Parameter lingkungan yang diukur dan diamati adalah suhu, salinitas, substrat, dan jenis pakan alami. Parameter diukur dan diamati pada setiap bulan pengamatan selama penelitian berlangsung. Hasil pengukuran bobot gonad, IKG, diameter telur, dan warna gonad, dianalisis secara deskriptif. Untuk melihat pengaruh bulan pengamatan dan jenis kelamin terhadap bobot gonad dan IKG, dianalisis dengan menggunakan sidik ragam two-way Anova Steel dan Torrie 1991. Data yang mempunyai perbedaan nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Tukey. Sebagai alat bantu pada pengolahan data untuk uji statistik digunakan paket program Minitab 14.0.

3.2 Penelitian Perkembangan Gonad