lalu dihomogenisasi. Selanjutnya didiamkan selama 48 jam. Kemudian ditambahkan 1 ml larutan PBS ph 7.2 dan disentrifus pada 2500 rpm selama 15
menit. Supernatan diambil dan siap dianalisa. Hasil pengukuran kadar hormon testosteron, estradiol, bobot gonad, dan diameter telur dianalisa secara deskriptif
dan ditampilkan dalam bentuk gambar. Sebagai data pendukung, setiap minggu dilakukan pengukuran suhu air
dan salinitas. Kadar amoniak diukur pada pertengahan dan akhir percobaan.
3.3 Penelitian Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Berbeda
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kadar protein dan rasio energi protein berbeda terhadap produksi gonad bulubabi. Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Perikanan dan Kelautan Universitas Nusa Cendana, Kupang. Analisis proximat bahan pakan, pakan percobaan, dan kadar protein
gonad dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Analisis kandungan energi bahan pakan dan pakan
percobaan dilakukan di Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan IPB. Analisis total karotenoid dan β-karoten dilakukan di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah kadar protein
dengan kadar 22, 27, dan 32. Faktor kedua adalah rasio energi protein CP dengan kadar 9, 11, dan 13 kkal GEg. Kombinasi perlakuan yang diberikan
sebagai berikut: A 22:9, B 22:11, C 22:13, D 27:9, E 27:11, F 27:13, G 32:9, H 32:11, dan I 32 : 13 kkal GEg.
Pakan Uji
Bahan bahan yang digunakan untuk pembuatan pellet dalam penelitian ini adalah: tepung ikan, tepung kedele, tepung jagung, tepung terigu, tepung
makroalga, minyak ikan, ekstrak sargassum, agar, vitamin mix, mineral mix, dan etoxyquin. Formulasi pakan disajikan pada Tabel 1.
Hasil analisa proximat pakan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Komposisi proximat pakan percobaan pada penelitian ke-3 dalam bobot kering
Perlakuan Protein;
CP Komposisi proximat
Kadar abu Protein Lemak
Karbohidrat Serat kasar
BETN A 22;9
B 22;11 C 22;13
D 27;9 E 27;11
F 27;13 G 32;9
H 32;11 I 32;13
16.21 16.02
15.44 17.31
16.42 15.71
16.53 16.96
16.91 22.21
22.77 22.12
26.73 26.69
26.34 31.82
31.70 31.67
3.95 5.57
9.85 6.22
8.93
16.02 5.95
12.13 27.25
25.46 21.76
16.39 18.97
15.71
9.29 19.72
8.96 3.69
32.17 33.88
36.20 30.77
32.25 32.64
25.98 30.25
20.48
Ekstrak sargassum dibuat dari sargassum yang sudah dikeringkan dan digiling hingga halus. Sebanyak 2 kg tepung sarggasum dilarutkan dalam 6 l
campuran aceton dan heksan 3+7. Selanjutnya dibiarkan dalam tempat gelap semalaman pada suhu ruang. Kemudian ekstrak disaring dan dimasukkan ke
dalam labu yang lain lalu dievaporasi hingga menjadi ekstrak yang pekat. Bahan tepung dicampur hingga rata. Agar disiram dengan air mendidih
volume air yang digunakan sama dengan volume bahan, lalu diaduk dan kemudian ditambahkan ke bahan tepung sambil terus diaduk dengan mixer.
Selanjutnya ke dalam adonan pakan ditambahkan minyak ikan dan ekstrak sargassum lalu dimixer. Setelah semua bahan tercampur rata selagi hangat pakan
dibentuk bulat panjang dengan tangan. Pakan uji kemudian dimasukkan dalam kotak palstik yang tertutup rapat dan disimpan dalam freezer suhu -20
o
T. gratilla dengan diameter tubuh rata-rata 50 – 60 mm dipelihara dalam 9
akuarium yang masing-masing berukuran 50 x 50 x 30 cm dan dilengkapi aerator dan termometer. Pada setiap akuarium dipelihara 20 individu T. gratilla sebagai
ulangan. Semua hewan ini diadaptasikan selama 2 minggu lalu dipuasakan selama C.
Pemeliharaan Bulubabi
2 minggu sebelum pemberian pakan percobaan. Selanjutnya T. gratilla diberi pakan sebanyak 3 dari bobot tubuh setiap 2 hari secara satiasi. Pakan yang tidak
termakan disifon dari akuarium setiap 2 hari sebelum pemberian pakan.
Parameter yang Diamati
Pada akhir penelitian diukur bobot gonad sama dengan penelitian 1, 2, dan 3, kadar protein, kadar asam amino gonad, total karotenoid, β- karoten,
kadar air gonad, dan diamati warna, rasa, dan tekstur gonad. Kadar protein gonad diukur dengan metode Kjeldahl Lampiran 2 dan kadar asam amino gonad diukur
dengan menggunakan HPLC Lampiran 3. Total karotenoid dan β-karoten diukur dengan menggunakan spektrometer dan HPLC menurut prosedur Lamare dan
Hoffman 2004 Lampiran 4. Pengukuran Kadar air gonad disajikan pada Lampiran 5.
Warna, tekstur, dan rasa dari gonad diuji secara subjektif oleh 3 orang responden dengan merangking setiap gonad dalam beberapa kategori yang
dimodifikasi dari Pearce et al. 2004 sebagai berikut: Warna gonad penilaian 1 – 4
1 = sangat baik kuning terang atau oranye 2 = baik kuning muda
3 = cukup kuning-coklat, oranye – coklat, merah coklat, krem 4 = tidak baik coklat gelap, abu-abu, hijau
Tekstur gonad 1 = sangat baik padat halus
2 = baik padat berbutir 3= cukup lembek
4= tidak baik cairberlendir Rasa gonad penilaian 1 – 4
1 = sangat baik sangat manis 2 = baik manis
3 = cukup tidak manis dan tidak pahit 4 = tidak baik pahit
Data pendukung yang diukur dalam penelitian ini adalah suhu, salinitas, pH, dan kadar amoniak. Suhu dan salinitas diukur setiap hari, sedangkan pH dan
amoniak diukur pada pertengahan dan akhir penelitian. Hasil pengukuran bobot gonad dan protein gonad dianalisis dengan
menggunakan sidik ragam two-way anova Steel dan Torrie 1991. Data yang mempunyai perbedaan nyata antar pelakuan dilanjutkan dengan uji Tukey. Kadar
asam amino gonad, kadar air, warna, tekstur, dan rasa gonad dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk gambar. Sebagai alat bantú pada
pengolahan data untuk uji statistik digunakan paket program Minitab 14.0.
3.4 Penelitian
Pengaruh Pemberian
Estradiol 17- β terhadap
Perkembangan Gonad Bulubabi yang Berbeda Ukuran
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemberian hormon estradiol 17-
β dalam mempercepat perkembangan gonad bulubabi yang berbeda ukuran. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan Pantai Kupang. Analisis
hormon testosteron dan estradiol-17β dalam cairan koelomik dan gonad dilakukan di Laboratorium RIA, Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian tahap IV adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan pola faktorial 3 x 2. Faktor pertama
adalah ukuran diameter tubuh yang terdiri atas: ukuran 50 – 59; 60 – 69; 70 – 79 mm. Faktor kedua adalah dosis hormon estradiol-
17β dengan dosis 10 dan 30 μg. Keseluruhan percobaan terdiri atas 6 kombinasi perlakuan dan ditambahkan 1
perlakuan tanpa hormon sebagai kontrol. Setiap perlakuan terdiri atas 10 ulangan jumlah individu. Masing-masing kombinasi perlakuan sebagai berikut:
D5H1 = Diameter tubuh 50 – 59 mm dengan dosis hormon 10 μg
D5H2= Diameter tubuh 50 – 59 mm dengan dosis hormon 30 μg
D6H1= Diameter tubuh 60 – 69 mm dengan dosis hormon 10 μg
D6H2= Diameter tubuh 60 – 69 mm dengan dosis hormon 30 μg
D7H1= Diameter tubuh 70 – 79 mm dengan dosis hormon 10 μg
D7H2= Diameter tubuh 70 – 79 mm dengan dosis hormon 30 μg
Pakan Uji
Bahan pakan yang digunakan terdiri atas: tepung ikan, tepung kedele, tepung jagung, tepung terigu, tepung kanji, minyak ikan, agar, vitamin, dan
mineral mix. Kandungan protein pakan sekitar 27 dengan komposisi bahan pakan dan analisa proximat seperti pada Tabel 3 dan 4. Bahan tepung dicampur
hingga rata. Agar disiram dengan air mendidih volume air yang digunakan sama dengan volume bahan, lalu diaduk dan kemudian ditambahkan ke bahan tepung
sambil terus diaduk dengan mixer. Ke dalam adonan pakan ditambahkan minyak ikan, vitamin dan mineral mix. Setelah semua bahan tercampur rata, selanjutnya
ditambahkan hormon yang dilarutkan dalam alkohol. Pakan yang tidak diberi hormon hanya ditambahkan larutan alkohol. Selagi hangat pakan dibentuk bulat
pipih seperti kue dengan tangan. Pakan uji kemudian dimasukkan dalam kotak plastik yang tertutup rapat dan disimpan dalam freezer.
Tabel 3 Komposisi bahan pakan pada penelitian ke-4 Bahan pakan
Jumlah Tepung ikan
Tepung kedele Tepung jagung
Tepung kanji Tepung terigu
Minyak ikan Agar
Vit + mineral mix Total
25 20
20 10
10 7
5 3
100
Tabel 4 Komposisi proximat pakan percobaan pada penelitian ke-4 Jenis analisa
Jumlah Bobot basah Bobot kering
Kadar air Abu
Protein Lemak
Serat kasar 10.01
6.75 24.15
8.03 3.18
0.00 7.50
26.83 8.92
3.53