Hukum Lingkungan dalam Perspektif Pengelolaan dan Pengendalian

23 memulihkan fungsi lingk ungan hidup”. Mekanisme kegiatan pengendalian pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup dalam pasal 16 yaitu : 1 Kegiatan pencegahan pencemaran udara berupa inventarisasi sumber pencemar meliputi : a. Inventarisasi dan identifikasi usaha danatau kegiatan b. Verifikasi hasil analisa pengukuran laboratorium lingkungan terakreditasi danatau yang dirujuk tentang karakteristik dan jenis – jenis zat pencemar, volume limbah yang dibuang 2 Kegiatan inventarisasi dan identifikasi usaha danatau kegiatan sebagaimana dimaksud meliputi : a. Jenis – jenis usaha danatau kegiatan b. Jenis dan jumlah material dan bahan pencemar c. Lokasi dan tata letak sebaran usaha danatau kegiatan d. Lokasi sebaran dampak

2.1.5. Hukum Lingkungan dalam Perspektif Pengelolaan dan Pengendalian

Lingkungan Hidup 2.1.5.1. Hukum Lingkungan Hukum lingkungan adalah salah satu bidang yang menangani masalah – masalah lingkungan yang berkaitan dengan system aturan atau norma masyarakat dalam interaksinya dengan lingkungan hidup. Hukum lingkungan merupakan salah satu cabang hukum yang mengatur segala hal yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Hukum lingkungan menjadi sarana penting untuk mengatur 24 perilaku – perilaku manusia terhadap lingkungan dan segala aspeknya, supaya tidak terjadi perusakan, gangguan, dan kemrosotan nilai – nilai lingkungan itu. Di Indonesia istilah hukum lingkungan dipergunakan ketika berlangsungnya Seminar Segi – segi Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup tanggal 25-27 Maret 196 di Lembang, yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional BPHN dengan Universitas Padjadjaran Bandung yang pada kesempatan itu diusulkan pembentukan suatu Pusat Pengembangan Hukum Lingkungan yang bertugas mengembangkan hukum lingkungan dan memupuk kesadaran ekologis dari masyarakat. “Hukum” dalam arti tata hukum adalah suatu penataan terorganisasi atas perbuatan lahiriah manusia didalam masyarakat. Ia mencakup keseluruhan aturan- aturan perilaku dan struktur-struktur kekuasaan gezagsstrukturen ” Gijssels Hoecke, 2000:12. Hukum dirancang untuk mencapai kebutuhan pada situasi tertentu dan pula terdorong karena faktor eksternal. Tendensi manusia yang sadar norma sebagai landasan dan pedoman hidupnya merupakan sumber daya tersendiri dalam rangka mengakomodasi persoalan pembangunan terhadap lingkungan di satu segi, dan keberlajutan pembangunan sebagai kebutuhan yang tidak dapat dielakkan disegi lain. Faktor-faktor kenyataan ekologis dan pembangunan bisa diakomodasi secara norma legal accomodation guna menciptakan prinsip-prinsip sustainable dalam tatanan masyarakat, baik terhadap lingkungan maupun pembangunan. Peranan hukum lingkungan sangat penting dalam pembangunan. Hukum berfungsi sebagai alat keteraturan, yakni menata perilaku setiap orang dalam 25 interaksinya pasa lingkungan. Hukum berfungsi sebagai alat keadilan, memiliki peran untuk menciptakan keadilan bagi semua dalam rangka penataan dan pengelolaan lingkungan atau sumber – sumber alam. Hukum sebagai alat rekayasa sosial, berperan merubah sikap sosial masyarakat, megarahkan perilaku budaya setiap orang kepada paradigma pemanfaatan, pengelolaan energi sumber – sumber alam dengan pola efisien dengan minimasi kerusakan dan impak, demikian juga terciptanya interaksi lingkungan yang bertujuan menyerasikan pembangunan dengan lingkungan. Secara premis utama hukum lingkungan hadir di kala manusia mulai memanfaatkan rasa kebersamaannya dengan suatu hal yang sifatnya bertujuan tertib supaya selanjutnya hidup baik bersama lingkungannya. Hukum sebagai saran keteraturan dan pengendalian atas semua perilaku sosial menjadi sangat vital dan menentuan bagi perlindungan lingkungan, karena tanpa eksistensi dan keberlanjutan lingkungan environment sustainbility, upaya – upaya kesejahteraan yang akan dicapai akan menjadi sia – sia belaka. 2.1.5.2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup Berdasarkan Pasal 1 angka 2 dalam Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup bahwa yang dimaksud dengan “perlindungan dan pengelolaan lingkunga hidup adalah upaya sitematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran danatau 26 kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dam penegakan hukum”. Menurut Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 13 menyebutkan bahwa: 1 Pengendalian pencemaran danatau kerusakan lingkunganhidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. 2 Pengendalian pencemaran danatau kerusakan lingkunganhidup sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. pencegahan b. penanggulangan c. pemulihan. 3 Pengendalian pencemaran danatau kerusakan lingkunganhidup sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintahdaerah, dan penanggung jawab usaha danatau kegiatan sesuai dengan kewenangan,peran, dan tanggung jawab masing-masing. 2.1.5.3. Peraturan Walikota Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup Penanggulangan Pencemaran danatau kerusakan Lingkungan Hidup Pasal 28 menyebutkan bahwa: 1 Upaya penanggulangan pencemaran danatau kerusakan lingkungan meliputi: a. Koordinasi program penanganan pencemaran maupun kerusakan lingkungan dengan stakeholders b. Konsolidasi penanggulanganpencemaran danatau kerusakan c. Antisipasi meluasnya sebaran pencemar maupun kerusakan d. Program penanggulangan pencemaran danatau kerusakan lingkungan e. Program monitoring dan evaluasi penanggulangan pencemaran danatau kerusakan lingkungan f. Penetapan kondisi darurat sanksi 2 Mekanisme pengendalian pencemaran lingkungan dari suatu usaha danatau kegiatan diatur sebagai berikut : 27 a. Setiap kegiatanusaha wajib mengendalikan pencemaran lingkungan dan melaporkan bila terjadi kerusakan lingkungan kepada Instansi yang bertanggungjawab b. Pencemaran danatau kerusakan lingkungan yang diperkirakan menimbulkan dampak untuk melakukan koordinasi dengan Instansi yang berwenang c. Instansi yang bertanggungjawab bersama SKPD melaksanakan pengendalian pencemaran dan penanggulangan kerusakan lingkungan dan koordinasi di lapangan serta menyampaikan rencana program pengendalian pencemaran dan penanggulangan kerusakan lingkungan kepada Walikota.

2.1.6. Kota Semarang dalam Perspektif Peraturan Walikota Nomor 5