72 mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global. Pengendalian pencemaran udara mencakup kegiatan
– kegiatan yang berintikan :
a. Inventarisasi kualitas udara daerah dengan pertimbangan berbagai criteria
yang ada dalam pengendalian pencemaran udara b.
Penetapan baku mutu udara ambient dan baku mutu emisi yang digunakan sebagai tolok ukur pengendalian pencemaran udara
c. Penetapan mutu kualitas udara disuatu daerah termasuk perencanaan
pengalokasian kegiatan yang berdampak mencemari udara d.
Pemantauan kuailitas udara baik ambien dan emisi yang diikuti dengan evaluasi dan analisis
e. Pengawasan terhadap penaatan peraturan pengendalian pencemaran udara
f. Peran masyarakat dalam kepedulian terhadap pengendalian pencemaran
udara g.
Kebijakan bahan bakar yang diikuti dengan serangkaian kegiatan terpadu dengan mengacu kepada bahan bakar bersih dan ramah lingkungan
h. Penetapan kebijakan dasar baik teknis maupun non-teknis dalam
pengendalian pencemaran udara secara nasional. www.pencemaran-udara-wikipedia.com
4.2.2. Sumber Polusi Udara
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang
73 ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah
sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari
reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global global
warming yang memengaruhi : 1
Kegiatan manusia
Transportasi
Industri
Pembangkit listrik
Pembakaran perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti
CFC 2
Sumber alami
Gunung berapi
Rawa-rawa
Kebakaran hutan
Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi 3
Sumber-sumber lain
Transportasi amonia
Kebocoran tangki klor
Timbulan gas metana dari lahan uruk tempat pembuangan akhir sampah
Uap pelarut organic
www.pencemaran-udara-wikipedia.com
4.2.3. Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
Kriteria kerusakan lingkungan hidup menurut Undang – Undang Nomor
32 Tahun 2009 sebagai berikut : 1
Untuk menentukan terjadinya kerusakan lingkunganhidup, ditetapkan kriteria bakukerusakan lingkungan hidup.
74 2
Kriteriabaku kerusakan lingkungan hidup meliputikriteria baku kerusakan ekosistem dan kriteria baku kerusakan akibat
perubahaniklim. 3
Kriteria baku kerusakan ekosistemmeliputi: a
kriteria bakukerusakan tanah untukproduksi biomass b
kriteria baku kerusakan terumbukarang c
kriteria bakukerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan danataulahan
d kriteria bakukerusakan mangrove
e kriteria baku kerusakan padang lamun
f kriteria bakukerusakan gambut
g kriteria baku kerusakan karst
h kriteria baku kerusakan ekosistemlainnya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4
Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklimdidasarkan pada paramater antara lain:
a. kenaikan temperature
b. kenaikan muka air laut
c. Badai
d. Kekeringan
4.3. Proses Implementasi Peraturan Walikota Semarang Nomor 5 Tahun