b. Uji Heterokedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam  regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
residual  dari  suatu  pengamatan  ke  pengamatan  lain  tetap,  maka  disebut homoskedastisitas,  dan  jika  berbeda  disebut  heteroskedastisitas.  Salah  satu  uji
untuk  mengetahui  heteroskedastisitas  ini  adalah  dengan  melihat  penyebaran  dari varians residual pada diagram pencar scatter plot.
Gambar 4.3 Hasil Scatterplot
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18 05052015 Pada  Gambar  4.3,  dapat  dilihat  bahwa  titik-titik  menyebar  secara  acak
tidak  membentuk  suatu  pola  tertentu.  Titik-titik  tersebar  baik  di  atas  maupun  di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. Hal ini menandakan bahwa  model  regresi  layak  dipakai  untuk  memprediksi  pergerakan  IHSG
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan  masukan  variabel  independennya,  yaitu  harga  minyak  dunia,  nilai tukar  rupiah,  inflasi,  dan  suku  bunga  SBI.  Untuk  memperoleh  tingkat  uji
heteroskedastisitas  yang  lebih  signifikan,  maka  dalam  penelitian  ini  juga dilakukan uji Park. Apabila signifikansi dari variabel bebas lebih besar dari taraf
nyata Sig.  0,05 , maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan begitu juga sebaliknya.
Tabel 4.7 Hasil Uji Park
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -7.747
.295 -26.221
.000 HargaMinyak
3.792 4.764
.102 .796
.429 NilaiTukar
3.779 4.875
.093 .775
.441 Inflasi
3.094 2.291
.175 1.350
.181 SBI
-5.981 5.947
-.123 -1.006
.318 a. Dependent Variable: LnU2i
Sumber : Hasil  Pengolahan SPSS 18 05052015 Berdasarkan  hasi  output  Tabel  4.7,  semua  variabel  independen  tidak
signifikan  terhadap  variabel  dependennya  sig    0,05.  Nilai  probabilitas signifikansi  variabel  harga  minyak  0,429,  nilai  tukar  0,441,  tingkat  inflasi
0,181,  dan  suku  bunga  SBI  0,318  lebih  besar  dari  taraf  nyata  sig    0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam
model regresi ini. c.   Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  dalam  model  regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antara data  yang
Universitas Sumatera Utara
ada  pada  variabel-variabel  penelitian.  Untuk  mengetahui  apakah  model  terkena autokorelasi atau tidak, dapat dilakukan dengan melakukan Runs Test.
Tabel 4.8 Hasil Uji
Runs
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
.00069 Cases  Test Value
36 Cases = Test Value
36 Total Cases
72 Number of Runs
41 Z
.950 Asymp. Sig. 2-tailed
.342 a. Median
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18 05052015 Berdasarkan  Tabel  4.8,  maka  dapat  diketahui  bahwa  nilai  probabilitas
signifikan  0,342  diatas  0,05
α =
5
tingkat  signifikan,  maka  hipotesis  nol diterima,  dimana  nilai  residual  random  atau  tidak  terjadi  autokorelasi  antar
residual.  Selain  menggunakan  Runs  Test,  autokorelasi  juga  dapat  di  buktikan dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW.
Tabel 4.9 Hasil uji Durbin-Watson DW
Model Summary
b
Model R
R Square  Adjusted R Square  Std. Error of the Estimate  Durbin-Watson
dimension0
1 .402
a
.162 .112
.0498533 2.091
a. Predictors: Constant, SBI, NilaiTukar, HargaMinyak, Inflasi b. Dependent Variable: IHSG
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18 05052015
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengambilan keputusan uji Durbin-Watson DW jika du  d  4-du, maka  tidak  ada  autokorelasi  positif  atau  negatif.  Dari  Tabel  4.9,  terlihat  bahwa
nilai  DW  sebesar  2,091.  Dengan  jumlah  data  n=  72  dan  jumlah  variabel  bebas k= 4, maka du = 1,7366 DW-tabel  dan 4 - du  4
– 1,7366 = 2,2634. Sehingga du    d    4-du  1,7366    2,091    2,2634,  maka  dapat  disimpulkan  tidak  ada
autokorelasi positif atau negatif.
d.   Uji Multikolonieritas