pergerakan IHSG dapat di jelaskan oleh harga minyak dunia, nilai tukar, inflasi, dan suku bunga SBI. Sedangkan 88,8 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya
yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Karena dalam penelitian ini terdapat lebih dari dua variabel, maka yang digunakan adalah Adjusted R Square. Error of
Estimated dalam penelitian ini adalah 0,0498533. Semakin kecil standar deviasi
berarti model semakin baik.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa secara simultan atau serempak variabel harga minyak dunia, nilai tukar, inflasi dan suku
bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 2009
– 2014. Hal ini juga sesuai dengan teori Tandelilin 2001 : 211 yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara harga
saham dengan kinerja ekonomi makro. Berdasarkan pengujian secara parsial uji t, harga minyak dunia berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap pergerakan IHSG. Pengaruh positif menunjukkan bahwa naiknya harga minyak dunia akan menyebabkan kenaikan
IHSG di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh tidak signifikan artinya harga minyak dunia tidak memiliki peranan yang cukup besar untuk mempengaruhi pergerakan
IHSG di Bursa Efek Indonesia. Teori yang dikemukakan oleh Blanchard 2011:153 menyatakan bahwa
kenaikan harga minyak dunia cenderung memberikan dampak yang negatif terhadap kinerja perusahaan, dimana dengan meningkatnya harga minyak dunia
Universitas Sumatera Utara
akan membuat naiknya biaya produksi suatu perusahaan sehingga berakibat pada turunnya kinerja, profit perusahaan dan harga saham perusahaan tersebut. Namun
jika dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap indeks harga saham, IHSG akan terkena dampak negatif atau positif tergantung pada kelompok yang paling
dominan dampaknya Samsul, 2006:202. Bagi perusahaan yang menggunakan minyak mentah sebagai bahan utama dalam kegiatan produksinya, kenaikan harga
minyak dunia tentu akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, dimana kenaikan biaya produksi akan menekan laba dan harga saham perusahaan
tersebut. Namun bagi perusahaan penghasil minyak, maupun perusahaan pertambangan, kenaikan harga minyak justru akan memberi pengaruh yang
positif, karena dengan naiknya harga minyak dunia juga akan diikuti dengan kenaikan harga barang
– barang hasil tambang, kenaikan harga hasil tambang tersebut akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan berpengaruh positif
terhadap harga saham. Sampai dengan tahun 2014 Bursa Efek Indonesia mencatat total saham beredar sektor pertambangan mencapai 357,8 miliar saham, dengan
total penggalangan dana fund rising Rp 41,35 triliun www.idx.co.id. Banyaknya jumlah saham sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia, memberi dampak dominan terhadap pergerakan IHSG, sehingga adanya kenaikan harga minyak dunia memberikan dampak yang positif terhadap
pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Narayan dan Narayan 2009
yang dalam penelitiannya mengatakan bahwa harga minyak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham untuk jangka panjang, dan berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
positif tapi tidak signifikan terhadap harga saham untuk jangka pendek. Berdasarkan pengujian secara parsial uji t, nilai tukar berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap IHSG. Pengaruh negatif memiliki arti bahwa penurunan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar yang berarti rupiah menguat terhadap dolar
rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika akan menaikkan pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh signifikan memberi arti bahwa pergerakan IHSG
di Bursa Efek Indonesia dapat dipengaruhi oleh naik turunnya nilai tukar rupiah. Melemahnya nilai tukar rupiah depresiasi akan melemahkan daya beli yang
berakibat pada penurunan pendapatan perusahaan dan berakibat pada menurunnya laba perusahaan. Penurunan laba ini akan menurunkan nilai perusahaan dan
akhirnya menurunkan harga saham perusahaan tersebut dan sebaliknya apabila rupiah mengalami apresiasi atau menguat maka nilai perusahaan akan meningkat
dan akhirnya menaikkan harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tandelilin,
2010:344, dimana melemahnya rupiah memberikan pengaruh yang negatif terhadap pasar ekuitas karena menyebabkan pasar ekuitas menjadi tidak memiliki
daya tarik. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan 2010 yang menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap IHSG di Bursa
Efek Indonesia. Berdasarkan pengujian secara parsial uji t, tingkat inflasi berpengaruh
negatif namun tidak signifikan terhadap IHSG. Pengaruh negatif menunjukkan bahwa naiknya tingkat inflasi akan menyebabkan turunnnya IHSG di Bursa Efek
Indonesia. Pengaruh tidak signifikan artinya tingkat inflasi tidak memiliki peranan
Universitas Sumatera Utara
yang cukup besar untuk mempengaruhi pergerakan IHSG. Inflasi ditandai dengan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga umum
dan berlangsung terus menerus, meningkatnya harga – harga barang akan
menyebabkan perusahaan mengalami peningkatan biaya modal, biaya bahan baku, maupun biaya tenaga kerja. Sehingga inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga
saham dipasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan berakibat pertumbuhan ekonomi sangat lamban, yang pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan
lamban Samsul, 2006:201. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti et al 2012, yang menyatakan adanya pengaruh secara
negatif namun tidak signifikan antara tingkat inflasi dengan IHSG. Berdasarkan pengujian secara parsial uji t, suku bunga SBI berpengaruh
negatif namun tidak signifikan terhadap IHSG. Pengaruh negatif menunjukkan bahwa naiknya suku bunga SBI akan menyebabkan turunnya pergerakan IHSG di
Bursa Efek Indonesia. Pengaruh tidak signifikan artinya suku bunga SBI tidak memiliki peranan yang cukup besar untuk mempengaruhi pergerakan IHSG di
Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arifin
2007:119, dimana suku bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investasi produk bank seperti deposito atau tabungan jelas
lebih kecil resikonya dibandingkan investasi dalam bentuk saham. Sehingga investor akan menjual sahamnya dan kemudian akan menyimpan dananya di
bank. Penjualan saham yang serentak akan berdampak pada penurunan harga saham. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari 2013,
Universitas Sumatera Utara
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap IHSG di Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan uji determinasi dihasilkan bahwa telah nilai Adjusted R Square
dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,112 yang berarti 11,2 variasi dari IHSG di jelaskan oleh harga minyak dunia, nilai tukar, inflasi, dan suku bunga SBI.
Sedangkan sisanya 88,8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil uji secara simultan uji F menunjukkan bahwa variabel harga minyak dunia, nilai tukar, inflasi dan suku bunga SBI memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia salama periode 2009
– 2014. 2. Hasil uji secara parsial uji t menunjukkan bahwa variabel harga minyak
dunia berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap pergerakan IHSG,variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pergerakan IHSG, variabel inflasi berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap pergerakan IHSG, dan variabel suku
bunga SBI berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap pergerakan IHSG periode 2009 - 2014.
3. Adjusted R Square yang diperoleh dari penelitian ini bernilai 0,112. Hal ini menunjukkan sumbangan pengaruh harga minyak dunia, nilai tukar, inflasi,
dan suku bunga SBI terhadappergerakan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia sebesar 11,2. Sedangkan sisanya 88,8
dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara