Gambaran Umum Perusahaan .1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

52

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia Pasar modal Indonesia didirikan pertama kali di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912 oleh pemerintah Hindia Belanda dalam bentuk bursa efek dengan nama Vereniging Voor de Eeffecten Hendel, dan merupakan cabang dari pasar modal negeri Belanda . Pada masa itu pasar modal itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Sekuritas yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda serta sekuritas Belanda lainnya. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Perang Dunia II yang terjadi sekitar tahun 1939, menyebabkan perkembangan pasar modal terhenti. Bursa Efek Indonesia resmi di tutup pada tanggal 10 Mei 1940. Tetapi kemudian pada tanggal 23 Desember 1940 bursa efek di Jakarta Batavia sempat di buka kembali, walaupun kemudian di tutup kembali ketika Jepang masuk ke Indonesia. Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951 dikeluarkan Undang-Undang Darurat No.12 yang kemudian dijadikan Undang- Undang No. 151952 tentang pasar modal, juga melalui keputusan Menteri Universitas Sumatera Utara Keuangan No. 289737UU. Kemudian pasar modal mulai digiatkan kembali dengan dibukanya Bursa Efek Jakarta BEJ pada 3 Juni 1952. Aktivitas pasar modal mulai berkembang sampai tahun 1958. Namun pasar modal mengalami kelesuan akibat banyaknya warga Belanda yang meninggalkan Indonesia dan dilakukannya nasionalisasi terhadap perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini terjadi sampai dengan berakhirnya masa pemerintahan orde lama. Pada masa pemerintahan Orde Baru pengaktifan kembali pasar modal Indonesia dimulai dengan pembentukan Badan Pembina Pasar Modal, pemebentukan Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM dan PT Danareksa sebagai Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976. Presiden Suharto meresmikan kembali Bursa Efek Jakarta BEJ pada 10 Agustus 1977. Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977 sampai tahun 1988 BEJ dikatakan dalam keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun. Sebelum tahun 1988, hanya terdapat 24 perusahaan yang terdaftar di BEJ. Setelah tahun 1988, selama 3 tahun saja, yaitu sampai tahun 1990, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai dengan 127. Sampai tahun 1996 jumlah perusahaan yang terdaftar menjadi 238. Pada periode ini Initial Public Offering IPO menjadi peristiwa nasional. Periode ini juga dikatakan sebagai periode kebangkitan Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Surabaya atau dengan nama asingnya Surabaya Stock Exchange SSX dilahirkan kembali pada tanggal 16 Juni 1989. Pada awalnya BES hanya memperdagangkan 25 saham dan 23 obligasi. Sampai pada kuartal ke tiga tahun 1990, jumlah sekuritas yang tercatat di BES meningkat menjadi 116 saham. Jumlah ini meningkat sampai akhir tahun 1996 tercatat 208 emiten saham dengan Universitas Sumatera Utara kapitalisasi sebesar Rp 191,57 triliun. Semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Jakarta BEJ secara otomatis juga diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya BES. Akibat peningkatan kegiatan transaksi dirasa telah melebihi kapasitas manual, sehingga BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan kegiatan transaksi di bursa. Jika sebelumnya, terlihat dua antrian yang cukup panjang di lantai bursa sebuah untuk antrian beli dan yang lainnya untuk antrian jual untuk masing-masing sekuritas dan semua kegiatan transaksi dicatat di papan tulis, namun setelah otomatisasi, yang terlihat di lantai bursa adalah jaringan komputer-komputer yang digunakan oleh broker. Sistem otomatisasi yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta BEJ diberi nama Jakarta Automated Trading System JATS dan mulai dioperasikan pada hari Senin tanggal 22 Mei 1995. Bursa Efek Indonesia disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange IDX merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta BEJ dengan Bursa Efek Surabaya BES. Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derifativ. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada tanggal 10 November 2007. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009

2 39 90

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008

2 70 81

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007 – 2015

1 11 128

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Nilai Tukar Rupiah, dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2013.

1 3 18

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

0 0 13

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi - Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 1 7

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 0 9

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8