Penelitian Perkembangan Gonad Kinerja perkembangan gonad bulubabi tripneustes gratilla yang diberi pakan buatan dengan kadar protein dan rasio energi protein berbeda serta hormon estradiol 17β

3.2 Penelitian Perkembangan Gonad

T.gratilla dalam Wadah Budidaya Penelitian tahap II bertujuan mengkaji perkembangan gonad T. gratilla dalam wadah budidaya. Penelitian dilaksanakan di Balai Benih Ikan Pantai, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Analisis hormon testosteron dan estradiol dalam cairan koelomik dan gonad dilakukan di Laboratorium RIA, Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Pemeliharaan Bulubabi Sebanyak 25 individu induk bulubabi T. gratilla yang berdiameter tubuh 50 – 80 mm dipelihara dalam bak yang berukuran 2.5 x 2.0 x 1.5 m dengan sistem air mengalir. Bulubabi yang digunakan adalah induk yang baru selesai memijah. Pada awal penelitian dilakukan pengukuran diameter tubuh dengan menggunakan kaliper dan penimbangan bobot tubuh dengan timbangan analitik. Selanjutnya bulubabi dipuasakan selama seminggu untuk mengosongkan gonadnya. Selama 8 minggu pemeliharaan, bulubabi T. gratilla diberi pakan makroalga setiap 2 hari. Setiap minggu tangki pemeliharaan dibersihkan untuk menghilangkan makanan yang tidak dimakan dan material feses. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad, sebanyak 2 individu disampling setiap 2 minggu, lalu dilakukan pengukuran konsentrasi hormon testosteron, estradiol, bobot gonad, dan diameter telur. Pengukuran bobot gonad dan diameter telur dilakukan seperti pada penelitian pertama. Pengukuran kadar hormon dilakukan dengan mengambil cairan koelomik dan ekstrak gonad. Cairan koelomik diambil dari 2 individu bulubabi yang sama yang masing-masing dipelihara dalam kantong yang terbuat dari waring. Kantong tersebut lalu digantung di dalam bak pemeliharaan. Pengambilan cairan koelomik sebanyak 1 ml pada bagian aboral area lubang gonophorik dilakukan dengan menggunakan syringe 1 ml. Sampel cairan koelomik kemudian dimasukkan ke dalam tabung polietilen dan disimpan dalam freezer pada suhu – 20 o C sampai dilakukan analisis dengan menggunakan radioimmunoassay RIA Lampiran 1. Hormon yang dianalisis adalah hormon estradiol dan hormon testosteron. Sebanyak 0.5g gonad dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 10 ml dietil eter lalu dihomogenisasi. Selanjutnya didiamkan selama 48 jam. Kemudian ditambahkan 1 ml larutan PBS ph 7.2 dan disentrifus pada 2500 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil dan siap dianalisa. Hasil pengukuran kadar hormon testosteron, estradiol, bobot gonad, dan diameter telur dianalisa secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk gambar. Sebagai data pendukung, setiap minggu dilakukan pengukuran suhu air dan salinitas. Kadar amoniak diukur pada pertengahan dan akhir percobaan.

3.3 Penelitian Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Berbeda