Reproduksi Bulubabi Perkembangan Gonad

Mulut terletak tepat di tengah dari sisi aboral tubuh. Organ ini dikelilingi oleh kaki tabung yang berguna membantu dalam bergerak dan menjaga stabilitas tubuh khususnya saat makan dan saat berada di substrat tidak melaksanakan aktivitas pergerakan. Bagian mulut dan gigi merapat jadi satu dan dilekatkan oleh bahan kapur membentuk struktur yang dinamakan lentera aristoteles Romimohtarto dan Juwana 2005. Lentera aristoteles terdapat di bagian tengah aboral. Organ ini berfungsi untuk merumput pada substrat. Lentera aristoteles dilengkapi oleh 5 pasang gigi yang tajam pada bagian ujungnya. Gigi-gigi ini apabila rusak maka akan tumbuh kembali. Semua bagian dari lentera aristoteles ini dapat dijulurkan atau dimasukkan secara fleksibel ke dalam mulut khususnya pada saat merumput Aslan 2005. Anus terletak di bagian tengah dari sisi aboral tubuh berdekatan dengan madreporit tempat masuknya air laut ke dalam tubuh dan berperan dalam sistim pembuluh air dan gonopor. Pada bulu hati, sebagai kekecualian, anusnya terletak antara sisi atas dan sisi bawah, di ujung berlawanan dengan mulut.

2.2 Reproduksi Bulubabi

Bulubabi adalah organisme dioecious. Bulubabi bentuk regular mempunyai 5 lobul gonad. Gonad berukuran besar saat matang dan memanjang dari pusat aboral ke lentera Jenkins 2002. Gonad ditutupi oleh lipatan-lipatan epitelium perivisceral dari bagian inter ambulakral pada separuh apikal rongga tubuh. Setiap lobul gonad memiliki sebuah saluran gonad gonaduct yang terbuka ke bagian luar melalui sebuah lubang genital Fuji 1960. Contoh gonad primer disajikan pada Gambar 2. Semua jenis bulubabi sangat unik dalam hal seksnya unisexual. Struktur kelamin jantan dan betina hampir sama, sehingga perbedaan jenis kelamin hampir tak nampak morfologisnya akibat sifatnya dimorfisme Yamaguchi 1991. Rasio individu jantan dan betina bulubabi secara umum adalah 1:1 Aslan 2005. Gambar 2 Gonad primer bulubabi Stronggylocentrotus intermedius Fuji 1960 Keterangan: Ac ; acinus , Gd; gonaduct. Sperma dan telur dilepaskan ke laut, dan fertilisasi terjadi secara eksternal Fuji 1960; Jenkins 2002. Setelah pembuahan, telur akan mengalami proses perkembangan embrio yang diawali oleh pembelahan sel dari 2 hingga 64 sel, dan berlanjut hingga mencapai tahap blastula dan gastrula Aslan 2005. Setelah menetas, larva berkembang berbentuk prisma. Tangkai memanjang dan membentuk empat lengan pada larva awal pluteus dengan sepasang lengan antero lateral dan sepasang lengan postero oral. Pada tahap pluteus dengan enam lengan, terbentuk lengan postero dorsal, dan pada tahap pluteus dengan delapan lengan, bagian cangkang, kaki tabung primitif, dan duri terbentuk. Metamorfosis dimulai dengan munculnya primordium bulubabi dan berakhir dengan perkembangan anus dan mulut dengan perubahan dari bentuk pelagik menjadi bentik setelah metamorfosis Yamaguchi 1991.

2.3 Perkembangan Gonad

Selama perkembangan gonad berlangsung akan terjadi perubahan- perubahan, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Perubahan yang terjadi pada gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan gonad somato indeks Effendie 1997. Nilai gonad somato indeks akan mencapai batas maksimum pada saat akan terjadi pemijahan dan akan menurun sesudah pemijahan. Selain itu, distribusi ukuran diameter telur pada bulubabi betina, dapat pula menunjukkan tahapan-tahapan perkembangan gonad Lango- Reynoso et al. 2000 dan interval pemijahan pada ikan yang memijah secara bertahap partial spawner. Perubahan gonad secara kualitatif dapat dinyatakan dengan pengamatan histologi dan morfologi gonad. Perubahan-perubahan yang terjadi pada perkembangan gonad dikelompokkan ke dalam tingkatan kematangan gonad. Tahapan-tahapan selama perkembangan gonad bulubabi Evechinus chloroticus menurut Brewin et al. 2000 diacu dalam Lamare et al. 2002 dan Fuji 1960, digambarkan sebagai berikut: Oogenesis Tahap I recoverypemulihan: ovari terdiri dari oosit primer gelap diameter 25 μm , menempel pada dinding ascinal. Sisa-sisa oosit berwarna gelap berada di antara pagosit nutritif. Tahap II growing perkembangan: ovari didominasi oleh pagosit nutritif, dengan oosit vitelogenik awal diameter 25 – 70 µ m menempel pada dinding ascinal. Kelimpahan material sisa-sisa oosit menurun. Tahap III pre-mature: Kelimpahan pagosit nutritif menurun selama vitelogenesis berlanjut. Ovari terdiri dari oosit pada semua tingkatan perkembangan diameter 25 – 100 μm. Sejumlah kecil ova yang matang terlepas dari dinding ascinal dan terpusat pada lumen ovari. Tahap IV mature pre-spawning: Ovari didominasi oleh ova yang matang diameter 100 µ m. Tertutup dalam lumen. Pagosit nutritif tidak ada atau sebagian kecil bergabung dengan oosit primer di sepanjang dinding ascinal. Tahap V partially spawned: Ova matang kurang padat dalam lumen mengikuti permulaan pelepasan ova. Vitelogenesis penuh dan oosit premature dan pagosit nutritif tidak ada atau bergabung dengan dinding ascinal dalam jumlah kecil. Tahap VI spent post-spawning: Ovari kosong, mengandung hanya sejumlah kecil sisa sisa oosit. Dinding ascinal tipis dengan sejumlah kecil oosit primer disekitar peripheri ovari. Kelimpahan pagosit nutritif meningkat disekitar periferi ovari dengan sisa-sisa oosit pagositosis yang nyata. Spermatogenesis Tahap I recovery: Testis didominasi warna pucat, pagosit nutritif, butiran material nutritif yang berwarna gelap. Lapisan spermatogonia tipis 50 μm dan spermatosit primer menempel pada epitelium germinal. Sisa-sisa spermatozoa berada dalam lumen. Tahap II growing perkembangan: Pagosit nutritif dominan dalam testes, namun frekuensi butiran material nutritif menurun. Ketebalan lapisan spermatogonia dan spermatosit primer meningkat 50 – 100 µm, dengan kolom spermatofor memanjang ke arah lumen. Tahap III pre mature: Kelimpahan pagosit nutritif terhalau ke periferal karena lapisan spermatogonial menebal 100 – 120 μm. Kolom spermatosit bertambah panjang dan memanjang ke bagian lumen, dan akumulasi spermatozoa terpusat di dalam lumen testes. Tahap IV mature pre-spawning: Testes didominasi oleh kumpulan spermatozoa padat tanpa pagosit nutritif atau hanya berupa lapisan periferal tipis. Ketebalan lapisan spermatogonial menurun 70 – 100 μm karena spermatogenesis berakhir. Tahap V partially spawned: Kepadatan spermatozoa menurun mengikuti permulaan pemijahan dengan ruang kosong yang jelas terlihat di dalam lumen. Ketebalan epitelium germinal terus menurun 25 – 70 µ m sedangkan lapisan periferal pagosit nutritif mulai bertambah tebal. Tahap VI spent post spwning: Testes didominasi oleh lumen besar yang kosong yang terdiri dari sejumlah kecil sisa-sisa spermatozoa. Dinding ascinal sangat tipis 25 µ m, sedang lapisan pagosit nutritif terus bertambah tebal. Tahapan perkembangan gonad pada jantan dan betina bulubabi diperjelas pada gambaran histologis menurut Fuji 1960 yang disajikan pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3 Tahapan perkembangan testis bulubabi Fuji 1960. Keterangan: 1. Gonad tahap 0 Neuter 2. Testis tahap I Developing virgin 2 Testis tahap I Recovering spent 3 Testis tahap II Growing 4 Testis tahap II Growing 5 Testis tahap III Pre-mature 6 Testis tahap IV Mature 8. Testis tahap V Spent. Gambar 4 Tahapan perkembangan ovari bulubabi Fuji 1960. Keterangan: 9. Ovari tahap I Developing virgin 10. Ovari tahap I Recovering spent 11. Ovari tahap II Growing 12. Ovari tahap III Pre-mature 13. Ovari tahap IV Mature 14 Ovari tahap V Spent.

2.4 Kebutuhan Protein dan Rasio Energi Protein