Pencemaran Udara dalam Konteks Normatif Pengendalian Lingkungan Hidup dalam Peraturan Walikota Nomor 5

21 dan gangguan pada manusia dan hewan ternak, seperti gangguan jantung, pernafasan dan gangguan saraf. 3. Pencemaran Air Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan laut. Jika sungai dan laut tercemar, akibatnya banyak ikan dan mikrobiologi yang hidup di dalamnya tak mampu hidup lagi. Selain itu air sungai dan laut yang tercemar itu juga mengakibatkan sumber air tercemar sehingga manusia sulit mendapat air minum yang sehat dan bersih. 4. Pencemaran Tanah Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya antara lain : a Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air yang berasal dari pabrik-pabrik. b Pembuangan ampas kimia dan kertas plastik bekas pembungkus botol bekas.

2.1.3. Pencemaran Udara dalam Konteks Normatif

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara bahwa “pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, danatau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentuyang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya”. 22 “Pencemaran udara adalah adanya bahan-bahan atau zat asing didalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya”. wardhana, 2004:24 “Baku Mutu Udara Ambien adalah batas kadar zat, energi, danatau komponen yang ada atau yang seharusnya ada danatau unsur pencemar yang di tenggang keberadaannya dalam udara ambien”. Sukanda Husin, 2009:43 Menurut Pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara bahwa “Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada diwilayah yuridiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya”. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi, atau polusi cahaya yang dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

2.1.4. Pengendalian Lingkungan Hidup dalam Peraturan Walikota Nomor 5

Tahun 2009 Menurut Pasal 1 angka 10 Peraturan Walikota Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Petunjuk pelaksanaan peraturan daerah kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang pengendalian lingkungan hidup bahwa “Pengendalian lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk mencegah, menanggulangi, dan 23 memulihkan fungsi lingk ungan hidup”. Mekanisme kegiatan pengendalian pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup dalam pasal 16 yaitu : 1 Kegiatan pencegahan pencemaran udara berupa inventarisasi sumber pencemar meliputi : a. Inventarisasi dan identifikasi usaha danatau kegiatan b. Verifikasi hasil analisa pengukuran laboratorium lingkungan terakreditasi danatau yang dirujuk tentang karakteristik dan jenis – jenis zat pencemar, volume limbah yang dibuang 2 Kegiatan inventarisasi dan identifikasi usaha danatau kegiatan sebagaimana dimaksud meliputi : a. Jenis – jenis usaha danatau kegiatan b. Jenis dan jumlah material dan bahan pencemar c. Lokasi dan tata letak sebaran usaha danatau kegiatan d. Lokasi sebaran dampak

2.1.5. Hukum Lingkungan dalam Perspektif Pengelolaan dan Pengendalian