Kriteria pengambilan keputusan uji Durbin-Watson DW jika du  d  4-du, maka  tidak  ada  autokorelasi  positif  atau  negatif.  Dari  Tabel  4.9,  terlihat  bahwa
nilai  DW  sebesar  2,091.  Dengan  jumlah  data  n=  72  dan  jumlah  variabel  bebas k= 4, maka du = 1,7366 DW-tabel  dan 4 - du  4
– 1,7366 = 2,2634. Sehingga du    d    4-du  1,7366    2,091    2,2634,  maka  dapat  disimpulkan  tidak  ada
autokorelasi positif atau negatif.
d.   Uji Multikolonieritas
Uji  multikolonieritas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  dalam  model regresi linear ditemukan adanya korelasi  yang tinggi antar variabel bebas. Untuk
mengetahui  ada  tidaknya  gejala  multikolineritas  dapat  dilihat  dari  besarnya  nilai Tolerance
dan Variance Inflation Factor VIF
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
.021 .006
3.517 .001
HargaMinyak .146
.097 .180
1.500 .138
.872 1.147
NilaiTukar -.244
.100 -.276  -2.455
.017 .989
1.011 Inflasi
-.068 .047
-.178  -1.463 .148
.845 1.183
SBI -.047
.121 -.044
-.384 .702
.951 1.052
a. Dependent Variable: IHSG
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18 05052015
Berdasarkan  Tabel  4.10,  dapat  diketahui  bahwa  tidak  terdapat  masalah multikolonieritas,  karena  semua  variabel  independen  memiliki  angka  VIF  lebih
kecil dari 5, sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Hal ini berarti bahwa
Universitas Sumatera Utara
semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai prediktor.
4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel  4.11  berikut  ini  menunjukkan  hasil  estimasi  regresi  melalui pengolahan  data  dengan  bantuan  program  Software  SPSS  Statistic  Package  for
the Social Science 18.00 for Windows
Tabel 4.11 Hasil Estimasi Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .021
.006 3.517
.001 HargaMinyak
.146 .097
.180 1.500
.138 NilaiTukar
-.244 .100
-.276 -2.455
.017 Inflasi
-.068 .047
-.178 -1.463
.148 SBI
-.047 .121
-.044 -.384
.702 a. Dependent Variable: IHSG
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18 05052015 Pengolahan data tersebut mengasilkan suatu model Regresi Linier Berganda
sebagai berikut :
Y = 0,021 + 0,146X
1
– 0,244X
2
– 0,0687X
3
– 0,047X
4
+
e
Dimana :
Y = IHSG Indeks Harga Saham Gabungan
a
= konstanta
X
1
= Harga Minyak Dunia
X
2
=
Nilai Tukar
X
3
= Inflasi
X
4
=
Tingkat Suku Bunga SBI
e = standard error faktor penggangguresidual
Universitas Sumatera Utara
Interpretasi : a  Konstansa sebesar 0,021, menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas
harga  minyak,  nilai  tukar,  inflasi,  dan  suku  bunga  SBI,  maka  pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 0,021
b  Harga  minyak  dunia  yang  diukur  melalui  perubahan  harga  minyak  dunia mempunyai  nilai  sebesar  0,146,  menyatakan  bahwa  apabila  harga  minyak
dunia naik sebesar satu satuan maka IHSG di Bursa Efek Indonesia akan naik sebesar  0,146.  Dan  apabila  harga  minyak  dunia  turun  sebesar  satu  satuan
maka IHSG di BEI juga akan turun sebesar 0,146. c  Nilai  tukar  yang  diukur  melalui  perubahan  nilai  tukar  mempunyai  nilai
sebesar  -0,244,  menyatakan  bahwa  apabila  nilai  tukar  naik  sebesar  satu satuan,  maka  IHSG  di  Bursa  Efek  Indonesia  akan  turun  sebesar  0,244.  Dan
apabila  nilai  tukar  turun  sebesar  satu  satuan,  maka  IHSG  di  Bursa  Efek Indonesia akan naik sebesar 0,244
d  Inflasi  yang  diukur  melalui  laju  inflasi  mempunyai  nilai  sebesar  -0,068 menyatakan  bahwa  apabila  tingkat  inflasi  naik  sebesar  satu  satuan,  maka
IHSG di Bursa Efek Indonesia akan turun sebesar 0,068. Dan apabila tingkat inflasi  turun  sebesar  satu  satuan,  maka  IHSG  di  Bursa  Efek  Indonesia  akan
naik sebesar 0,068 e  Suku Bunga SBI yang diukur melalui perubahan suku bunga SBI mempunyai
nilai sebesar -0,047, menyatakan bahwa apabila suku bunga SBI naik sebesar satu  satuan,  maka  IHSG  di  Bursa  Efek  Indonesia  akan  turun  sebesar  0,047.
Dan  apabila  suku  bunga  SBI  turun  sebesar  satu  satua,  maka  IHSG  di  Bursa
Universitas Sumatera Utara
Efek Indonesia akan naik sebesar 0,047.
4.2.2.3 Pengujian Hipotesis 1.   Uji Simultan Uji-F
Pengujian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  pengaruh  suatu  variabel independen secara parsial terhadap variasi variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah:
c.
H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan  dari  harga  minyak  dunia,  nilai  tukar,  inflasi  dan  suku  bunga  SBI
terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia.
d.
H
1
:  minimal  satu  b
i
≠  0,  artinya  secara  simultan  terdapat  pengaruh  yang signifikan  dari  harga  minyak  dunia,  nilai  tukar,  inflasi  dan  suku  bunga  SBI
terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F  0,05 maka
H diterima,  artinya  tidak  ada  pengaruh  yang  signifikan  secara  bersamaan  dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F  0,05 maka H
1
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas  terhadap  variabel  terikat.  Pengambilan  keputusan  juga  dapat  dilakukan
dengan membandingkan nilai F
hitung
dan nilai F
tabel
. Dimana kriterianya, yaitu:
a. H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
b. H
1
diterima jika Fhitung  Ftabel pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.032 4
.008 3.232
.017
a
Residual .167
67 .002
Total .199
71 a. Predictors: Constant, SBI, NilaiTukar, HargaMinyak, Inflasi
b. Dependent Variable: IHSG
Sumber : Hasil Pengolahan  SPSS 18 05052015
Berdasarkan hasil pengujian SPSS diperoleh nilai sig 0.017 dan F
hitung
3,232. Maka hasil pengujian menurut tabel adalah sebagai berikut:
N = jumlah sampel = 72
k = jumlah seluruh variabel = 5
df
1
= derajat pembilang = k-1 = 4 df
2
= derajat penyebut = n-k = 67 Pada tingkat signifikansi α = 0.05 diperoleh F
tabel
= 2,58 Karena  F
hitung
3,232 F
tabel
2,58  dan  nilai  Sig.tabel  0,017    tingkat signifikan  0,05,  maka  dapat  dinyatakan  H
ditolak  H
1
diterima,  artinya terdapat  pengaruh  secara  simultan  dan  signifikan  variabel  bebas  harga  minyak
dunia,  nilai  tukar,  inflasi  dan  suku  bunga  SBI  terhadap  variabel  terikat  yaitu pergerakan IHSG.
Hasil  penelitian  ini  membuktikan  bahwa  harga  minyak  dunia,  nilai  tukar, inflasi  dan  suku  bunga  SBI  berpengaruh  signifikan  secara  simultan  terhadap
pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 2009 - 2014.
Universitas Sumatera Utara
2.  Uji Parsial Uji-t
Pengujian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  setiap  variabel  bebas secara  parsial  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  variabel  terikat.
Dengan menggunakan hipotesis : H
:  Harga  minyak  dunia,  nilai  tukar  rupiah,  inflasi,  dan  suku  bunga  SBI  tidak berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia.
H
1
:  Harga  minyak  dunia,  nilai  tukar  rupiah,  inflasi,  dan  suku  bunga  SBI berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia.
Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.  0,05 maka H
diterima,  artinya  tidak  ada  pengaruh  yang  signifikan  variabel  bebas  terhadap variabel  terikat.  Sebaliknya  jika  sig.    0,05  maka  H
1
diterima,  artinya  ada pengaruh  yang  signifikan  antara  variabel  bebas  terhadap  variabel  terikat.  Nilai
t
hitung
juga dapat dibandingkan dengan nilai t
tabel.
Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: 1.  H
diterima jika –t
tabel
- t
hitung
atau t
hitung
t
tabel
pada α = 5 2.  H
1
diterima jika –t
hitung
−t
tabel
atau t
hitung
t
tabel
pada α = 5.
Tabel 4.13 Hasil Uji-t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1  Constant .021
.006 3.517  .001
HargaMinyak .146
.097 .180
1.500  .138 NilaiTukar
-.244 .100
-.276  -2.455  .017 Inflasi
-.068 .047
-.178  -1.463  .148 SBI
-.047 .121
-.044 -.384  .702
a. Dependent Variable: IHSG
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18 05052015
Universitas Sumatera Utara
Pada  Tabel  4.13  dapat  dilihat  hasil  uji  signifikansi  parsial  masing-masing variabel sebagai berikut :
1.  Harga Minyak Dunia Nilai  t
hitung
dari  variabel  harga  minyak  dunia  adalah  sebesar  1,500  dan  nilai t
tabel
adalah 1,667, sehinggga –t
tabel
- t
hitung
-1,667  -1,500 atau t
hitung
t
tabel
1,500  1,667 dan signifikansinya berada di atas nilai 0,05 0,138  0,05, maka dapat  disimpulkan  bahwa  variabel  harga  minyak  dunia  tidak  memiliki  pengaruh
yang signifikan secara parsial terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
2.  Nilai Tukar Rupiah Nilai t
hitung
dari variabel nilai tukar rupiah adalah sebesar -2,455 dan nilai t
tabel
adalah  1,667,  sehingga –t
hitung
−t
tabel
-2,455    -1,667    atau  t
hitung
t
tabel
2,455    1,667  dan  signifikansinya  berada  di  bawah  nilai  0,05  0,017    0,05 maka  dapat  disimpulkan  bahwa  variabel  nilai  tukar  berpengaruh  secara  negatif
dan signifikan secara parsial terhadap Pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
3.   Inflasi Nilai  t
hitung
dari  variabel  inflasi  adalah  sebesar  -1,463  dan  nilai  t
tabel
adalah 1,667, sehinggga
–t
tabel
-t
hitung
-1,667  -1,463 atau t
hitung
t
tabel
1,463  1,667 dan  signifikansinya  berada  di  atas  nilai  0,05  0,148    0,05,  maka  dapat
disimpulkan  bahwa  variabel  inflasi  tidak  memiliki  pengaruh  yang  signifikan secara parsial terhadap Pergerakan  IHSG di Bursa Efek  Indonesia periode 2009-
2014.
Universitas Sumatera Utara
4.   Suku bunga SBI Nilai t
hitung
dari variabel suku bunga SBI adalah sebesar -0,384 dan nilai t
tabel
adalah 1,667, sehinggga –t
tabel
-t
hitung
-1,667  -0,384 atau t
hitung
t
tabel
0,384 1,667  dan  signifikansinya  berada  di  atas  nilai  0,05  0,702    0,05,  maka  dapat
disimpulkan  bahwa  variabel  suku  bunga  SBI  tidak  memiliki  pengaruh  yang signifikan  secara  parsial  terhadap  pergerakan  IHSG  di  Bursa  Efek  Indonesia
periode 2009-2014.
3.   Koefisien Determinasi Uji Goodeness of Fit
Koefisien  determinasi  adalah  koefisien  yang  mengukur  kemampuan  model dalam  menerangkan  variasi  variabel  terikat  atau  predictornya  Situmorang  dan
Lufti,  2014  :  169.  Nilai  R  menunjukkan  R  square  R
2
menunjukkan  koefisien determinasi.  Angka  ini  akan  diubah  menjadi  bentuk  persen,  dan  menunjukkan
sumbangan  pengaruh  variabel  bebas  terhadap  variabel  terikatnya.  Adjusted  R Square
merupakan R Square yang telah disesuaikan. Adjusted R Square biasanya digunakan  jika  regresi  menggunakan  lebih  dari  dua  variabel.  Standard  Error  of
the Estimate adalah ukuran kesalahan prediksi Priyatno, 2009 : 145.
Tabel 4.14
Variables EnteredRemoved
b
Model  Variables Entered  Variables Removed  Method
1
1 SBI,
NilaiTukar, HargaMinyak,
Inflasi
a
.  Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: IHSG
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18 05052015
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.14 dinyatakan bahwa variabel harga minyak, nilai tukar, inflasi dan suku bunga SBI, tidak ada yang dikeluarkan dari persamaan yang ditunjukkan
oleh kolom Variables Removed yang kosong. Metode yang dipilih adalah metode Enter
.  Setelah  mengetahui  bahwa  seluruh  variabel  dimasukkan  dalam  analisis persamaan  maka  dilakukan  pengujian  hipotesis  koefisien  korelasi  dan  koefisien
determinasi. Tipe hubungan antarvariabel dapat dilihat berikut ini :
Tabel 4.15 Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19
Sangat Tidak Erat 0,2
– 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59
Cukup Erat 0,6
– 0,79 Erat
0,8 – 0,99
Sangat Erat Sumber : Situmorang dan Lufti, 2014 : 170
Tabel 4.16
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimension0
1 .402
a
.162 .112
.0498533 a. Predictors: Constant, SBI, NilaiTukar, HargaMinyak, Inflasi
b. Dependent Variable: IHSG
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18 05052015 Berdasarkan  Tabel  4.16  dapat  diketahui  bahwa  nilai  R  sebesar  0,402  yang
berarti  bahwa  hubungan  antara  indeks  harga  saham  gabungan  dengan  variabel bebasnya,  yaitu  harga  minyak  dunia,  nilai  tukar,  inflasi,  dan  suku  bunga  SBI
adalah  cukup  erat.  Pada  Tabel  4.16  nilai  R  Square  dalam  penelitian  ini  yaitu sebesar  0,162  yang  berarti  16,2  variasi  dari  IHSG  dijelaskan  oleh  ke  empat
variabel bebas yaitu harga minyak dunia, nilai tukar, inflasi, dan suku bunga SBI. Sedangkan  sisanya  83,8  dijelaskan  oleh  variabel  lain  yang  tidak  diteliti  oleh
penelitian  ini.  Ajusted  R  square  sebesar  0,112  juga  memiliki  arti  11,2
Universitas Sumatera Utara
pergerakan  IHSG  dapat  di  jelaskan  oleh  harga  minyak  dunia,  nilai  tukar,  inflasi, dan suku bunga SBI. Sedangkan 88,8 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya
yang  tidak  diteliti  oleh  penelitian  ini.  Karena  dalam  penelitian  ini  terdapat  lebih dari  dua  variabel,  maka  yang  digunakan  adalah  Adjusted  R  Square.  Error  of
Estimated dalam  penelitian  ini  adalah  0,0498533.  Semakin  kecil  standar  deviasi
berarti model semakin baik.
4.3   Pembahasan