Indeks Kematangan Gonad IKG

Seks jantan atau betina tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai IKG selama pengamatan p0.05, namun waktu bulan pengamatan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap nilai IKG dari jantan dan betina p 0,05 Lampiran 6. Interaksi antara sex dan bulan sexbulan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap IKG p 0.05. Rata-rata IKG betina pada bulan Juni berbeda signifikan dengan rata-rata IKG pada bulan Oktober, rata-rata IKG betina pada bulan juli berbeda signifikan dengan rata-rata IKG pada bulan September dan Oktober, rata-rata IKG betina pada bulan September berbeda signifikan dengan rata-rata IKG pada bulan Desember, dan rata-rata IKG betina pada bulan Oktober berbeda signifikan dengan rata-rata IKG pada bulan Desember. Rata-rata IKG betina tertinggi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Juni. IKG jantan pada bulan Juni berbeda signifikan dengan rata-rata IKG bulan Desember, rata-rata IKG jantan pada bulan September berbeda signifikan dengan rata-rata IKG pada bulan Desember, rata-rata IKG jantan pada bulan Oktober berbeda signifikan dengan rata-rata IKG bulan Desember. Rata-rata IKG jantan juga tertinggi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Juni.

4.1.3 Diameter Telur

Hasil pengamatan ukuran diameter telur menunjukkan bulubabi memiliki pola reproduksi tipe asinkronis. Berdasarkan pada 100 contoh oosit pada setiap individu dari beberapa individu bulubabi di setiap bulan pengamatan diperoleh data distribusi diameter telur T. gratilla yang disajikan pada Gambar 7. Pada setiap bulan pengamatan didapatkan oosit dalam beberapa kelas ukuran, namun lebih didominasi oleh oosit yang berukuran 51 – 75 µ m dan tertinggi didapatkan pada bulan September, sedang oosit yang berukuran 75 – 100 µ m matang ditemukan di setiap bulan pengamatan dan mencapai puncak pada bulan Desember. Hal ini menunjukkan pemijahan terjadi setiap bulan pengamatan dan puncaknya diduga setelah bulan Desember. Gambar 7 Distribusi frekuensi diameter oosit μm bulubabi pada setiap bulan pengamatan. Hasil pengamatan struktur histologi gonad disajikan pada Gambar 8 dan 9. Sediaan histologis yang ditampilkan pada Gambar 8a adalah testis dengan kondisi TKG I recovery. Pada tahap ini, testis dicirikan oleh adanya spermatogonia dan spermatosit di sepanjang dinding folikel, lapisan spermatogonia tipis dan sisa-sisa spermatozoa berada dalam lumen. Pada tahap ini, aktivitas spermatogenik rendah. Pada tingkat perkembangan testis II growing, produksi spermatogonia dan spermatosit meningkat di sepanjang tepi folikel. Akibatnya bagian dinding folikel jantan menjadi tebal. Selanjutnya pada gonad jantan TKG III pre-mature, testis berukuran lebih besar dari TKG II. Jumlah spermatosit dan spermatid meningkat dan spermatozoa bermigrasi dari tepi ke pusat folikel. Akumulasi spermatozoa terpusat di dalam lumen testis namun area mereka masih terbatas Gambar 8b. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Juni Juli September Oktober Desember F re k ue ns i di a m e te r o o si t Bulan Pengamatan 25 26-50 51-75 75-100